1.7. Just Write!

6.9K 1.2K 548
                                    

Menulislah dengan hati. Kepala bekerja belakangan.

Artinya, pada saat kamu memulai, biarkan hati kamu yang berbicara. Ikuti perasaanmu. Lupakan segala macam aturan dan keinginan untuk sempurna dalam sekali jalan. Baru setelah selesai, lakukan edit, revise, and rewrite (ERR)*  dengan segenap pengetahuan dan kekritisanmu.

Bisakah kita menulis langsung sempurna saat baru mulai? Bisa saja, kalau kamu sudah terlatih dan sangat berpengalaman.

Pada kenyataannya, penulis sekelas Stephen King pun perlu menjalani Self-ERR.  Itu pun dari naskahnya yang 700 halaman, dipangkas oleh editor penerbit jadi 400-an saja.

Aku sendiri menulis satu bagian sebanyak 2000 kata paling dua-tiga jam. Tapi proses SELF-ERR membutuhkan waktu berjam-jam. Pengalaman menjadi editor sangat membantu mempercepat ERR. Meskipun tidak menghindarkan dari typo sepenuhnya. Namanya manusia, ada saja yang ketinggalan.

Dan pembaca Wattpad paling suka/jeli menunjukkan typo itu, sampai lupa mengomentari ceritanya sendiri atau penulisan secara umum yang sebetulnya minim kesalahan. Haha. Terima kasih.

Kembali  ke awal menulis.

Tulis saja. Jangan memikirkan segala kekhawatiran seperti ini:

1. Ini ideku sendiri, tapi aku khawatir sudah ada yang pernah menulisnya. Nanti dikira meniru/menjiplak.

Setiap orang punya pemikiran, pengalaman, dan pemahaman masing-masing. Itu menjadikan kamu unik, tidak ada duanya. Ide yang keluar dari kepala kamu harusnya merupakan hasil pengalaman, pemikiran, dan pemaknaan yang khas kamu. Coba gunakan itu. Kembali ke diri kamu sendiri. Jangan mencoba jadi orang lain. Sepuluh orang menulis tentang karakter bad boy dan nerd girl, kamu masih bisa menjadi orang kesebelas yang menulis dengan karakter seperti itu. Kalau kamu jadi diri sendiri, menulis dari hati, pengalaman, dan pengetahuanmu, hasilnya akan beda dengan lainnya. 

Memang sih, alangkah baiknya kalau kamu menggali dulu hal-hal unik yang kamu banget, daripada mengikuti apa yang sedang trend.

Tapi apa pun idemu, tulis saja, karena ini akan jadi ajang latihan. Tangga pertama. Kamu tidak bisa naik kalau tidak mulai memanjat.

2. Aku pemula, bakal ada yang baca enggak ya ceritaku?

Kamu pemula, oke. Semua penulis di dunia ini pernah menyandang sebutan itu. Maka menulis sajalah dulu. Jangan memikirkan ada yang baca atau tidak. Kalaupun tidak ada yang membaca, so what? Kamu sudah menulis, selesai, itu sudah kemajuan, prestasi. Penulis adalah orang yang menulis. Bagaimana kamu jadi penulis kalau tidak segera mulai menulis. Pembaca datang setelah ada tulisan yang terhidang. Bukan sebaliknya.

3. Aku enggak paham betul teknik menulis yang baik dan benar, bagaimana nanti kalau dibantai habis oleh pembaca?

Tidak paham teknis menulis? Fine, pelajari sambil jalan. Tapi tulis dulu ceritamu. Kamu akan tahu di mana kekurangan kamu, apa yang sulit, saat kamu sudah menjalaninya. Ibarat kamu masuk ke labirin, kamu baru tahu ada jalan buntu kalau sudah berada di depan tembok. Saat itu, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan: cari jalan lain. Bagaimana? Belajar. Misalnya, kamu sedang menulis deskripsi karakter. Duh, kok garing sih. Kok gini-gini saja. Nah, kamu tahu apa yang harus kamu cari dan pelajari: Cara mendeskripsikan karakter. Belajarlah pada cerita-cerita yang bikin kamu ingat banget karakternya. Tapi belajarlah dari buku yang sudah terbit yang ceritanya bukan dari Wattpad. Kenapa? Nanti kujawab di belakang.

4. Aku punya ide tentang tokoh-tokohnya, tapi setelah baca-baca, kok banyak sih yang mirip.

Nyambung dengan contoh nomor 3 di atas. Sebutan boleh sama, bad boy. Deskripsi dan ceritanya buatlah berbeda. Jangan sampai kamu jatuh pada klise dan deskripsi seadanya. Gunakan panca indra dan perasaan kamu sendiri dalam menggambarkan tokoh-tokoh kamu. Perlu latihan, perlu keterampilan. Ya, itu akan terbangun setelah kamu mulai menulis.

A Sweet Treat For Wattpad AuthorsWhere stories live. Discover now