22. Bahagia dan luka ( end )

677 100 20
                                    

^^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^

Jam menunjukkan setengah 8 pagi. Rafael atau  sekarang yang bisa kita sebut dengan nama aslinya yaitu Rajawali, tengah bersiap diri di kamar.

Setelah penantian beberapa tahun, akhirnya hari ini Hagan akan melaksanakan pernikahannya dengan Zia. Semalam juga, Rajawali memilih untuk tidur di apartemen Hagan, menghabiskan waktunya dan menghibur Hagan agar tak terlalu tegang untuk pernikahannya di pagi ini.

Ia menatap sebuah gitar yang baru saja di belikan oleh Jendra kemarin. Setelah kejadian itu, Jendra pulih dan keluar dari rumah sakit 3 hari yang lalu. Setelah kejadian itu juga, Hagan dan ketiga sahabatnya sudah baik-baik saja, walaupun masih ada sedikit kecanggungan.

Kemarin, Jendra izin ke Hagan untuk mengajak Rajawali pergi dan membelikan gitar seperti yang waktu itu ia janjikan. Dan kini, Rajawali tengah tersenyum menatap gitar yang terpajang di kamarnya.

"Raja?! Ayo cepat keluar!" ucap Cakra membuat Rajawali dengan cepat merapihkan kembali rambutnya, dan pergi keluar dari kamar.

"Ini yang mau nikah siapa sih sebenernya? Kenapa anak ayah yang ini lebih ganteng?" tanya Cakra, membuat Raja salah tingkah.

"Ayah ih!" omel Hagan tak terima.

Cakra tertawa, "Anak ayah ganteng-ganteng semua!" ucapnya.

Mereka terkekeh, lalu keluar apartemen. Akad nikah akan di mulai jam sembilan pagi. Dan sekarang jam masih menunjukkan pukul setengah delapan pagi.

Perjalanan dari apartemen menuju gedung pernikahan mereka membutuhkan waktu setengah jam. Mobil Hagan terparkir rapih di parkiran gedung itu. Disana, sudah ramai tamu yang berdatangan.

Sedangkan di dalam sebuah ruangan, sudah ada Zia yang jantungnya sedari tadi tak ada hentinya berdetak lebih cepat dari biasanya. Di ruangan itu juga ia tak sendiri, ada Yuda yang tengah memainkan game, alih-alih menghibur kakaknya agar tidak terlalu tegang.

Suara ketukan pintu membuat perhatian mereka teralihkan. Yuda bangkit dan membuka pintu itu. Anak itu tersenyum ketika matanya bertemu dengan mata Rajawali.

"Udah nyampe?" tanya Yuda, membuat Rajawali mengangguk.

"Gue boleh masuk?" tanya Rajawali membuat Yuda mengangguk.

"Wih, bidadari dari mana nih, Yud?" tanya Rajawali ketika menatap Zia.

Tentu saja Zia menjadi salah tingkah mendapat pujian seperti itu. "Nih, dari bang Hagan. Katanya jangan terlalu tegang!" ucap Raja dengan memberikan sebuah susu kesukaan Zia.

HOME 2 : WHO? ( End✓ )Where stories live. Discover now