06. Guru dadakan

669 95 13
                                    

^^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 10 pagi. Di luar hujan deras, membuat rasa malas dan rasa kantuk menyerang kedua remaja yang sedang mendengarkan penjelasan Hagan dari berbagai materi yang memusingkan bagi keduanya.

Sudah berkali-kali Yuda menguap, membuat Hagan meliriknya berkali-kali.  "Bang, sumpah, gue ngantuk banget." ucapnya.

Hagan menghela nafas pelan, lalu menutup bukunya. "Yaudah istirahat dulu, nanti kita lanjut lagi."

"Ih apaan sih, tanggung loh bang? Gue bentar lagi ngerti. Nanti kalo di tunda, bakal buyar lagi otak gue." omel Rafael.

Mendengar ucapan Rafael, Yuda melirik sahabatnya sinis, sekaligus memukul pelan lengan Rafael. "Stop El! Gue nggak kuat banget!" ucapnya.

"Yaudah lo aja berhenti, gue mau lanjut." ucap Rafael pada Yuda. Lalu matanya kembali menatap Hagan. "Ayo bang! Tanggung banget, gue hampir ngerti." ucapnya.

Hagan terkekeh, lalu kembali membuka buku materi tersebut, dan kembali menjelaskannya pada Rafael. Sedangkan Yuda, sudah terbaring di atas karpet dengan mata yang sudah terpejam.

"Oh!! Oke, gue ngerti." ucap Rafael bersemangat, ketika ia berhasil mengerti dengan apa yang Hagan jelaskan.

Hagan tersenyum, ia lega jika Rafael cepat mengerti dengan apa yang ia jelaskan. "Bagus! Coba sekarang kerjain soal ini." ucap Hagan dengan menunjuk beberapa soal yang ada di buku itu.

Rafael mengangguk, lalu memulai untuk mengerjakan soal-soal itu dengan fokus. Disisi lain, sorot mata Hagan terus menatap Rafael yang tengah fokus mengerjakan soal-soal itu. Dalam hati ia bergumam bahwa Rafael benar-benar mirip dengan adiknya. Ia merindukan Rajawali. Dan mungkin, ketika Rajawali masih hidup, ia akan melakukan hal ini juga pada adiknya.

"Selesai!" hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk Rafael menyelesaikan beberapa soal itu.

Hagan mengakui dengan kehebatan otak Rafael. Remaja itu terlihat nakal dan malas, namun otaknya benar-benar tak bisa di ragukan.

"Cepet banget?" ucapnya.

Rafael mengangguk bangga, tak lupa senyuman khasnya yang membuat Hagan semakin teringat kepada Rajawali.

Hagan dengan segera mengambil alih buku Rafael, lalu memeriksanya apakah jawabannya benar, atau salah.

"Hebat!" ucap Hagan setelah mengecek semua jawaban Rafael tak ada satupun yang salah.

Rafael semakin tersenyum bangga, membuat Hagan mengacungkan kedua ibu jari padanya. "Keren El! Proud of you! Lo cepet banget langsung nangkep materi ini." ucapnya.

HOME 2 : WHO? ( End✓ )Where stories live. Discover now