Chapter 18. Kuliah

660 16 3
                                    

Pria bernama Ezra Gionino Abraham mendapat kabar baik sore ini

Ia di kabarkan lolos seleksi SNMPTN di Universitas yang terletak dipulau Sumatra

Satu minggu yang lalu Ezra mengurus data dan nilai nilai yang akan dicantumkan pada seleksi SNMPTN, nilai dari semester satu hingga semester lima lengkap ia cantumkan tanpa keliru

Ia memilih dua Universitas berbeda, Pilihan pertama ia ambil Universitas Indonesia dan pilihan kedua ia ambil Universitas Lampung

Di Universitas Indonesia ia mengambil prodi teknik sipil dan di Universitas Lampung ia mengambil jurusan Teknik Informatika

Ia menaruh harapan besar pada pilihan pertamanya, mengingat ayahandanya memiliki perusahaan dibidang properti tentu mengambil prodi teknik sipil sangat berguna untuk masadepannya kelak

Namun amat disayangkan Ia gagal masuk Universitas Indonesia, Ia tak lolos di Universitas tersebut.

Dengan lapang dada Ia menerimanya

Ada satu hal yang membuatnya terperangah tak percaya,

diterima di Universitas Lampung pada prodi Teknik Informatika

Sebenarnya Ezra memilih Universitas Lampung dan prodi Teknik Informatika ini hanya keisengan semata

Ezra memejamkan matanya beberapa kali, seakan sedang bermimpi. Ia akan melanjutkan pendidikan di tanah perantauan yang mana belum ia bayangkan untuk itu

Mengingat sekolah Ezra adalah unggulan di kota Batavia dan dengan nilai yang begitu menakjubkan Seorang Ezra Gionino Abraham di tolak oleh Universitas Indonesia. Sulit dipercaya kenyataan ini

Bahkan di kolom pilihan Univ kedua yang ia sepelekan justru menerimanya pada jalur undangan ini

Lampung, ntah bagaimana suasana disana. Namun Ezra harus melanjutkan pendidikannya di Universitas tersebut

Membuka lembaran baru di tanah rantauan, beradaptasi dengan lingkungan baru. Dan yang paling penting ia bisa menjauh dari mantan pacar pertamanya. Yaitu Anya Senja Tirani

❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇❇


Ujian telah usai, kini saatnya Ezra mempersiapkan diri untuk memulai kehidupannya di pulau Sumatra

Ia menyiapkan segala keperluan primer maupun sekundernya

Dengan cekatan ia telah menyiapkan semuanya dan memesan tiket pesawat

Ezra berangkat ke bandara sendiri, tak di temani siapapun. Begitulah kehidupan Ezra

Slalu sendiri tanpa ada seorangpun yang berarti dalam kehidupannya

Orang tua yang sibuk dengan urusan masing masing, dan kakak perempuan yang tak memperdulikannya

Seperti itulah kehidupan Ezra

Bahkan harapan menggapai mimpi bersanding dan mengikat janji suci dengan cinta pertamanya pun harus berakhir menyedihkan

Tak ada harapan khusus untuk dirinya saat ini, Ezra hanya mengikuti alur. Akan dibawa kemana ia, Ezra tetap akan menerimanya

Ditolak Universitas Indonesia dan Masuk Universitas Lampung, ini adalah takdir Tuhan.

Ezra bersyukur atas itu, dan ia tak kecewa sama sekali.

🌐🌐🌐🌐🌐

Ezra telah sampai di kota Bandar Lampung dengan perasaan hati yang berkecamuk ntah apa namun yang jelas ia tak menyangka akan menginjakkan kaki nya di Lampung setelah sekian lamanya

ABRAHAM WORLDWhere stories live. Discover now