08. Takut kehilangan lagi

527 80 1
                                    

^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^

Suara merdu Mandra yang mengisi ruangan penuh dengan alat musik itu membuat Jinan betah disana. Hari ini, pukul setengah 10 malam, Jinan tidak mempunyai jadwal di rumah sakit, maka dari itu ia bisa bermain di rumah Mandra sampai kapanpun yang dirinya inginkan.

Knop pintu ruangan itu terbuka menampilkan sosok Jendra yang baru datang, membuat Mandra menghentikan permainan musiknya.

"Kenapa berhenti?" tanya Jendra.

"Gue kira lo nggak bisa datang lagi." ucap Jinan.

Jendra terkekeh, lalu mengambil air minum yang sudah Mandra sediakan di atas meja. Ia mendudukkan dirinya pada sofa yang ada disana, tepat di sebelah Jinan.

"Sorry ya, gue akhir-akhir ini ngurus semua kerjaan bokap Zia, dia sakit." ucapnya.

Jinan mengangguk, "Anak kesayangan banget lo ya? Nggak kaget gue kalo tiba-tiba nanti lo jadi mantunya."

"Ngaco! Zia udah punya pacar, dan mau nikah." ucap Jendra di akhiri dengan kekehan kecil.

Mendengar itu, Jinan langsung mengingat kejadian kemarin malam ketika ia bertemu dengan Rafael di tempat makan, bersama dengan Zia dan juga kekasihnya, yang tak lain adalah Hagan.

"Lo tau nggak siapa pacar Zia?" tanya Jinan.

Jendra mengangguk, "Hagan." jawabnya santai.

"LO UDAH TAU?!" tanya Jinan tidak santai.

Jendra mengangguk, "Dunia sempeti banget ya?" tanyanya pada mereka, dengan tawa yang hambar. "Dia juga udah ketemu sama Rafael." lanjutnya.

Jinan mengangguk, "Kemarin juga gue sama Mandra ketemu Rafael di tempat makan, Jen. Dia bareng sama Hagan, sama Zia, dan Yuda."

"Hagan tau kalo lo berdua kenal Rafael?" tanya Jendra panik.

"Nggak. Kita ketemu Rafael pas dia mau ke toilet. Jadi Hagan nggak ngelihat kita." ucap Mandra.

Jendra menghela nafas lega. "Gue harap, jangan dulu sekarang. Gue masih nggak mau kehilangan seorang adik yang kedua kalinya. Rasanya sakit banget, Man, Jin." ucapnya pada kedua sahabatnya.

Ia benar-benar tulus menyayangi Rafael sebagai adiknya. Ia bahkan bekerja banting tulang semenjak masih menduduki bangku SMA. Jendra anak yang sangat nekat, yang berani membesarkan Rafael di usia muda. Padahal waktu itu, untuk menghidupi diri sendiri saja masih sulit.

"Kalau nanti dunia memaksa mereka untuk bersatu lagi, lo harus ikhlas ya Jen?" ucap Mandra, membuat tatapan mata Jendra padanya menjadi tajam.

"Gue boleh egois?" tanya Jendra.

"Semuanya akan kembali ke pemilik yang sebenarnya, Jen." balas Mandra.

"Gue udah ngurus dia dari kecelakaan itu, Man. Gue udah rubah semua hidup dia. Dia udah jadi Rafael, bukan Rajawali lagi. Rajawali udah mati 8 tahun lalu!" ucap Jendra.

HOME 2 : WHO? ( End✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang