Waking Up

16.7K 898 6
                                    

Rayzen menerima amukan dari istri tercintanya karna dia lupa memberi kabar ke sang istri

"Harusnya kamu memberitahu aku! Aku ibunya!" Amuk Kayla

Rasa khawatir dan takut Kayla bercampur jadi satu. Rayzen mendekati sang istri dan memeluknya. Menenangkan sang istri

"Bagaimana kalau hal yang sama terjadi padanya?" Gumam Kayla

"Tidak akan Kay, tidak akan aku biarkan"

"Tapi, kamu sudah dua kali kecolongan menjaganya! Jangan bilang aku tidak tahu kalau dia kamu bawa ke tempat Jammy untuk mengoperasinya! Aku tahu itu!"

"Maaf" bisik Rayzen

"Aku takut sayang"

"Dia akan baik-baik saja. Aku berjanji"

Kayla membenamkan kepalanya di dada bidang dan kekar sang suami. Matanya tak berhenti menatap putranya yang kini terbaring dengan alat medis menempel di tubuhnya

"Bagaimana dengan Jammy?"

"Mereka memukulinya dan memberikannya obat tidur"

"Dario?"

"Pingsan karna kekurangan darah. Tapi, dia baik-baik saja"

Kayla mengangguk. Matanya kembali menatap putra semata wayangnya

'Ya Tuhan jaga dan lindungi putraku. Aku mohon' doa Kayla dalam hati

Empat hari mereka menunggu kemajuan Dave yang tidak terjadi. Dave masih menutup matanya. Dario sering datang ke kamar rawat Daverick yang hanya bersebelahan dengannya

"Lo tau? Lo gak keren kalo kayak gini Luce! Cepetan bangun dan kita kembali ke sekolah buat menghajar anak-anak Spring"

Kayla melihat Dario di dalam ruangan putranya. Rayzen meninggalkan Kayla di Kanzpia untuk menjaga putra mereka sedangkan dirinya sendiri terbang keluar negeri mengurus perusahaan mereka

"Rio sudah datang?"

Dario hanya mengangguk. Matanya menatap sahabatnya yang masih enggan untuk bangun

"Rio sudah sehat?"

"Sudah lebih baik tante"

Kayla mengangguk dan tersenyum. Dia merasa beruntung putranya bisa menemukan teman yang begitu peduli padanya

"Tante keluar sebentar ya. Tante titip Dave"

"Iya tante"

Kayla keluar menyisahkan Daverick dan Dario di dalam sana

"Lo gak tau apa? Nyokap lo nangis terus tuh!" Omel Dario

Dario selalu ingat ucapan Daverick padanya. Ucapan yang sama yang selalu dikatakan oleh Daverick saat mereka mengejek Daverick

"Biar bagaimana bentuk dan tingkah mereka. Mereka tetap orang tua gue! Jangan ngomong sembarangan tentang mereka. Meski gue juga kesel karna mereka gak pernah ada di rumah. Orang tua gak kompeten! Tapi, mereka bakal langsung balik kalau tahu gue sakit. Belum tentukan ortu lo pada kayak gitu?"

"Dasar anak aneh" gumam Dario menyindir Daverick

"Hal terakhir yang paling gak pengen gue liat ya cuma airmata nyokap sama granny"

"Bangun goblok! Nyokap lo nangis terus tuh!"

......

Rayzen berjalan di sepanjang koridor rumah sakit. Baru saja pesawat mereka mendarat dan Rayzen langsung pergi ke rumah sakit tanpa pulang terlebih dahulu. Kakinya berhenti di depan pintu kamar rawat putranya. Rayzen masuk ke dalam kamar itu. Dia melihat semua selang di tubuh putranya sudah tercabut, hanya menyisahkan selang infus, namun, mata merah milik Daverick masih saja bersembunyi di balik kelopak matanya

"Dave..."

"Mau sampai kapan kamu tidur?"

"Memangnya gak cape tidur terus?"

Langka memang melihat kejadian seperti ini. Kejadian dimana Rayzen berbicara sangat lembut pada putranya tanpa kekerasan, bahkan tangan Rayzen setia mengusap helaian rambut putranya

"Kamu tuh nakal! Bikin mommy kamu nangis terus! Gak mau apa kamu bangun buat minta maaf ke mommy?"

Rayzen menyerah, semua ucapannya seolah tidak terdengar oleh Daverick. Daverick masih setia menutup matanya. Rayzen duduk di kursi yang berada tepat di sebelah ranjang rawat putranya. Tangannya masih mengusap lengan Daverick

"Bangunlah Dave! Daddy mohon!" Lirih Rayzen

Rayzen menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dan memejamkan matanya

"Dad..."

Suara serak sangat pelan hampir seperti bisikan memasuki pendengaran Rayzen. Rayzen langsung membuka matanya. Kedua pasang crimson saling bertemu. Rayzen langsung memanggil dokter

"Silahkan bapak tunggu di luar"

Rayzen menurut dan keluar. Bersamaan dengan itu Kayla datang bersama dengan Kanaya

"Ada apa sayang?" Tanya Kayla Khawatir

"Tidak ada apa-apa"

"Jangan bohong! Kalau tidak ada apa-apa kenapa kamu berdiri di luar?"

"Kayla" Kanaya menepuk bahu sahabatnya

"Dave pasti baik-baik saja" Kanaya mencoba menenangkan

Tak lama Dario keluar dari kamarnya, dia memang hendak ke ruangan Daverick seperti biasa. Keanehan membuat Dario memilih bungkam dan menatap ke arah kamar sahabatnya itu

"Ada apa mom?" Bisik Dario pada Kanaya

"Entah mommy juga tidak tahu"

Dario mengangguk. Tak lama dokter dan para suster keluar dari kamar Daverick

"Bapak tenang saja. Putra bapak tidak apa-apa. Tidak ada masalah sama sekali. Nanti malam dia sudah bisa makan dan minum. Saya permisi"

Dokter dan suster berlalu. Kayla menatap suaminya dengan tatapan tak percaya

"Putra kita sudah bangun? Dave sudah bangun?"

Rayzen mengangguk menjawab pertanyaan sang istri. Kayla langsung berlari memasuki kamar rawat anaknya. Rayzen dan yang lain mengikuti di belakang

"Ya Tuhan! Anak mommy" ujar Kayla

"Kenapa mom nangis?" Tanya Daverick dengan suara seraknya

Kayla segera menghapus airmatanya

"Mom gak nangis sayang. Beritahu mommy, mana yang sakit?"

"Tidak ada mom. Tidak ada yang sakit. Jadi, mom gak boleh nangis"

Kayla mengangguk, tapi, airmatanya tetap keluar

"Mom" panggil Daverick

"Kasihanilah Dave. Kalau mom masih nangis nanti Dave bisa dihajar sama dad karna membuat mommy nangis"

Kayla tersenyum, Daverick menggoda ibunya demi menghentikan tangisan sang ibu. Kayla memeluk putranya itu

"Mommy gak nangis sayang dan kamu tenang aja. Daddy gak akan berani pukul kamu. Mommy jamin"

"Hn..." Daverick menjawab dengan deheman saja

[KAS #1] King And Queen (Of The Underworld)Where stories live. Discover now