chapter 21

2.1K 154 37
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa❣

***

Sejujurnya, aku tidak tahu harus memulainya dari mana. Namun aku hanya ingin kalian tahu, jika aku pernah mengalami apa yang dialami Jungkook. Tahu tentang kasus pembunuhan seorang CEO sembilan tahun yang lalu? Di mana anaknya yang masih berumur tujuh tahun dituduh sebagai pelaku?

Anak itu adalah aku.

Kejadian di mana setelah aku dinyatakan bukan sebagai pelaku, kesehatan mentalku terganggu. Aku memiliki kecemasan yang berlebih karena berpikir bagaimana jika ada orang lain yang akan datang padaku dan membunuhku di saat aku mulai terlelap. Pada akhirnya, aku hampir memutuskan untuk melempar diriku dari atap rumah sakit jika saja bayangan ibuku tidak muncul di ingatanku.

Lalu, aku memutuskan untuk bertahan. Yoonha tidak menyingkirkanku karena berpikir aku tidak tahu saat itu sampai aku menemuinya di rumah sakit tempat Jungkook dirawat dan secara tidak langsung mengatakan jika aku tahu dia adalah pembunuh ayahku.

Lindungi Jungkook. Dari yang aku ingat, Shin Yoonha itu tidak pernah main-main akan ucapannya. Jika dia bilang ingin membunuh, maka dia akan melakukannya.

***

Keadaan menjadi hening. Setelah dokter memeriksa Namjoon yang beruntungnya tidak apa-apa, hanya shock saja, tidak ada yang memulai pembicaraan. Jungkook tertidur sambil meletakkan kepalanya di pundak kirinya Jimin dan Taehyung berada di samping kanannya Jimin. Sementara Seokjin dan Yoongi masih memikirkan surat yang didapatkan.

Jangan sampai para maknae mengetahuinya, terutama Jungkook. Jika Jungkook tahu, yang ada dia langsung menemui Yoonha dan menyerahkan dirinya tanpa berpikir dua kali.

Sayangnya, Jimin itu orangnya mudah tahu perasaan orang lain. Seperti sekarang ini, ia tahu jika kedua kakak tertua mereka sedang berpikir keras. Bahkan sebenarnya, Jimin tidak sengaja melihat ke salah satu tangan Seokjin yang sedari tadi sibuk memegang kertas kecil yang perlahan mulai dihancurkan.

Jimin tidak bodoh jika keluarganya mendapatkan ancaman. Memalingkan kepalanya menghadap ke arah Taehyung yang sedang terdiam dengan tatapan mata terlihat sangat fokus, Jimin juga tahu jika Taehyung sedang berpikir keras di otak kecilnya.

"Apa yang harus kita lakukan?"

Yoongi memulai pembicaraan sambil menatap Seokjin dihadapannya yang hanya dibatasi oleh kasur Namjoon dengan nada pelan. Sayangnya, dikarenakan ruangan itu memang sunyi dan hanya suara pendingin ruangan yang terdengar, Jimin dan Taehyung juga mendengar ucapan Yoongi.

Seokjin menghela nafas pelan sambil melihat ke arah Jungkook yang masih tertidur pulas di pundak Jimin. "Aku masih berusaha berpikir jernih, Yoongi-ah. Aku ingin menyelamatkan seseorang tapi aku juga tidak ingin mengorbankan orang lain. Apalagi saudaraku sendiri."

***

Jungkook memilih untuk tidak sekolah lagi hari ini. Jimin dan Taehyung sudah berangkat ke sekolah diantar oleh Seokjin. Seokjin akan berada di perusahaannya sampai nanti siang lalu akan menemui Chanyeol dan Kyungsoo untuk mengurus hilangnya Hoseok. Sementara Yoongi yang akan menemani Jungkook dan Namjoon di rumah sakit.

Jungkook sedang duduk berdiam diri di dekat jendela, setengah bersandar. Di balik jendela itu, terlihat taman rumah sakit dan beberapa kendaraan yang lewat masih dapat terlihat. Pikiran Jungkook sedang bermain-main di kepalanya.

Menurut Jungkook, masalah ini hanya hal kecil sejujurnya. Kematian orang tua mereka berhasil dinyatakan sebagai pembunuhan, Yoonha sebagai pelaku yang dicurigai dan sudah sangat diyakinkan, Jungkook yang selamat dan menjadi target selanjutnya, ataupun mungkin saja Yoonha takut jika Jungkook berhasil membuat dirinya masuk penjara.

LIFE | BTS [on hold]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ