Chapter 22. Danu - Akmal

521 16 6
                                    

Hembusan angin di pagi hari yang begitu menenangkan, embun pagi begitu menyejukkan

"Udah lumayan lama gak maraton" Ujar Ezra dalam hati

Ezra duduk di tepian danau, bersandar pada pohon beringin yang rindang dan begitu besar

Ditemani ikan ikan kecil yang menari dengan indahnya di danau tempat Ezra beristirahat

Ia sudah berlari sekitar tiga jam tanpa henti, dengan peluh yang menyegarkan serta tatapan mata puas dan senang

Dulu ia sering sekali menghabiskan hari hingga matahari terbit bersama mama nya, menyusuri lapangan khusus olahraga milik keluarganya dan mencari peluh dengan gelak tawa wanita yang telah melahirkannya itu

Seorang wanita yang sangat Ezra sayangi dan hormati, kini terpisah oleh jarak dan harus memendam rindu dalam diam

Baru beberapa hari ia menginjakkan kaki di tanah rantau namun sudah banyak sekali hal hal yang ia rindukan. Baik tentang keluarga maupun sobat karibnya

Ezra menatap ponselnya, matahari sudah mulai terbit dan menyinari dunia dengan gagah nya

Harusnya ia sudah melangkahkan kaki dan pulang, memulai kegiatan dengan semangat

Namun suasana alam mengekangnya dengan keindahan yang begitu nyaman

Dengan tatapan menerawang Ezra mulai menata kehidupannya kembali, dengan konsep hidup yang berbeda

Dan meninggalkan cinta.

Mulai saat ini ia tak akan terlena oleh satu kata yang begitu menjijikan, yaitu cinta.

Jika engkau berfikir hanya wanita yang slalu disakiti didunia ini berarti engkau belum bisa memahami keseluruhan makna dunia

Tak selamanya wanita benar, tak selamanya wanita tersakiti, tak selamanya wanita baik, dan tak selamanya lelaki salah.

Disini bukan perkara wanita atau lelakinya. Disini bukan perkara mana yang salah dan mana yang benar

Tipikal manusia berbeda beda, ada yang teramat tulus dan amat banyak yang hanya modus

Cinta membutakan segalanya, jangan terlena olehnya. Apalagi sampai gila di buatnya

🍁🍁🍁🍁🍁

Kini Ezra sudah menyiapkan diri berangkat ke kampus untuk yang pertama kalinya

Bukan karna kuliah sudah di mulai, melainkan ia mendapat undangan dari ketua BEM di universitas nya

Ia akan menghadiri acara tersebut karna ia lumayan akrab dengan ketua BEM

Dengan memakai kaos hitam pekat yang memiliki lambang Lacoste Sport RN87651 CA16998 yang dibelikan mama nya dalam rangka ulangtahun nya yang ke tujuh belas. Serta celana levis dengan warna senada, dan tak lupa sepatu Virgil Abloh kesayangannya

Ia berangkat menuju universitas dengan tatapan kosong serta mengemudikan mobil dengan helaan nafas karna jengah sekali, pagi pagi seperti ini kota sudah ramai dan jalanan macet

Dari balik kaca yang pekat hitam ia dapat melihat sosok anak kecil yang sedang bernyanyi mendekati mobilnya. Dengan tawa dan ulasan senyum di wajah anak kecil yang memakai baju lusuh dan kumuh

Ezra menatapnya, ia membayangkan bagaimana kehidupan mereka di dunia yang kejam ini

Anak itu berhenti bernyanyi, ia menatap ukulele senar tiga yang baru saja jatuh dari pelukannya

ABRAHAM WORLDWhere stories live. Discover now