07. Seperti hampa tanpa Hagan

634 99 6
                                    

^^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^

Sudah 1 Minggu setelah berbicara tentang Rafael yang harus menjauhi Hagan, sudah 1 Minggu juga Rafael dan Hagan benar-benar tak pernah bertemu. Entahlah, sepertinya dunia mendukung kata-kata Jendra untuk mereka berdua bisa jauh. Rafael tidak ingin menurut, namun Hagan yang akhir-akhir ini juga tidak begitu terlihat. Kata Yuda, dia benar-benar sibuk dengan pekerjaannya.

Hari ini, tepat hari Sabtu setelah ulangan selesai. Jam menunjukkan pukul setengah 8 malam. Sekolah mengadakan pentas seni untuk siswa-siswinya menampilkan bakat mereka masing-masing.

Di ruang musik, sudah ada Rafael, Yuda, dan juga teman-teman tim band-nya. "El, kenapa sih? Gue lihat-lihat dari sore lo murung terus?" tanya Yuda.

"Kak Zia dateng ngga?" tanya Rafael.

"Tumben lo nyari kakak gue? Jangan bilang lo suka kak Zia?! Gila lo El, kak Zia udah mau nikah! Lagian umur lo sama dia beda jauh. Ya walaupun gue tau umur nggak akan menjadi patokan tentang rasa."

El mendelik tajam mendengar ucapan sahabatnya itu, dengan kesal, tangannya bergerak memukul lengan Yuda sedikit kencang. "Aw—shh, sakit anjing!" Yuda berdesis nyeri.

"Lagian bacot lo kejauhan!" kesal Rafael.

"Ya terus lo kenapa nanyain kakak gue?!"

"Gue mau tau kabar bang Hagan!"

"Jangan-jangan seminggu ini lo mikirin aja bang Hagan kemana?" tanya Yuda. "Gue kan udah bilang, bang Hagan lagi sibuk kerja, dia baik-baik aja." ucap Yuda berusaha menenangkan Rafael.

"MARI KITA SAMBUT PENAMPILAN DARI ANAK-ANAK BAND DI SEKOLAH KITA!! SILAHKAN NAIK KE ATAS PANGGUNG!"

Suara MC dari atas panggung membuat percakapan mereka terhenti. Mereka berdua bersiap-siap dan berjalan mendekat ke arah panggung. Suara tepuk tangan dan teriakan dari siswa-siswi membuat mereka semakin bersemangat untuk menampilkan yang terbaik.

Mereka mulai memainkan lagunya, semua orang-orang menikmati penampilan mereka yang begitu menakjubkan.

"HUAAAA KEREN BANGET ADIK-ADIK GUE!!!" teriakan Zia yang sangat lantang tentu membuat Rafael dan Yuda menemukan dimana keberadaannya.

Setelah lagu selesai, mereka kembali turun dari atas panggung. Kakinya melangkah untuk menemui keberadaan Zia.

Zia tersenyum ketika keduanya menghampiri dirinya. "Keren!!!" pujinya, dengan tangan yang menunjukkan kedua ibu jari.

Mereka tersenyum bangga, "Makasih Kak!" ucapnya kompak.

"Kak Zia sendirian?" tanya Rafael.

HOME 2 : WHO? ( End✓ )Where stories live. Discover now