I.5. Ide

8.5K 1.5K 287
                                    

Ide bukan ditunggu, ia tak akan datang sendiri.
Ide harus dicari, pasti ketemu.

Masih ingat apa saja bahan baku untuk diolah mesin pembuat cerita di dalam dirimu?

Pengalaman pribadi

Ini paling mudah, tersedia setiap saat. Nah, jangan merasa pengalamanmu biasa-biasa saja, enggak keren, enggak dramatis, enggak yakin ada yang pengin baca. Semua tergantung pada cara kamu mengolahnya. Mesin kamu. Bukan pada bahannya. Jadi, coba deh mulai hargai pengalamanmu sendiri. Tulis di buku harian. Sesepele apa pun menurut kamu, pasti ada gunanya. Banyak cara untuk menyulap bahan itu menjadi hidangan istimewa. Dramatisasi adalah salah satunya. Lagipula, apa yang kamu kira enggak istimewa, belum tentu orang lain menganggap begitu. Ingat ini: setiap pribadi itu unik. Kamu unik. Pengalaman kamu pasti unik. Seperti kamu pengin merasakan pengalaman ala seleb, seleb juga pengin merasakan pengalaman ala kamu.

Kalau tokoh di setiap cerita yang kamu baca di Wattpad pada nge-starb*c* , sampai hafal menunya, belum tentu loh penulisnya suka nongkrong di sana. Mahal. Aku yang punya penghasilan sendiri dan bisa suka-suka beli  saja, enggak akan bela-belain. Bayangkan anak SMA, yang uang sakunya masih dari ortu, masa sih sering mampir ke situ? Logis enggak, terkait keseluruhan cerita? Benarkah gejala konsumerisme dan gaya hidup seperti itu sudah mencengkeram remaja?

Atau, tanpa sadar kamu ikut membudayakannya? Lewat cerita, seolah hal itu biasa saja. Yang membaca pun jadi merasa biasa saja. Lalu menulis hal yang sama. Loop. Peka sedikit dengan lingkunganmu. Gaya hidup seperti apa yang wajar untuk tokohmu? Jangan asal meniru. Asal tahu saja, kamu perlu mengeluarkan minimal selembar 50rb-an untuk satu cup tall (apalagi yang grande, venti, dan trenta)  segala varian frappuccino atau tea latte atau macchiato. Ada kembalian? Haha... tinggal receh.

Tapi kan bisa hang out lama dengan WiFi gratis. Kamu bisa protes begitu. Halooo.... dengan uang segitu, tokoh kamu bisa isi pulsa untuk Internetan dan hang out di tempat yang lebih masuk akal dan cocok dengan background/karakternya.

Kreatif ya.

Bukan berarti enggak boleh. Cuma buatlah ceritamu dan tokohmu believable, konsisten. Jadi pembaca bisa relate.

Apa kabar dengan kesenangan nongkrong bareng teman-teman ngebakso di kantin depan sekolah? Apa kabar dengan bakwan fresh dari penggorengan di belakang sekolah yang aromanya masuk jendela dan mengganggu konsentrasi belajar?

Gali pengalamanmu dulu. Banyak harta karun di sana. Percayalah.

Pengalaman orang lain

Buka mata telinga. Kamu pasti banyak mendengar atau membaca tentang kejadian yang dialami orang lain. Sama seperti pengalaman pribadi, jangan terlalu silau dengan kejadian heboh, dramatis, dan sensasional. Banyak kok yang menyentuh hati walau terkesan biasa-biasa saja.

Hasil membaca

Bacaan akan memicu otakmu untuk membuat koneksi. Kamu bisa memaknai hal yang sama dengan cara berbeda dari orang lain. Berbeda pula dari penulis aslinya. Ide-ide baru akan muncul tersulut oleh kata, kalimat, karakter, atau alur cerita orang lain. Jadi, banyak-banyaklah membaca. Dan carilah bacaan yang memprovokasi pikiranmu. Karena waktu kamu sangat berharga.

Jangan membaca genre yang kamu suka saja. Siapa tahu, genre lain akan membuatmu klik, dan membuka dunia baru untuk dieksplorasi.

Aku sudah melakukan semua di atas, tapi ide tetap macet. Aku punya bahan tapi enggak ada ide untuk memulai.

Untuk memulai sebuah cerita, kamu tumbuhkan benih ide. Lakukan curah gagasan (brainstorming ) dengan 5W1H (Who, What, Why, Where, When, How).

Wawancarai kamu sendiri:

Siapa

Kenali calon tokohmu seperti kamu mengenali dirimu sendiri. Berfokus pada protagonis dan antagonismu dulu.

Apa 

What happens?  Ah, aku sudah punya ide tentang apa yang terjadi, tapi ternyata sudah ada yang menulis model begitu. Tenang. Sepuluh orang menulis tentang tabrakan berujung jadian, bisa menghasilkan sepuluh macam cerita yang berbeda. Memang klise. Tapi kamu bisa mengolahnya menjadi sajian fresh dengan sudut pandang baru ala kamu yang unik.

Mengapa

Ini yang sering dilupakan. Tokoh kamu bergerak seperti wayang, dan kamu dalangnya. Kamu gerakkan dia suka-suka kamu. Jadilah dangkal. Kayak wayang kulit yang dua dimensi, enggak ada kedalaman. Beri tokoh kamu motif  dan latar belakang dia melakukan hal yang dilakukannya. Bukan karena penulisnya maunya begitu.

Di Mana

Setting lokasi, luaskan jangkauan, jangan cuma seputar sekolah dan rumah.

Kapan

Setting waktu, luaskan jangkauan, jangan cuma present time. Gali sejarah dan terbanglah ke masa depan.

Bagaimana

Konflik dan resolusinya; ini bisa belakangan. Sekalinya kamu menciptakan karakter yang kuat, bagian ini mengalir sendiri.

Gunakan mindmap seperti ini untuk memudahkan kamu brainstorming. Isi dengan apa yang kamu pikirkan tentang karakter utama kamu.

 Isi dengan apa yang kamu pikirkan tentang karakter utama kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini mindmap sederhana untuk karakter protagonis. Lebih lengkapnya nanti di bab karakter.

Jadi, tidak ada lagi keluhan enggak ada ide. CARI, maka akan KETEMU.

Salam kreatif.

A Sweet Treat For Wattpad AuthorsWhere stories live. Discover now