chapter 13

2K 179 11
                                    

Hoseok itu memiliki ingatan yang sangat baik. Ia ingat saat Taehyung menyebutkan kata pertamanya yaitu namanya sendiri, Jimin memenangkan lomba menyanyi saat kelas lima, Namjoon bersama tim debatnya berangkat ke Jepang saat kelas sebelas karena mendapatkan hadiah dari lomba debat Bahasa Inggris tingkat nasional, Yoongi yang menangis di kamar mandi saat lagu yang ia ciptakan memenangkan kategori Song Of The Year, Seokjin yang meraih peringkat empat di kelulusan kuliahnya, dan Jungkook yang memulai langkah pertamanya saat bersama Hoseok.

Hoseok tahu, seberapa pun ia ingin selalu mengingat kenangan baik dalam memori otaknya, kenangan buruk itu pasti akan selalu ada. Tidak bisa dihilangkan sama sekali.

Ia ingat jika Jimin dan Taehyung pernah bertengkar hebat saat kelas sebelas sampai masuk rumah sakit‒hanya mereka berdua yang tahu alasannya, Hoseok menemukan Namjoon pingsan karena dipukul oleh kakak kelas saat kelas delapan, Yoongi mengalami usus buntu, Seokjin yang demam hampir seminggu karena kelelahan, dan Jungkook yang selalu berteriak ingin mati.

Sungguh, Hosoek itu memang pengingat yang baik. Bahkan, kejadian ini akan menjadi salah satu dari sekian kejadian yang akan ia ingat.

Jungkook kembali masuk ke rumah sakit.

"Hyung. Jungkook pasti bertahan."

Hoseok menepuk pelan pundak Seokjin yang berdiri memperhatikan pintu UGD. Yoongi duduk di tengah-tengah Jimin dan Taehyung. Jimin sudah mulai menangis sedari tadi dan Taehyung yang hanya berdiam diri. Sementara Namjoon tetap tinggal di kantor polisi untuk mengurus Sangjin.

***

"Han Sangjin. Kau ternyata sangat pintar menyembunyikan pisau di tubuhmu."

Namjoon memulai pembicaraan bersama Sangjin. Sekarang, ia duduk di hadapan Sangjin. Kali ini ditemani oleh Chanyeol dan Kyungsoo.

"Tentu saja. Aku penjahat kelas tinggi. Membunuhmu sekarang dengan kedua tangan terikat ini, aku bisa melakukannya."

Sangjin terkekeh pelan sambil menatap Namjoon. Sementara Namjoon hanya memutar bola matanya dengan malas.

"Siapa yang menyuruhmu untuk menyerahkan diri sebagai pelaku kejadian lima tahun yang lalu?"

"Mengapa kau ingin tahu? Itu urusanku."

Namjoon menatap tajam ke arah Sangjin yang hanya dibalas kekehan dari mulutnya.

"Kau tahu, Jungkook sangat manis. Aku mungkin akan memasukkan namanya dalam daftarku."

Brak.

Namjoon langsung menendang kursi yang ada di hadapannya melalui bagian bawah meja dan menyebabkan Sangjin terjatuh. Jangan lupakan kekuatan Namjoon dalam merusak barang. Namjoon sangat hebat dalam hal itu.

"Tenanglah, Namjoon. Setidaknya kita tahu jika ia hanyalah seseorang yang ditugaskan."

Chanyeol langsung memegang tangan Namjoon saat Namjoon hampir mendekati Sangjin. Kyungsoo langsung membawa Sangjin pergi.

"Chanyeol-ssi. Aku dan Hoseok pernah melihat seseorang dengan lambang yang sama di tubuh orang tua kami pada bagian punggung tangannya."

Namjoon menatap Chanyeol saat ia sudah mulai menenangkan pikirannya.

"Aku tidak tahu apakah ia pelaku sebenarnya atau salah satu pengikutnya. Setidaknya, kita tahu jika ada orang yang menggunakan lambang itu."

"Kami akan memeriksanya lebih lanjut, Namjoon-ah."

Namjoon mengangguk pelan sambil tersenyum. "Kalau begitu, aku ingin ke rumah sakit dulu. Permisi," ucap Namjoon sambil membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan Chanyeol.

LIFE | BTS [on hold]Where stories live. Discover now