TIGA - KISAH BARU

188 8 0
                                    

Sepasang mata itu tersirat dalam bayang

Menatap lalu masuk dalam lengang

Aku terpukau lantas buatku terbang

Hai kau pemilik sepasang mata yang tenang

Sanggupkah engkau tak membuatku hilang

Cukup saja membuatku mabuk kepayang

Tanpa harus kau renggut lalu buatku melayang

Dalam ruang angan dan kasih sayang

Mengapa bangga dengan kisah baru jika pada akhirnya yang kamu lalui akan sama saja dengan kisah kisah yang kamu sumpah serapahi setiap hari. Merasa kecewa dengan skenario yang tidak sesuai dengan apa yang kamu mau. Tidak semua kisah harus berakhir bahagia, bahkan kadang ada tragis yang sengaja diciptakan untuk melahirkan rindu yang mematikan. Jika kamu bertanya itu ulah siapa, aku akan menjawab bahwa itu ulahmu sendiri, ulah organ yang dinamakan hati, yang terlalu mudah di rayu lantas di riya oleh perasaan sendiri.

HARI-HARI berikutnya perasaan bersalahku kepada Aruna semakin menjadi-jadi. Aku sudah keterlaluan membuat Aruna jatuh pingsan, aku harus meminta maaf. Namun beberapa kali justru hatiku melengos ketika berpapasan denganku, Aruna tak pernah sendiri. Dia selalu berkerumun dengan teman-temannya. Dan berita tentang dirinya pingsan karena ulahku juga sudah mulai menyebar seperti virus, siapapun akan tahu perihal berita itu.

ARUNA NABILA – Seperti magnet baru yang di kampus, wajah cantiknya mampu membius setiap lelaki yang melihatnya, termasuk aku. Sayangnya aku terlalu menjaga hati untuk mengakui bahwa Aruna benar-benar membuatku jatuh hati, ingin rasanya menyapa Aruna. Namun sapaan yang aku utarakan justru terkesan dipaksakan, terkesan dingin – padahal aku tak bermaksud seperti itu. Sungguh.

Dan hari ini Aruna terlihat berjalan sendiri, ini kesempatan aku untuk meminta maaf atas kejadian beberapa minggu yang lalu itu. Aku menghela nafas, aba-aba terhadap diri agar aku bersiap ketika Aruna berjalan didepanku.

"ARUNA" aku tak sempat berpikir bahwa panggilan yang aku maksud lembut itu lebih mirip dengan teriakan. Aruna mengerjap kaget. Aruna membalikkan badannya, aku mendekatinya dengan kaki yang terpaksa aku seret.

"Iya Kak?"

"Ehm anu. Saya...."

Aruna menungguku.

" Saya – "

"iya kak Kelana kenapa?"

"KELANA! Meeting oy!" Ryan dibelakangku memanggilku dengan keras.

"Saya mau meeting, Aruna" aku buru-buru menghampiri Ryan. Meninggalkan Aruna yang mungkin menganggap aku aneh pagi itu. Aku menepuk-nepuk jidat sendiri. menyumpah serapahi Ryan yang datang tak tepat waktu. Sial

"Makanya lo harus pelajari ilmu gesture yang benar dan baik" Ryan terkikik.

"Gue tuh bingung lagian sama lu. Lu ganteng,pinter,ketua BLM pula. Masa lo sama perempuan takut sih,Kel. Banyak lagi cewek yang suka sama lu. Lu tau si Nadia?anak hukum. Dia kan ngebet banget sama lu,terus ada si Tamara anak Ekonomi. Dia cantik,berhijab,pinter dan diem-diem suka sama lu, tapi lu nya ga peka sih" lanjut Ryan mencermahi diriku yang memang lemah didepan perempuan.

"Gue sedang menyukai seseorang,Yan"

"Naon? Serius kamu? Saha?"

"Aruna"

RUANG LUKA (END)Where stories live. Discover now