II.4 Emosi

3.1K 502 41
                                    

Inilah yang kamu dapatkan saat membaca fiksi yang baik:

1. Cerita yang bagus.

2. Karakter yang relatable. Kamu bisa mengidentifikasi diri dengannya. Kesempatan menjadi orang lain sekaligus memahami diri sendiri.

3. Pelajaran hidup, tanpa harus mengalami sendiri. 

4. Pengetahuan.

5. Hiburan dan fantasi.

6. Terakhir dan terpenting: peningkatan konektivitas dan fungsi otak.  Fiksi memperkuat proses ini dengan memicu reaksi emosional. 

Fiksi mengajak pembaca menyelami dunia yang berbeda, mengalami kejadian di luar keseharian, dan merasakan emosi di luar yang biasa dirasakan. Penulis dan pembaca tahu, cerita fiksi ya fiktif, hanya karangan. Tapi emosi yang terpicu saat membacanya nyata adanya. Pembaca dapat merasakan takut, sedih, marah, berduka, dan gembira. Mereka bisa tertawa dan menangis, bergidik dan menjerit.

Bagaimana agar tulisanmu dapat membangkitkan reaksi emosi sekuat itu?

Bagaimana agar pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan si tokoh?

Dengan kata-kata. Itu saja. Apa lagi coba?

Iya, tapi itu kan mudah dikatakan, sulit dipraktikkan!

Enggak juga. Mudah dikatakan, tidak sulit dipraktikkan. Cuma dua hal yang perlu kamu lakukan.

Pertama, kamu harus punya kosa kata yang luas. Banyak membaca,  enggak ada cara lain, agar kamu punya amunisi untuk menggambarkan emosi secara kreatif dan efektif.

(Bukan promosi, tapi kalau mau contoh cerita yang kaya olah-emosi, bacalah Write Me His Story, dan cerita-ceritaku yang lain di Wattpad ini). 

Kedua, gunakan kata-kata yang kamu dapatkan dalam tulisanmu.

Poin-poin berikut ini dapat kamu coba untuk mengasah kemampuanmu:

1.Ceritakan adegan dengan menunjukkan, kurangi memberitahu (more showing, less telling ).  Jangan melaporkan si tokoh merasa takut atau berduka. Pembaca tidak akan terbawa takut dan berduka karenanya. Tunjukkan melalui dampak emosi yang dirasakan si tokoh. 

Setiap emosi kuat memicu:

a. Tanda-tanda fisik.

Misalnya, mengepalkan tangan karena kemarahan, menggaruk-garuk pipi karena gugup, banyak ngemil karena stress, terduduk karena syok, dll.

b. Sensasi internal.

Misalnya, rasa seringan bulu saat bahagia, kepala terasa membesar karena bangga, ada sensasi berkelepak di dada saat mengantisipasi kedatangan orang yang dicintai, mulut kering karena takut, dada terasa sempit saat tertekan, dll.

c. respons mental.

Misalnya, melamun, ingin bersembunyi, kebas atau mati rasa, ingin muntah, dll.

Amati dan catat ketiga dampak itu pada diri kamu sendiri saat mengalami emosi. Gunakan waktu kamu menulis. Contoh:

Julie ketakutan. (telling)

Julie merasa bulu-bulu halus di punggungnya berdiri dan yakin sesaat lagi akan ada yang menyentuhnya dari belakang. Ia tidak ingin menoleh karena tahu apa yang akan dihadapinya. (showing dengan tiga dampak emosi)

Memang jadi lebih panjang. Tapi itulah esensi menulis fiksi. Lazy writing will not do. Kamu harus rajin. Sejalan waktu, kamu akan tahu kapan harus showing, kapan cukup dengan telling, dan kapan menggabungkan keduanya.

2. Ciptakan karakter yang mudah dicintai, agar pembaca bisa mengidentifikasikan diri dengannya.

Bantulah pembaca mengenal karaktermu dengan baik. Bukan dengan information dump kayak membacakan biografi, tapi dengan perilaku dan sifatnya yang khas. Jika identifikasi tercipta, maka emosi karakter menjadi emosi pembaca. 

3. Ciptakan karakter dengan kelemahan manusiawi dan tindakan keliru. Jika kelemahan ini sesuatu yang dibenci pembaca, maka respons emosi akan mudah terpicu.

4. Tulis adegan emosional. Tapi jangan cheesy, jangan overdramatic. Dengan pilihan kata yang tepat, adegan emosional bisa tercipta.

5. Jangan ragu untuk 'membunuh' karaktermu jika memang itu masuk akal. Atau merenggut apa pun yang ia cintai.

6. Beri petunjuk pada pembaca apa yang akan terjadi. Teaser, penundaan, ansitipasi, memberi efek dramatis dan emosional pada ceritamu. Ingat apa yang dirasakan Wynter saat menunggu Wynn bicara di WMHS?

7. Pilih kata-kata yang tepat dan efektif. Metafora, perbandingan, bagus untuk menjelaskan situasi dan perasaan dengan efektif.

8. Ciptakan situasi penuh risiko buat karaktermu.

9. Buat karaktermu berpacu dengan waktu.

10. Paksa karaktermu memilih. Keputusan yang sulit, jebakan buah simalakama.

11. Gerakkan cerita, jangan kelamaan berkilas balik atau berdialog panjang tanpa isi.

12. Tulis adegan realistik dengan konflik realistik. Bahkan dalam genre fantasi, semuanya harus terasa nyata di dunia ciptaanmu.

13. Kejutkan pembaca dengan memelintir cerita ke arah tak terduga.

14. Sesuaikan irama dengan emosi yang ingin kamu ciptakan. Gunakan kalimat pendek-pendek untuk situasi tegang dan sedih.

Contoh:

Hya menarik Wynn untuk lari lebih cepat. Belok kanan, belok kiri. Lurus. Belok lagi. Serumit inikah tadi? Rasanya enggak melewati toko perabot itu. Tapi Hya lari dengan yakin, membelok lagi di percabangan gang. Aku mengikuti. Jalan buntu. (WMHS)

Contoh lain: Di WMHS versi Wattpad, ada tiga bab emosional yang aku tulis dengan bentuk liris.

Gunakan kalimat panjang untuk melambatkan momentum.

Tiger mengerang. Mukanya yang membentur lantai terasa sakit. Beban di punggungnya membuat ia tidak bisa lincah memilih tempat pendaratan. Masih untung ia yang berada di bawah. Tapi yang didengarnya malah nada protes Brick. Menyebalkan. Tiger masih tengkurap meski Eilen sudah bangkit.

15. Kurangi detail yang tidak perlu atau tidak relevan. Kurangi dialog kosong.

16. Manfaatkan setting untuk memengaruhi pembaca dan mempertajam respons emosinya.

Pertimbangkan baik-baik di mana sebuah adegan harus terjadi. Pantai akan menghasilkan mood yang berbeda dibandingkan mal atau sekolah.

17. Gunakan kata-kata yang mengaktifkan pancaindra pembaca agar adegan terasa lebih nyata.

Gunakan gabungan metode di atas untuk menyentuh pembaca secara emosional. Jangan ragu mencampurkan emosi yang dirasakan dalam satu waktu. Misalnya rasa takut dibumbui sarkasme, dark humor, dll. untuk mempermainkan perasaan pembaca.

Bisakah membuat pembaca menangis sekaligus tertawa?

BISA.

Wynter di WMHS jagonya.

Bisakah membuat pembaca gemes, geli, dan sedih di waktu yang bersamaan?

BISA.

Rayn dan Ardi di PELIK contohnya.

Bacalah, pelajari teknikku. Lebih efektif dalam praktiknya di cerita-cerita yang kutulis. Teori ini hanya pelengkap. Untuk mendefinisikan apa yang kulakukan.

Semoga bermanfaat.

Salam kreatif

Ary.

A Sweet Treat For Wattpad AuthorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang