Her Decision

9.6K 515 4
                                    

Tiga bulan. Ya sudah tiga bulan dan Daverock masih saja menutup matanya rapat-rapat. Erika masih setia menjaganya, tak jarang juga Erika menguping pembicaraan sang ayah dengan calon mertuanya

"King... Kalau aku pergi, apa kamu akan marah?" Tanya Erika

"Bangunlah king... Aku bingung" lirih Erika

Suara pintunyang terbuka membuat Erika menoleh. Kayla. Dia datang untuk menggantikan Erika. Erika berdiri dan memeluk Kayla seolah Kayla sudah menjadi ibunya

"Aunty, sudah pulang?"

"Hn. Baru saja. Uncle dan ayahmu sedang berbincang"

Erika mengangguk berpura-pura tidak tahu. Meski dia sudah mendengar perbincangan kedua orang itu

"Bagaimana Dave?" Tanya Kayla

Erika menggeleng

"Uncle Jammy hanya bilang, luka-luka sudah mengering dan hampir sembuh. Tapi, kenapa Dave belum bangun uncle juga tidak tahu" ujar Erika

Kayla mengangguk pasrah

"Oh iya, Rika"

"Ya aunty?"

"Ini untukmu" Kayla menyodorkan sebuah paper bag pada Erika

Erika membuka dan melihat isi paper bag itu. Sebuah mantel dan syal

"Terima kasih aunty. Harusnya aunty tidak perlu repot-repot membelikan ini...."

"Tak apa. Aunty gak repot kok"

"Duduklah dulu aunty, biar Rika buatkan teh untuk aunty"

Erika beranjak ke dapur kecil di kamar itu dan membuat secangkir teh hangat. Dia kembali dan duduk di sebelah Kayla dengan cangkir teh di tangannya

"Bagaimana bisnis aunty?" Tanya Erika

"Biasa saja. Uncle yang mengurus semuanya. Aunty hanya menjadi sekretarisnya saja"

Erika mengangguk paham

"Nanti, kalau Dave memegang L'Louch co., kamu yang akan jadi sekretaris pribadinya"

Erika tersenyum kecil dengan rona merah di pipinya

"Sepertinya itu akan menjadi PR untuk Rika, aunty"

Kayla tertawa

"Ya, kamu harus mulai belajar sayang. Belajar menjadi sekretarisnya"

Erika mengangguk, dia berdiri dan menghampiri Daverick, menggenggam tangan sang kekasih dengan erat

"Asal Dave bangun, Rika akan belajar melakukan semuanya. Termasuk mengurus rumah dan hal lainnya" ujar Erika

Kayla tersenyum simpul

"Dia pasti bangun Rika. Pasti"

Erika mengangguk. Erika pamit pulang setelah sang ayah menjemputnya dan mengajaknya pulang. Karena sang ayah harus terbang ke Marvinia bersama sang ibu. Erika kembali ditinggalkan di mansion Dimitry bersama sang kakek dan nenek juga sang paman

"Hhh..."

Erika membaringkan badannya di ranjang king size miliknya. Pikirannya melayang, mengingat pembicaraan sang ayah dengan calon mertuanya

"Biar bagaimana pun, Erika dan Daverick menjadi incaran mereka. Sampai saat ini saja anak buah lo dan juga dia tidak mau mengaku siapa yang menyuruh mereka. Akan sangat sulit menemukan dalang di balik semua ini" ujar Rayzen

"Alexander masih aman, anak itu bisa melindungi dirinya sendiri. Dave juga cukup bisa menjaga diri. Gue sudah melihat kemampuannya dan kemampuannya lebih dari cukup untuk menjaga diri. Erika... Tak peduli berapa banyak bidak prajurit yang gue keluarkan, asal dia aman itu sudah cukup buat gue. Tentu saja Dave tidak masuk dalam hitungan bidak gue" ujar Ares

"Gue tau Xav. Gue tahu"

"Berapa banyak prajurit yang sudah gugur?" Tanya Erika

"Aku gak bisa seperti ini terus"

Suara ketukan pintu membuat Erika tersadar dari lamunannya. Dia segera keluar dan turun ke ruang makan. Seluruh keluarganya sudah menunggu dirinya

"Mom, dad... Rika mau bicara" ujar Erika

"Apa?" Tanya Kanaya sedangkan Ares hanya menatap Erika

"Seingat Erika, kita punya Villa kecil di Dosch kan?"

"Kenapa tiba-tiba menanyakan itu?" Tanya Ares

Seluruh keluarga Dimitry kini menatapnya

"Erika ingin tinggal di Dosch. Melanjutkan sekolah disana"

Ares langsung meletakan sendok dan garpu di tangannya dengan kasar. Kanaya langsung saja mengusap lengan dan punggung tangan Ares, menenangkan sang suami yang siap meledak

"Lanjutkan" titah Ares setelah berhasil mengendalikan emosinya

"Disana sepi dan tenang. Jarang ada media dan Erika rasa disana lebih aman daripada disini"

Samuel menangguk setuju dengan permintaan sang cucu

"Kamu yakin mau kesana?" Tanya Cordelia

Erika mengangguk mantap

"Yakin grand ma. Erika mau tinggal disana sampai Erika lulus kuliah nanti"

Semua orang menatap ke arah Ares, terutama Dario dan Erika

"Alex"

"Ya dad?"

"Kamu juga ikut dengan adikmu?"

Dario mengangkat kedua tangannya

"Alex gak ikut-ikutan. Dan Alex bakal tetap di Kanzpia"

Erika berdiri dan menghampiri Ares. Dia memeluk leher Ares dengan manja, kebiasaan sang putri jika sudah berniat meminta sesuatu

"Boleh ya dad... Erika janji deh gak akan aneh-aneh... Boleh ya... Disana kan lebih tentram dad... Lagian Rika bakal pakai nama depan Erika saja kok..."

Ares menghela napasnya dan mengangguk

"Yeay..! Thanks Dad..." Erika mencium pipi Ares

"Tapi, Zack, Len, Balto dan James ikut denganmu"

"Beres kalau itu mah captain"

"Lalu, Riska dan Evelyn juga ikut dengamu sayang" ujar Kanaya

"Okie dokie mom"

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon