II.6 Dialog

5.3K 750 194
                                    

Cerita yang isinya cuma dialog, alurnya akan terasa lambat, kurang efisien dalam menyampaikan informasi, dan penulis akan terjebak dalam pingpong kata-kata yang tidak ada gunanya dalam membangun cerita.

Cerita yang kurang dialog, alias narasi dan deskripsi berkepanjangan, kalau penulisnya tidak terampil mengolah kata, akan membuat pembaca bosan dan lelah mata.

Jadi penempatan dialog perlu keseimbangan dan ketepatan.

Apa sebetulnya dialog?

Dialog adalah salah satu elemen penting dalam fiksi. Dialog tidak sekadar menyalin percakapan dari dunia nyata, tetapi ditulis dengan cermat untuk menghasilkan manfaat berikut:

 --> Dengan efektif menyampaikan pemikiran dan emosi tokoh.

--> Menguatkan karakter dengan gaya tutur khas.

--> Menjadi tempat istirahat mata pembaca di antara deskripsi yang rapat.

--> Membawakan alur dengan lebih lambat.


Aturan Dialog

Struktur

--> Setiap kali berpindah pembicara, mulailah pada paragraf baru.

--> Ucapan, tindakan, dan atribusi yang dikaitkan dengan ucapan pembicara membentuk satu paragraf.

--> Kalaupun pembicara hanya mengucapkan satu kata, tanpa atribusi atau tindakan, tetap di paragraf terpisah.

--> Mulai paragraf baru untuk menarik perhatian pembaca pada karakter yang berbeda, meskipun karakter itu tidak berbicara.Tidak perlu ganti paragraf jika topik masih sama dan pembicaranya sama juga. Tapi kalau ucapan sudah terlalu panjang dan beralih topik, ganti paragraf tanpa kutip akhir.

--> Cara lain kalau paragraf menjadi terlalu panjang atau topik pembicaraan berubah, geser fokus sebentar ke karakter lain sebagai jeda, misalnya dengan menunjukkan reaksinya di paragraf baru.


BAIK:

"Kaupikir bisa seenaknya memperlakukan aku seperti ini?" kata Julie.

"Aku–"

"Jangan menyela, Sam. Aku belum selesai." Julie berseru sambil melemparkan buku itu ke dinding. "Kau tidak bisa melakukan ini dan berharap aku diam saja."

"Aku tahu kau marah," ucap Sam.

Julie mendengkus.

"Bisakah kita bicarakan lagi?" Sam nyaris berbisik.

BURUK:

"Kaupikir bisa seenaknya memperlakukan aku seperti ini?" kata Julie. "Aku–" "Jangan menyela, Sam. Aku belum selesai," Julie berseru  sambil melemparkan buku itu ke dinding. "Kau tidak bisa melakukan ini dan berharap aku diam saja."

"Aku tahu kau marah," ucap Sam. Julie mendengkus. "Bisakah kita bicarakan lagi?" Sam nyaris berbisik.


Pilihan Atribusi

Atribusi adalah cara penulis memberitahu siapa yang berbicara. Jika pemisahan paragraf dilakukan dengan benar pada setiap pergantian pembicara, maka kamu tidak perlu memberitahu siapa yang berbicara di setiap paragrafnya. Tiga-empat paragraf sekali sudah terlalu sering.

Ada beberapa cara untuk memberitahukan siapa yang berbicara:

Kata, ucap, ujar: paling mudah dan tidak terlalu mengganggu alur. Tapi jika terlalu sering digunakan akan menimbulkan kebosanan.

A Sweet Treat For Wattpad AuthorsTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon