chapter 12

2K 197 19
                                    

Jungkook ingat beberapa kenangan indah yang ia miliki bersama keluarganya ketika sebelum kecelakaan itu terjadi. Salah satunya saat mereka liburan di pantai ketika ia kelas tiga sekolah dasar. Seokjin dan Hoseok membantu ibu menyiapkan makanan, Namjoon dan ayah menyiapkan perapian, Yoongi menyiapkan alas untuk mereka semua sekaligus memperhatikan maknae line, sementara Jimin, Taehyung, dan Jungkook bermain bola di pinggir pantai.

Sungguh, terkadang Jungkook menangis jika mengingat kenangan-kenangan indah di kepalanya.

Jungkook tahu dalam pura-pura tidurnya jika Jimin dulu sering menangis tengah malam sejak Jungkook sudah pulang ke rumah setelah kecelakaan. Meskipun Jimin masih menangis tengah malam tapi tidak sesering dulu.

Jungkook tahu dalam pura-pura tidurnya jika Taehyung selalu mengenggam tangannya dan mendoakan agar Jungkook kembali seperti yang dulu.

Tok. Tok.

Bunyi ketukan pintu disusul dengan langkah kaki masuk ke dalam kamar maknae line.

"Oh, Seokjin hyung. Kami akan turun sebentar lagi."

Seokjin tetap masuk ke dalam kamar dan menghampiri Jungkook yang sedang duduk di kasurnya; menunggu Jimin dan Taehyung.

"Ganti pakaian kalian, kita akan pergi. Surat izin kalian akan hyung berikan ke sekolah."

Seokjin berucap sambil mengusap punggung Jungkook. Jungkook sendiri hanya menatap jendela kamarnya.

"Kita kemana, hyung?" Taehyung bertanya sambil mengambil baju kasualnya. Ia tahu pasti ada hal yang serius sampai Seokjin menyuruh mereka untuk tidak sekolah. Seokjin itu sangat menjunjung tinggi pendidikan meskipun ia tidak meminta adik-adiknya untuk pintar.

"Kantor polisi."

Jungkook langsung menatap mata Seokjin yang ada di sampingnya dan Seokjin hanya menunjukkan senyum kecilnya sambil membisikkan kata-kata berharap Jungkook akan baik-baik saja.

Tidak apa-apa. Kita pasti baik-baik saja.

***

"Pelaku ada di ruangan introgasi sekarang. Kami sudah mulai melakukan sesi pertanyaan sejak tadi. Namun, pelaku hanya berbicara semaunya saja sehingga sangat sulit mengetahui apakah ia pelaku yang sama dengan kecelakaan lima tahun yang lalu. Kami menangkapnya karena ia terlibat dengan kecelakaan di Busan dua bulan yang lalu dan dia terlihat dalam rekaman CCTV di perusahaanmu, Seokjin."

Petugas Kyungsoo mulai bicara ketika Seokjin dan adik-adiknya tiba di kantor polisi. Seokjin sengaja mengajak semua adiknya meskipun yang diminta datang cuman Jungkook. Seokjin tahu jika adik-adiknya pasti sangat ingin melihat dan tahu siapa pelaku kecelakaan lima tahun yang lalu.

Kecelakaan yang membuat mental Jungkook terganggu.

"Nah, kalian dapat lihat dari kaca ini jika itu adalah pelakunya. Pelakunya tidak dapat melihat kita yang ada di sini. Kita dapat mendengar ucapan mereka di dalam sana tapi mereka tidak bisa mendengar kita di sini. Namanya Han Sangjin," lanjut Kyungsoo sambil menunjuk seseorang yang duduknya mengarah ke arah kaca sehingga mereka dapat melihat wajahnya.

"Bagaimana Jungkook?"

Semua orang yang ada di sana langsung melihat ke arah Jungkook ketika Chanyeol berbicara. Jungkook hanya terdiam sambil menatap ke kaca di depannya.

"Tidak perlu dipaksakan, Jungkook-ah," ucap Jimin sambil menggenggam tangan Jungkook.

"Baiklah. Kami akan berusaha agar orang itu berbicara dengan serius. Kita bisa meminta Jungkook untuk melakukannya lain kali," kata Chanyeol sambil menganggukkan kepalanya untuk menyakinkan mereka semua.

"Aku ingin bertemu dengannya langsung."

Ucapan Jungkook langsung membuat mereka semua terkejut dan Hoseok sampai berteriak.

"Tidak. Tidak. Kau tidak perlu bertemu dengannya. Cukup di sini saja," Hoseok berucap sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku ingin bertemu dengannya."

Kali ini Jungkook menatap Chanyeol dan Kyungsoo dengan tatapan seriusnya.

"Baiklah. Aku akan akan menemanimu," Kyungsoo mulai pembicaraan. "Ikut aku," lanjut Kyungsoo lalu mulai berjalan dan diikuti oleh Jungkook tapi ditahan oleh Jimin.

"Aku sudah bilang jangan dipaksakan, Jungkook-ah."

Jungkook hanya tersenyum tipis. Namun, senyuman itu malah membuat para hyungnya kaget. Apakah kalian lupa jika Jungkook sekarang jarang tersenyum?

Jungkook melepaskan genggaman Jimin dengan pelan lalu berjalan mengikuti Kyungsoo yang sudah berjalan lebih dulu di depannya.

***

Jungkook sudah ada di ruangan itu bersama Kyungsoo dan seseorang yang dianggap pelaku. Jungkook dan pelaku tersebut duduk berhadapan sementara Kyungsoo berdiri di ujung ruangan.

"Oh, hai anak manis. Kau masih manis seperti lima tahun yang lalu."

Orang yang ada di hadapan Jungkook mulai berbicara. Jungkook masih dalam diamnya, memperhatikan secara detail wajah di hadapannya.

"Apa kau sudah gila sekarang?" Sangjin tersebut masih berbicara dan Jungkook masih diam. Sementara keadaan di luar sangatlah tegang. Seokjin tidak henti-hentinya berdoa dalam hati. Jimin yang lalu mendekat ke arah Yoongi karena Yoongi sudah mulai mengeluarkan sumpahnya, Hoseok yang menghampiri Taehyung, dan Namjoon yang terdiam memperhatikan ruangan introgasi itu.

"Apakah kecelakaan itu membuatmu kehilangan suara?" Sangjin memajukan badannya sambil terkekeh pelan. Jungkook masih diam dan Kyungsoo yang sedang berhati-hati dengan keadaan sekarang.

"Sayang sekali. Padahal lebih baik kau mati saja," lanjut Sangjin sambil mendudukkan kembali badannya dan menatap Jungkook dengan tajam.

"Kau bukan orangnya."

Suara Jungkook langsung membuat Sangjin memiringkan kepalanya. "Oh, kau bisa berbicara. Tidak apa-apa, kau sebentar lagi akan mati."

"Kau bukan pelakunya," ucap Jungkook lagi sementara Sangjin terkekeh pelan.

"Tahu apa dirimu? Aku menggunakan masker yang hampir menutup seluruh wajahku," ucap Sangjin masih dengan kekehannya.

"Tatapan matamu bukanlah milik salah satu dari pelaku itu."

Tepat ketika Jungkook menyelesaikan ucapannya. Sangjin langsung terdiam lalu mendorong tubuh Jungkook yang ada di depannya dan menusuk pisau ke pinggang Jungkook. Entah sejak kapan ia sudah memegang pisau di tangannya, tidak ada yang menyadarinya.

Yoongi langsung menarik tubuh Sangjin‒Yoongi langsung menendang pintu dengan keras. Kyungsoo segera mengunci tubuh Sangjin. Seokjin langsung menghampiri Jungkook.

"Jungkook-ah. Tidak apa-apa. Kita akan ke rumah sakit."

Seokjin menangis sambil mengusap pipi Jungkook yang sudah dialiri air mata lalu menggendong tubuh Jungkook.

"Yoongi! Siapkan mobil!"

Sudah aku bilang, Seokjin tidak tahu apakah pagi ini akan menjadi pagi yang baik atau malahan menjadi pagi yang buruk.

-tbc.

jangan lupa vote dan komentarnya~

aku baca semua komentar kalian dari chapter satu, terima kasih banyak sudah baca cerita ini^^

semoga aku bisa update lusa ya! >3

-11 june 2019-

slepytae.

LIFE | BTS [on hold]Where stories live. Discover now