03. Bertemu kembali setelah 8 tahun

789 118 1
                                    

^^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^

Sebuah cafe yang cukup luas dan terletak di pinggir jalan raya itu terlihat begitu ramai. Hagan memarkirkan mobilnya di parkiran cafe tersebut. Kakinya melangkah memasuki cafe dengan senyum yang terus mengembang.

"Hagan!" sumber suara itu membuat dirinya menoleh ke tempat paling pojok sisi cafe, dekat dengan barista.

Hagan tersenyum, lalu mendekat, dan memeluk manusia itu, yang tak lain adalah Jinan. "Gila, gue kangen banget!" ucap Jinan.

Hagan terkekeh, "Gimana kabar lo?" tanyanya, yang langsung di jawab anggukan dan acungan jempol oleh lawan bicaranya.

"Waduh temen gue udah jadi CEO nih." ucap salah satu pemuda yang tiba-tiba berada di sebelah Hagan.

Hagan menoleh, lalu terkekeh. "Alhamdulilah. Lo juga keren banget punya cafe seluas ini, di tambah cita-cita lo dulu terwujud kan buat jadi penulis lagu?" ucapnya membuat Mandra terkekeh. Kemudian tangan Hagan merangkul kedua temannya. "Keren nih temen-temen gue."

Hagan senang bisa bertemu lagi dengan kedua sahabatnya. Ketika berada di Prancis, ia selalu takut, bahwa ia tak akan lagi bisa bertemu orang-orang yang berperan dalam perjalanan hidupnya.

"Jendra kemana?" tanya Hagan.

"Jendra katanya nggak bisa ninggalin pekerjaannya." ucap Jinan.

Sayang sekali, padahal Hagan ingin sekali berkumpul dengan mereka bertiga. Tetapi Hagan memaklumi bahwa Jendra harus mementingkan pekerjaan di banding dirinya. Ia ikut bahagia, jika manusia yang dulu selalu bersamanya itu kini sudah sibuk dan memiliki pekerjaan yang layak.

"Lo balik ke sini sementara atau selamanya, Gan?" tanya Jinan.

"Yaelah, duduk dulu kek! Mau ngobrol sambil berdiri begini?" ucap Mandra ketika baru menyadari bahwa ketiganya masih sama-sama berdiri.

Dengan tawa Jinan yang menggelegar, akhirnya mereka duduk. "Kayanya gue bakal tinggal disini selamanya sih." jawab Hagan.

Mandra dan Jinan saling pandang, "Bokap lo disana gimana?" tanyanya.

"Dia sehat terus Alhamdulillah. Nanti kalo gue nikah juga dia sering kesini, atau bahkan dia juga bakal tinggal disini." jawab Hagan.

"Terus perusahaan yang di Prancis?" Jinan penasaran.

"Orang kepercayaan gue yang urus." Mereka berdua mengangguk-angguk paham.

"Bentar, lo nikah sama siapa anjir?" tanya Jinan beberapa detik berikutnya.

Hagan tertawa, "Nanti gue kenalin."

HOME 2 : WHO? ( End✓ )Where stories live. Discover now