BAB 12: Kerajaan Dari Pangeran yang Telah Kembali

113 26 7
                                    

Alan bisa merasakan dadanya jadi begitu berat dan sesuatu yang dingin mengalir di punggungnya. Bahkan perasaan ini lebih menyakitkan daripada yang ia sangka; jauh lebih sakit saat ia mengetahui tentang kematian ibu dan ayah angkatnya, bahkan walaupun kejadian itu baru 2 hari yang lalu.

"Bagaimana ia tiada?" Alan memaksakan diri untuk bertanya, walaupun perasaan pedih itu masih mengguncangnya.

"Dibunuh, oleh seorang penyihir jahat," kata Reislynn sambil memandang Alan prihatin dan khawatir. "Penyihir yang sama yang menewaskan ayahmu. 17 tahun lalu."

Nafasnya tertahan di tenggorokan, dan Alan merasa dadanya kian sesak. Matanya memanas, dan ia merasakan perasaan tidak nyaman di hatinya, seolah-olah daging itu telah mengerut agar Alan tidak merasa kesakitan dengan fakta itu.

"17 tahun lalu?" ia mengulangi dengan suara mencicit. "Tapi kenapa?" Ia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada kedua orangtua kandungnya, bahkan walaupun Alan masih meragukan kebenarannya. Tapi sepertinya ia sudah tahu kalau orangtuanya yang asli sudah tiada; kesakitan ini adalah buktinya.

"Pembalasan dendam," Reislynn berkata dengan mata berkilat-kilat. Sesuatu seperti kemarahan membayang pada mata kelabunya. "Penyihir itu menginginkan kehancuran kerajaan ini."

Alan tidak mengerti. "Tapi mengapa dia membunuh orangtuaku?" ia bertanya tidak faham.

"Karena mereka adalah Raja dan Ratu," balas Reislynn getir.

Fakta itu menghantam Alan sekali lagi. "Raja dan ... Ratu?" ia berkata dengan gumaman.

"Ya," Reislynn menegaskan. "Dan kau adalah pangeran. Pangeran yang telah kembali."

"Aku adalah pangeran?" gumam Alan pada dirinya sendiri.

"Ya, pangeran," Reislynn kembali menegaskan. "Putra sulung dan putra satu-satunya dari Raja Alextur dan Ratu Enther. Pewaris sah dari kerajaan ini. Pemilik sah dari tahta kerajaan ini. Bahkan sampai saat ini."

"Aku pasti bermimpi," kata Alan hampa. Semua itu terlalu mengejutkan dan berlebihan baginya. Pangeran dan pewaris. Kemarin, ia hanyalah seorang anak laki-laki yang baru saja kehilangan orangtua angkatnya, dan sekarang, ia menjelma menjadi seorang pangeran dari sebuah kerajaan penyihir. Kesamaan dari kedua hal ini hanya ia telah ditinggalkan oleh kedua orangtuanya. Ini benar-benar gila.

"Aku bisa pastikan kalau kau tidak bermimpi," kata Reislynn sambil memegang bahu Alan. Genggaman tangannya kuat dan menguatkan. "Tidakkah kau merasa bahwa semua ini telah menunggumu?"

Alan mengerutkan dahi mendengar kalimat terakhir Reislynn. Apakah ia merasa semua ini menunggunya? Entahlah, Alan tidak yakin. Ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Atau mungkin pernah, saat ia terbangun dari tidurnya setelah memimpikan sesuatu yang aneh yang terus saja terulang-ulang sejak ia kecil. Hamparan bunga, kolam air tak berujung, kadang-kadang hutan, dan dua orang laki-laki dan perempuan yang memberinya benda-benda asing ....

Alan terkesiap dan menatap Reislynn dengan mata membelalak. Kini ia tahu apa arti dari mimpi itu. Hamparan bunga, pasti adalah padang bunga di hadapannya. Kolam air tak berujung, Alan memikirkannya sebagai laut, laut yang bergejolak karena badai. Hutan, pasti adalah hutan yang gelap tadi. Dan pria dan wanita dimimpinya, apakah dua orang itu adalah orangtuanya? Alan tidak bisa melihat wajah mereka dengan jelas, karena mimpi itu terus saja mengaburkannya.

Mungkin karena itu Alan merasa de-javu dengan semua ini; karena ia pernah berada di sana sebelumnya. Mungkin ia tidak mengingatnya dengan jelas karena itu sudah belasan tahun lalu, dan saat itu ia masih berusia beberapa bulan. Tapi sepertinya mimpi itu menjelaskan beberapa hal padanya; bahwa ia memang pernah ada di sana sebelumnya.

The Kingdom of AleasWhere stories live. Discover now