Crap! (Daverick POV)

20.4K 1K 4
                                    

Gue masuk ke dalam cafe dan menemukan malaikat itu sedang memesan beberapa minuman. Mulai dari teh, jus sampai kopi, dia memesan semua itu. Ada satu minuman yang menarik menurut gue, minuman yang terbuat dari kopi, susu coklat, susu kental manis, dan sedikit creamer juga es batu. Minuman kesukaan sohib gue, Rio. Tapi, gak mungkin juga itu Rio yang pesan

Gue melangkah dan berdiri di belakangnya. Selesai memesan malaikat gue bergeser, dan saat dia bergeser wangi parfumenya tercium sama gue, perpaduan wangi baby, dengan vanila dan wild lavender. Gue memesan kopi kesukaan gue sesekali melirik ke arah malaikat di samping gue ini

"Ini pak pesanannya" ucapan pelayan cafe membuat gue tersadar

Gak lama gue liat dia keluar dari Cafe dan tentu aja gue ikutin. Gue liat seorang pria berpakaian rapi menghampiri dia dan membawakan pesanan di tangan malaikat itu

"Oke, dia anak orang berada"

Gue segera berjalan ke mobil gue, memakai kembali kemeja seragam gue. Bergegas pulang sebelum granny murka.

"Darimana kamu?!"

Pertanyaan yang paling males gue dengar, justru menjadi hal pertama yang gue denger saat gue baru menginjakan kaki di dalam rumah. Tunggu dulu! Ini bukan suara granny. Tapi...
Gue membalikan badan gue dan bener dugaan gue, mereka sedang berdiri sambil melihat ke arah gue

Yang satu masih pake stelan jas rapi dan yang satu lagi masih pake gaun cantik. Ya, siapa lagi kalau bukan nyokap sama bokap gue. Pemilik rumah ini yang justru malah paling tidak pernah nampak di rumah ini

"Mommy tanya dari mana kamu?!"

"Dari sekolah"

"Mana ada sekolah sampai jam segini! Terus itu baju kenapa kotor banget gitu?! Banyak darah disana-sini. Abis berantem kamu?!"

Gue memutar bola mata gue. Jengah dengan omelan mereka

"Kalau ditanya sama orang tua tuh jawab!"

"Hn"

"Kenapa diam? Bukan jawab!"

Gue males banget sebenernya jawab pertanyaan nyokap gue ini. Gak bermutu banget. Gue melirik bokap gue yang sudah memasang wajah sangar. Gue rasa dia sudah siap menampol gue kalau gue salah kata sedikit aja ke nyokap gue

"Pertanyaan yang mana yang harus Dave jawab?" Tanya gue sekenanya

"Darimana kamu?"

"Dari sekolah mom"

"Jangan bohong! Mana ada sekolah sampe jam segini!"

"Oke, Dave memang pulang jam satu tadi"

"Terus kamu kemana dulu?!"

"Langsung balik"

"Kenapa baru sampe? Apa gunanya mobil sport kamu kalau dari sekolah kamu kesini butuh waktu lebih dari sejam!"

"..."gue lebih milih diam dari pada jawab pertanyaan aneh nyokap gue

"Itu baju kenapa kotor banget?!"

"Berolahraga?"

"Berolahraga? Olahraga apaan yang bikin baju penuh darah? Berantem?! Sama siapa? Kamu gak cape apa buang-buang tenaga percuma kayak gitu! Mending kamu belajar saja! Lebih bermanfaat!"

"Bukan maunya Dave, mom. Mereka yang cari gara-gara"

"Siapa?" Suara berat daddy memenuhi ruangan

"Anak Spring" gak perlu dua kali bokap gue nanya gue langsung jawab daripada begitu yang kedua pake bogem

Gue liat bokap ngeliatin gue, berusaha mencari jejak kebohongan

"Liat aja mobil Dave kalau daddy gak percaya"

"Mobil? Apa hubungannya sama mobil kamu?" Tanya nyokap

"Mereka berhentiin mobil Dave dan memukuli mobil Dave pakai kayu dan melempari mobil Dave dengan batu. Sudah ah, Dave mau ke kamar. Mau mandi sudah lengket"

Gue menaiki tangga menuju ke lantai atas, sambil memutar-mutar kunci mobil gue

"Kenapa kamu lawan mereka? Kamu kan bisa menghindar" ucapan nyokap membuat gue berhenti

"Mommy gak tahu aja apa yang bakal mereka bilang kalau Dave menghindar" gumam gue

"Bicara yang jelas Dave!!"

Gue terdiam menatap bokap dan nyokap gue dari atas tangga

"Baru pulang saja sudah ngomel-ngomel. Biasanya juga gak pernah ada di rumah!" Gumam gue lagi dan sepertinya bokap mendengar apa yang gue bilang

Gak butuh waktu lama sampe gue terlempar dari tempat gue berdiri ke lantai dingin di bawah

"Kkhhh..." Ringis gue saat badan gue mendarat dengan mulusnya di lantai

Heran? Tidak usah heran, karna bokap gue lah yang melempar gue dari atas tangga

"Bicara yang sopan! Dia ibumu!! Kami orang tuamu!!!"

Bugh

Satu tendangan bersarang di kaki gue, pelakunya? Ya tentu bokap gue

Bugh

Tendangan kedua sukses mengenai bagian antara perut dan dada gue. Gue cuma bisa meringis

"Berdiri!!!" Perintah bokap gue

Gue berdiri meski harus meringis kecil. Aneh! Kenapa bagian perut gue mual? Kenapa juga bagian yang ditendang bokap gue rasanya sakit banget? padahal biasanya gak kenapa-kenapa

"Uhuk..." Gue terbatuk

"Dave!" Pekik nyokap gue kaget

Gue cuma bisa ngerasain rasa anyir di lidah gue dan pas gue ngeliat ke lantai, gue baru tahu kalau tadi itu gue batuk darah

"Uhuk.. Uhuk..." Gue kembali terbatuk karna perut gue masih mual dan dada gue mulai nyeri dan sesak

Nyokap gue mulai berjalan menghampiri gue. Nyokap memegang lengan gue dengan muka khawatir

"Kamu gak apa Dave?"

"Gak apa mom" gue berusaha meyakinkan nyokap gue

"Dave" panggil nyokap gue

"Dave gak apa mom, Dave ke kamar dulu"

Gue akui nyokap gue memang sibuk dan gak pernah stay di rumah. Tapi, begitu mendengar gue sakit bahkan cuma demam doang, gak peduli dia ada di ujung dunia sekalipun dia bakal langsung balik cuma buat ngecheck keadaan gue. Nyokap gue itu tetep ibu terbaik meski gak pernah ada di rumah

"Bi, telfon dokter" suruh Mommy pada salah satu pembantu di rumah gue

Gue masih berjalan menuju ke tangga, rasa sakit dan mual masih terasa di perut gue. Dan sialnya rasa mual itu malah makin jadi tiap gue melangkah

"Hoek..." Akhirnya gue memuntahkan apa yang tertahan di tenggorokan gue sejak tadi. Dan yang gue muntahkan adalah darah

"Tuan muda!" Ujar beberapa pelayan kaget

Brughh

Kaki gue terasa lemas, badan gue terduduk aja di pijakan pertama tangga rumah gue dengan tangan masih memegang pegangan tangga

"Dave!" Ujar Nyokap dengan nada khawatir yang paling gak pengen gue denger dari nyokap gue

"Rayzen Adrious Ardlan! Cepat bantu putramu!"

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Where stories live. Discover now