chapter 1

5.8K 326 0
                                    

"Aku ingin aku baik-baik saja."

***

Prang!

Pagi itu, seorang pria baru saja melempar guci ke lantai kamarnya dengan kerasnya. Pria itu hanya menatap pecahan-pecahan itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jungkook-ah!"

Teriak seseorang sambil membanting pintu kamar pria itu‒‒Jungkook. Saat ia melihat pecahan guci di lantai, ia langsung memeluk Jungkook.

"Apa kau baik-baik saja?" Bisiknya pelan. Jungkook hanya terdiam di dalam pelukannya.

"Hyung akan membereskan pecahannya nanti, Tae. Sekarang kau bawa Jungkook ke ruang makan," ucap seseorang yang lain kepada Jungkook dan pria‒Taehyung yang sedang memeluknya sekarang.

Taehyung hanya menganggukkan kepalanya. Lalu, melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan Jungkook. "Ayo keluar."

***

Ruang makan itu dihiasi dengan beberapa candaan yang dilontarkan oleh saudara-saudara mereka yang lain. Mereka ada tujuh orang. Anak dari Yoon Sungmin dan Im Jihyo. Sayangnya, kedua orang tuanya meninggal lima tahun yang lalu saat anak pertamanya berumur delapan belas tahun.

Yoon Seokjin, umur dua puluh tiga tahun. Mengurus bisnis ayahnya yang juga dibantu oleh Hoseok dan salah satu kepercayaan ayahnya, Paman Kim. Paman Kim yang juga membantu Seokjin mengurus adik-adiknya sejak orang tua mereka meninggal. Seokjin pintar memasak. Sehingga, ia selalu membuat sarapan pagi dan makanan malam untuk ia dan adik-adiknya. Agar masih dapat merasakan rasanya keluarga.

Yoon Yoongi, umur dua puluh dua tahun. Seorang produser musik yang terkenal dengan nama samaran SUGA. Tapi, ia tidak pernah menunjukkan wajahnya. Menurutnya, ia tidak akan bebas jika menunjukkan wajahnya. Memiliki ruang lab musik sendiri di rumah yang mana merupakan hadiah dari orang tuanya saat ia lulus sekolah menengah pertama. Selain menjadi produser musik, Yoongi juga mendalami ilmu psikiatri dan ilmu psikologi secara otodidak untuk adiknya.

Yoon Hoseok, umur dua puluh tahun. Masih kuliah jurusan bisnis dan manajemen semester akhir. Memiliki kembaran yang tidak identik dengannya. Selalu membantu Seokjin dengan urusan bisnis di perusahaan ayah. Hoseok bisa menari. Awalnya, ia ingin mengambil jurusan menari. Tapi, ia berpikir jika lebih baik membantu Seokjin dengan bisnisnya. Oleh karena itu, ia memilih jurusan yang diambil kakaknya. Ia kasihan dengan kakak pertamanya yang menanggung semuanya.

Yoon Namjoon, umur dua puluh tahun. Masih kuliah jurusan criminal justice semester akhir. Kembaran Hoseok. Sengaja memilih jurusan criminal justice, karena ingin mencari tahu penyebab kecelakaan orang tuanya dan siapa yang meneror adik bungsunya. Awalnya, ia ingin masuk Hubungan Internasional. Mengingat kemampuan bahasa inggrisnya yang sangat baik. Tapi, tetap keputusan akhirnya memilih criminal justice. Oh ya, jangan menyuruh Namjoon untuk memasak jika tidak ingin sakit perut.

Yoon Jimin, umur delapan belas tahun. Kelas tiga sekolah menengah atas. Memiliki kembaran yang tidak identik dengannya. Ia tidak ingin mencari masalah yang serius dengan orang lain. Tidak ingin, pikiran kakak-kakaknya bertambah banyak karenanya. Maka dari itu, Jimin selalu masuk tiga besar di kelasnya. Setelah lulus, ia ingin masuk jurusan tari modern. Ia sangat menyukai musik seperti kakaknya Yoongi. Tapi, ia lebih bisa menyanyi dan menari. Awalnya, ia ingin masuk ilmu kedokteran. Tapi, ia merasa jika ia tidak akan kuat dengan semua itu. Jimin itu tipe orang bebas.

Yoon Taehyung, umur delapan belas tahun. Kelas tiga sekolah menengah atas. Kembaran Jimin. Sama seperti Jimin yang tidak ingin mencari masalah yang serius dengan alasan yang sama juga. Ia dan Jimin berbeda kelas sehingga ia juga selalu masuk tiga besar di kelasnya. Sejujurnya, Taehyung tidak tahu setelah lulus ia akan mengambil jurusan untuk kuliahnya. Awalnya, ia ingin mengambil jurusan akuntansi manajemen. Membantu Seokjin dan Hoseok. Tapi, karena sudah dua orang dengan urusan manajemen, ia malas. Setelah itu, ia ingin mengambil jurusan dokter hewan. Tapi, semua kakaknya menolaknya. Alasannya, saat Taehyung berumur tujuh tahun, ia pernah memasukkan adik bungsunya yang baru berumur lima tahun ke kandang anjing Paman Kim di luar rumah. Pada akhirnya, dia memilih tidak kuliah. Karena ingin menjaga adik bungsunya.

Yoon Jungkook, umur enam belas tahun. Seharusnya, ia masuk sekolah menengah atas sekarang. Ia sudah lulus sekolah menengah pertama beberapa bulan yang lalu dengan home schooling. Setelah kejadian orang tuanya, semua kakaknya memutuskan Jungkook untuk sekolah home schooling. Saat kecil, Jungkook ingin menjadi seorang dokter bedah jantung. Sekarang, semua kakaknya berharap jika keinginan Jungkook akan terkabul. Setidaknya, semua kakaknya berharap Jungkook sembuh.

Seokjin dan Yoongi satu kamar. Hoseok dengan Namjoon. Jimin, Taehyung, dan Jungkook juga satu kamar. Alasannya, orang tuanya tidak ingin membuat kamar banyak-banyak. Ada lima kamar di rumah itu, satu milik orang tua mereka dan satu lagi kamar tamu. Tenang saja, mereka masih punya privasi sendiri. Seperti single bed, lemari baju sendiri, meja kecil di samping kasur mereka, dan sebagainya.

Jangan kira, kamar mereka kecil. Kamar mereka luas. Bahkan ruang lab musik Yoongi, ada di dalam kamarnya. Untung saja, khusus buat ruang lab musiknya kedap suara. Sehingga tidak mengganggu orang-orang di rumah terutama Seokjin.

Di rumah juga ada pelayan. Mereka memanggilnya, Ahjumma Lee. Ahjumma Lee membantu-bantu di rumah. Putranya, Lee Minho, membantu menjaga di depan gerbang setelah selesai dengan perkerjaan part timenya di café terdekat.

"Kalian berdua sudah kelas dua belas sekarang. Lakukan yang terbaik," ucap Seokjin di sela-sela candaan mereka di ruang makan pagi ini. Seakan-akan mereka melupakan jika adik bungsunya tadi pagi baru saja memecahkan guci di kamarnya.

"Hyung, aku dan Jimin selalu melakukan yang terbaik. Tenang saja, percaya pada kami," ucap Taehyung terkekeh pelan yang diikuti dengan Jimin.

"Iya, hyung akan percaya jika kalian berhenti membuat masalah," ucap Seokjin yang hanya dibalas tawa kecil dari Taehyung dan Jimin. "Hyung tahu sendiri jika kami membuat masalah yang tidak serius. Jadi, hyung tarik nafas yang dalam lalu hembuskan," jawab Taehyung sambil mengambil dan mengeluarkan nafasnya sambil tersenyum. Seokjin yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.

"Hyung, aku ikut ke perusahaan. Aku dan Namjoon masih libur kuliah," sela Hoseok masih dengan memakan makanannya. "Uhm, baiklah. Kalau begitu, Namjoon dan Yoongi yang akan menjaga Jungkook di rumah," jawab Seokjin sambil melihat ke arah Jungkook. Jungkook hanya mengangguk dan memakan makanannya lagi.

"Kami berdua akan menemani Jungkook. Jadi, hyung tidak perlu banyak pikiran," ucap Yoongi pelan. Namun, masih dapat didengar oleh mereka semua.

***

"Hoseok hyung, kau dan Seokjin hyung akan mengantar aku dan Tae 'kan?" Tanya Jimin saat dia dan beberapa dari mereka sudah selesai makan. "Iya, langsung ke perusahaan," jawab Hoseok.

"Ayo berangkat, Jim!"

Taehyung berucap sambil merangkul bahu Jimin. Sebelum mereka keluar rumah, pergerakkan mereka terhenti karena ucapan adik bungsu. Mereka terkejut.

"Hyung, Jungkook ingin pergi ke sekolah."

-tbc.

29 june 2018.

jangan lupa vote dan comment nya~

slepytae.

LIFE | BTS [on hold]Where stories live. Discover now