BAB 6: Meninggalkan

112 28 5
                                    

Setelah mengucapkan mantra, Reislynn tertarik ke dalam kerang itu dan muncul di suatu tempat. Karena port-link tidak menyebabkan sensasi tertarik ke segala arah, Reislynn tidak merasakan mual.

Ia menoleh ke sekeliling untuk mengetahui dimana ia sekarang, dan menemukan kalau ia baru saja keluar dari sebuah lemari bobrok yang terlihat sangat tua. Kedua pintunya sudah terlepas dan bergelantungan di tempatnya, dan papan-papannya sudah dimakan oleh rayap. Di bawah lemari itu terdapat sebuah sepatu bot kulit usang yang Reislynn ketahui sebagai port-link juga. Pasti jalan untuk kembali ke pulau batu.

Setelah memperhatikan tempat dimana ia berada, Reislynn mendapati bahwa tempat itu adalah sebuah bangunan bekas terbakar. Beberapa bagiannya sudah hangus, dan langit-langitnya menghitam karena jelaga. Lantainya yang juga menghitam penuh dengan debu dan tumpukan kayu yang hangus. Tempat itu masih memiliki beberapa peralatan yang kebanyakkannya sudah hangus terbakar, seperti sebuah meja dan kursi yang sudah terbalik, sebuah meja kecil, dan lemari yang ada di belakangnya.

Mengingat kembali pesan Zarek yang ia harus segera kembali sebelum fajar, Reislynn melangkah menuju satu-satunya pintu dan jalan keluar di sana.

Tempat itu sepertinya sudah terbakar bertahun-tahun lalu, karena di halamannya dipenuhi oleh semak-semak dan rumput liar. Sepertinya bangunan itu semacam tempat tinggal atau gudang penyimpanan.

Reislynn melangkahi rumput-rumput yang tumbuh tak teratur di halaman, dan berjalan di jalanan yang tak biasa. Ia mulai berjalan ke arah satu-satunya jalan yang terlihat, diiringi dengan bunyi serangga dan katak yang terdengar begitu ribut.

Reislynn menoleh ke segala arah saat ia berjalan, namun yang ia temukan hanya pohon-pohon dan semak belukar. Tidak ada tanda-tanda rumah atau bangunan yang dimiliki oleh manusia.

Setelah berjalan beberapa lama, ia sampai di jalanan yang lebih luas, dan lebih terang karena banyak sekali tiang-tiang yang memancarkan cahaya.

Ia berbelok ke arah kiri, dan membiarkan instingnya mengarahkannya ke entah di mana itu.

Malam semakin larut, dan ia berjalan semakin jauh. Reislynn mengingat-ingat jalan yang ia lewati agar tidak tersesat. Biarpun jalanan terang, tetapi tak terlihat satupun manusia di sana. Tentu saja, saat ini sudah dini hari, dan pasti mereka semua sudah tidur di rumahnya masing-masing.

Tak berapa lama ia berjalan, ia melihat sesuatu yang langsung menarik perhatiannya. Ia melihat semacam taman yang terlihat sangat tidak biasa. Dan tempat ini begitu aneh. Ada cacing berkilau yang menempel di pohon dan bola bercahaya berpalang yang menancap di tanah. Cacing itu begitu panjang, melilit setidaknya 5 pohon di sana dan berkelap-kelip dalam warna yang beragam dan memusingkan. Jelas sekali itu bukan cacing berkilau yang biasa ia lihat di gua di dekat pertambangan.

Reislynn yang penasaran dengan jenis cacing itu mendekat untuk melihatnya lebih jelas. Saat melihatnya, ia menyadari kalau itu bukanlah cacing, melainkan untaian tali transparan yang ditempeli oleh banyak kunang-kunang berbagai warna. Atau, itu benda yang sama dengan alat ujicoba Sir Daralon pada bab Elementasi yang digunakannya untuk mengetahui berapa besar listrik yang bisa dihasilkan dari tongkat sihir? Kalau tidak salah namanya adalah gohlam, atau mungkin dampu?

Reislynn harus menyeret kakinya menjauh dari sana dan berhenti memperhatikan dampu-dampu itu berkelap-kelip. Ia harus bergegas, walaupun ia juga tidak tahu harus pergi kemana. Seperti kata Zarek tadi, ia harus kembali ke portal sebelum pagi hari, jadi ia harus bergegas untuk apapun yang harus ia lakukan.

Reislynn sedang melihat-lihat, dan tempat itu terasa begitu aneh, begitu berbeda. Semuanya benar-benar berbeda dengan Trar Gloin. Reislynn melihat banyak sekali menara di kejauhan, dan menara-menara itu bersinar kotak-kotak seperti jendela.

The Kingdom of AleasWhere stories live. Discover now