17. Alasan yang sebenarnya

509 87 11
                                    

^^^

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

^^^

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam. Cafe Mandra sudah tutup lebih cepat dari biasanya. Kini, di dalam cafe sudah ada Hagan, Jinan, Jendra, Zia, Yuda, dan Rafael.

Setelah pertengkaran itu, mereka menjadi banyak diam. Dan saat ini, Mandra memutuskan untuk mengumpulkan mereka dan meminta Hagan untuk menceritakan tentang apa yang ia ucapkan sore tadi.

"Gan, lo masih nggak mau cerita?" tanya Jinan.

Hagan diam sejenak, lalu ia menghela nafas pelan. "Adik gue dulu di bully?" tanyanya.

Mandra menghela nafas kasar, lalu mengangguk. "Sama Arya. Maaf kita nggak kasih tau lo."

"Ngapain minta maaf? Dia yang nggak ada kabar kok." sahut Jendra, membuat mereka menoleh padanya.

Hagan terkekeh, ia mengangguk. "Gue nggak pantas di sebut sebagai abang kan Jen? Gue gagal jagain adik gue. Gue juga selalu di hantui sama penyesalan itu. Dan kalo lo mikir hidup gue selalu bahagia, lo salah, Jen." ucapnya.

"Delapan tahun itu nggak sebentar, dan gue selalu di kejar-kejar sama rasa penyesalan. Gue bingung, setiap hari gue menyalahkan diri gue sendiri. Gue hilang arah waktu itu, Jen. Seperti yang lo semua tau, Raja itu nyawa gue. Dia kekuatan gue buat bisa hidup di bawah tekanan Ayah." ucap Hagan. Lalu ia melirik Rafael yang duduk di sebelah Jendra.

"Gue salah Jen disini. Gue udah curiga sama sahabat gue sendiri yang dulu selalu gue percaya. Harusnya gue nggak boleh egois buat maksa kalo Rafael itu Raja. Pada dasarnya, adik gue udah mati delapan tahun lalu. Maaf karena gue susah nerima itu, dan selalu anggap Rafael adik gue. Lo nggak perlu jauhin gue sama dia, dan lo juga nggak perlu diemin gue kaya gini. Gue udah nerima kematian Rajawali kok. Dan dia, Rafael, adik lo." ucapnya.

Entah mengapa, ketika mendengar ucapan itu, hati Rafael sakit. "Gue nggak akan rebut dia dari lo. Jadi, lo nggak perlu khawatir." lanjut Hagan.

Ia menghela nafas pelan, "Dan tentang ucapan gue tadi ke Arya, Rajawali itu bukan anak Ayah Cakra." ucap Hagan membuat mereka terkejut.

"Om Putra itu cinta pertama Bunda. Sedangkan sama Ayah, dia di jodohin. Tapi ternyata, Bunda hamil anaknya Om putra, yaitu Rajawali. Ada sebuah kecelakaan waktu Bunda kerja di luar kota, bareng sama Om Putra." ucap Hagan.

"Ayah lo tau?" tanya Mandra.

Hagan mengangguk, "Makannya Ayah waktu itu emosi banget pas tau Bunda satu kerjaan lagi sama Om Putra. Dia nggak bisa tahan emosi, dan memilih buat pisah sama Bunda. Alasan dia nggak bawa Raja, karena dia harus balikin Raja ke pemiliknya. Pada dasarnya, semenjaga dan selama apapun Ayah ngebesarin Raja, anak itu bukan anak dia. Dan dia harus balikin ke pemiliknya."

HOME 2 : WHO? ( End✓ )Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon