Prolog

455 22 0
                                    

Aku ingin bertemu

Karena aku sudah susah menahan rindu

Jangan hadir lagi sebagai angin, aku tak mau!

Angin hanya mampu aku rasa namun tetap pilu

Aku ingin kau disisi

Bukan lagi kau hadir sebagai puisi

Puisi hanya mengundang rindu yang basi

Jangan buatku resah, karena kau tak terganti

Aku ingin kau saja

Tak mau lagi ada jeda

Jeda hanya akan membuatku murka

Bertemulah, agar apa yang ada menjadi nyata

       Ini adalah cerita tentang luka, pencarian dan penjelasan. Aku adalah tokoh utama yang sedang mencari pembenaran atas luka yang diberi dan aku bertemu dengan kisah yang sama, kisah tentang sebuah ruang yang aku sebut sebagai Ruang Luka.

Jika penantian akan penjelasan adalah hal terpenting dalam cerita ini, maka akan kau temukan. Diantara jalan terjal aku terus mencari hingga kaki nyaris berkarat, aku menantikan satu penjelasan yang menenangkan dari seorang lelaki yang sudah meninggalkan aku dengan luka.

Lelaki itu berdiri didepanku, lelaki yang telah merubah sedih menjadi sudah. Dia tak pernah ingkar janji, dia berdiri dengan deru pesawat terbang yang sedang landing dibelakangku .

Bertahun-tahun aku menunggu tak berkesudahan. Dan kini dia didepanku dengan garis rindu yang terpancar tak tertahan.

" Apa kabar?"

" Buruk" jawabku menahan tangis

" Aku disini, untuk melanjutkan"

" Apa yang harus dilanjutkan? Bukankah semua sudah berlalu?"

" Aku baru saja memulai, jika kamu mau akan aku ajak kamu ke garis start"

" Aku pikir kamu – "

" Jangan dipikir, let it flow saja"

" Aku hanya takut"

" Kanaya, ketakutan hanya akan menghalangi segala pengharapan yang sudah susah dibangun"

" Aku menunggu terlalu lama"

" Maafkan aku, aku janji aku tidak akan meninggalkanmu lagi"

" Janji?"

" Im Promise"

...

RUANG LUKA (END)Where stories live. Discover now