Daverick menunjukan kamar di sebelah kamarnya kepada Dario
"Lo tidur situ aja"
"Gak jadi sekamar nih?"
"Gak jangan..."
Dario sebenarnya khawatir pada Daverick. Daverick menolak karna takut dia tidak akan tidur dan menyebabkan Dario ikut tidak tidur, mengingat kepalanya cukup pening
"Gue ke kamar dulu" ujar Daverick
Dario mengangguk dan memasuki kamar di sebelah kamar Daverick
"Good nite bro"
"Good nite"
Dan benar saja, Daverick tidak bisa tertidur, kepalanya terasa sangat sakit, seperti mau pecah. Daverick meringis memegang kepalanya
Cklek
Daverick menoleh ke arah pintu dan menemukan ayahnya sudah berdiri disana. Rayzen memasuki kamar putranya, menutup pintu dan berjalan mendekati ranjang Daverick. Dia duduk di tepi ranjang putranya
"Sakit sekali?" Tanya Rayzen
Daverick akui, Ayahnya agak melunak padanya sekarang, dan anehnya Daverick merasa nyaman, seperti memang sudah sejak lama ayahnya memperlakukannya dengan lembut
"Hn" Daverick menjawab singkat
Rayzen menghela napas "dasar keras kepala. Harusnya kamu bilang saja tadi"
"Kalau aku bilang, Dad tidak akan mengizinkan aku pulang. Mommy akan khawatir dan menangisi Dave sepanjang hari"
Rayzen menggelengkan kepalanya
"Keras kepala"
"Seperti daddy kan?"
Rayzen tak lagi menjawab
"Kkhhh..." Daverick meremat rambutnya
Rayzen menyodorkan beberapa butir obat pada Daverick. Bahkan Daverick saja tidak tahu kalau ayahnya membawa obat
"Apa? Aku tidak akan meracunimu"
"Bukan begitu Dad" ujar Daverick sambil mengambil obat itu dan meminumnya
"Dave hanya heran darimana obat itu. Paman Jammy tidak memberikan Dave resep tadi"
"Dia berikan padaku. Gegar otak ringan, hm?"
"Yah begitulah"
Daverick dan Rayzen berbincang sejenak sebelum Daverick benar-benar tertidur karena obat yang diminumnya. Rayzen membenarkan posisi tidur putranya dan mengusap helaian rambut putranya pelan
"Cepat sembuh jagoan" ujar Rayzen sebelum keluar dari kamar putranya
"Xav?" Panggil Rayzen heran
"Melihat Daverick?" Tanya Ares
"Hn. Alex bagaimana?"
"Sedikit demam. Tak masalah"
Ares dan Rayzen berjalan ke ruang baca dan duduk disana. Mereka membicarakan kedua putra mereka. Matahari pagi mulai muncul, Daverick masih tertidur pulas di kamarnya. Dario sendiri sudah jauh lebih baik, meski selama semalaman badannya demam
"Dimana Dave?" Tanya Kayla pada pelayannya
"Maaf nyonya, sepertinya tuan muda masih tidur" jawab Pelayan itu sesopan mungkin pada Kayla
Kayla mengernyit heran. Putranya selalu bangun pagi jika ada tamu di rumahnya, tumben sekali dia tidak bangun dan turun ke meja makan hari ini. Kayla menatap ke arah suaminya saat sang suami baru duduk di meja makan
"Yang, kamu tidak marah?" Tanya Kayla menyelidik
Semua orang di meja makan menatap ke arah Rayzen saat ini. Rayzen baru sadar putranya tidak ada di meja makan. Dia melihat ke arah kepala pelayannya yang hendak membangunkan putranya
"Tidak usah di bangunkan Bibi" ujar Rayzen
"Eh?" Kayla menatap suaminya heran
"Semalam dia menemani aku mengobrol. Mungkin dia masih mengantuk" ujar Rayzen tenang
Kayla segera berdehem, dan mengangguk pelan. Akhirnya sarapan pagi ini berlalu tanpa kehadiran Daverick
"Enggghhh..." Lenguh Daverick
Daverick membuka matanya dan mengerjapkan matanya perlahan. Daverick menoleh ke arah nakas dan melihat jam yang sudah menunjukan pukul satu siang. Daverick terlonjak kaget. Dia segera bangkit dan menemukan ayahnya tengah duduk di sofa miliknya dengan laptop di depannya
"Dad?" Panggil Daverick dengan suara seraknya
"Sudah lebih baik?"
"Hn" Daverick mengangguk pelan
Rayzen bangun dan memegang kening Daverick, membuat Daverick mengernyit heran
"Demammu sudah turun"
Daverick terkejut karna perlakuan ayahnya yang sangat jarang terjadi
Author note:
Hai2 man-teman, kakak2 yg baik hati... Aku mau bertanya.
Kira2 kalau judul cerita ini diganti gimana? Kalian setuju atau gak? Karena, kalo menurut aku sih judul "Let Me Love You" itu skr justru agak kurang sesuai sama jalan ceritanya...Tolong kasih jawaban dan pendapat kalian di comment ya...
Trims, atas bantuannya...
Salam,
Fionna
YOU ARE READING
[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)
Teen FictionHidup dalam kemewahan tak serta merta membuat sang pewaris tunggal perusahaan Minyak L'louch Co. merasa bahagia. kurang perhatian dan keinginan yang selalu dipenuhi membuat dirinya menjadi angkuh dan mendapat julukan badboy. tapi, semua berubah saat...