BAB 20: Lantorneas

96 16 4
                                    

Redwald kelihatan melamun lagi. Tatapannya yang begitu jauh itu seperti sedang berada di dunia lain, seperti dia sedang memikirkan sesuatu yang begitu jauh. Matanya tak lepas dari meja, hingga Alan yakin sebentar lagi meja itu akan berlubang, kalau tatapannya memang mampu melubangi benda.

Alan berasumsi Redwald pasti sedang mencoba untuk membiasakan diri dengan tatapan-tatapan tak suka itu, tapi dia mencoba terlalu keras-dan nampaknya Redwald tidak berhasil-hingga menyakiti dirinya sendiri.

Alan sedikit banyak mengetahui bagaimana rasanya berada di tempat dengan orang-orang yang menganggapmu aneh, atau dalam kasus Redwald, tidak disukai. Itu sesuatu yang, Alan sendiri mengakui, terasa sangat tidak menyenangkan.

Apalagi Redwald kelihatannya tidak memiliki satupun teman, berbeda dengan Alan yang masih memiliki Shane sebagai temannya. Hal ini pasti memberatkannya hingga berkali-kali lipat, tidak memiliki seseorang untuk bisa kau ajak berbicara.

Itu akan seperti menyimpan terlalu banyak pikiran dan tak bisa menyalurkannya, dan lama kelamaan pikiran-pikiran itu akan menumpuk dan mulai menyakitinya. Seperti jika kau tidak buang air kecil selama berjam-jam. Air seni yang menumpuk itu akan membuatmu sangat tidak nyaman.

Alan paham betul bagaimana rasanya merasa tak ada yang menginginkanmu hanya karena kau berbeda, atau karena orang-orang berpikir kau seseorang yang harus dijauhi karena sesuatu hal yang tidak kaulakukan. Redwald dibenci karena dia adalah anak dari pengikut Ysidora. Itu seperti tidak menyukai anak anjing karena induknya pernah menggigitmu.

Itu adalah hal yang kekanakan sekali menurutnya.

Alan sudah bertekad untuk menjadikan Redwald temannya. Walaupun itu akan terasa sangat aneh di mata teman-temannya, tapi Alan akan mengacuhkannya. Biar saja kalau mereka tidak setuju atau berubah tidak menyukainya juga. Setidaknya dia tetap bisa menjadikan Redwald temannya. Dia sudah terbiasa hanya memiliki satu teman, dan rasanya itu tak akan ada bedanya. Sama sekali tidak ada bedanya.

Well, kalau dipikir-pikir, mungkin seperti ini juga perasaan Shane saat melihat seorang bocah laki-laki yang bermain dan duduk sendirian. Mungkin dia merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan oleh Alan saat ini.

Bermenit-menit kemudian, saat semua orang sudah selesai dengan makanan penutup mereka dan mulai berbincang-bincang dengan murid-murid lainnya, piring-piring maupun peralatan makan yang berada di atas meja menghilang diiringi bunyi kelontang samar. Noda-noda yang tadinya berada di sana juga hilang tak berbekas, menyisakan meja kayu hitam panjang yang berkilau dan memantulkan cahaya kandelar maupun obor yang berada di atas mereka.

Mereka mungkin menganggap itu bukan sesuatu yang baru, tapi Alan yang menghabiskan nyaris seumur hidupnya dengan ketidakpercayaan pada sihir dan sejenisnya, menganggap itu sesuatu yang menakjubkan. Tentu itu bukan sihir pertama yang dia lihat, tapi dia tetap penasaran bagaimana kira-kira caranya menghilangkan atau memunculkan benda seperti itu.

Dia sudah tahu kalau tak ada sihir yang bisa memunculkan makanan dari udara kosong, jadi pasti makanan-makanan tadi dipindahkan secara sihir kemari. Mungkin dari suatu tempat di akademi itu.

Profesor Andern kembali berdiri dari kursinya. Segala pembicaraan di aula itu berhenti perlahan-lahan, senyap menunggu hal yang akan dikatakan oleh kepala akademi.

"Seperti yang sudah kalian tahu," Profesor Andern memulai, "hari ini adalah hari yang istimewa. Untuk yang ke-507 kalinya kita menerima kedatangan murid baru. Itu artinya, 507 tahun yang lalu adalah hari pertama pembukaan Akademi Avolire ini. Sebuah kebahagiaan besar yang dirasakan oleh leluhur-leluhur kita, bahkan kita sendiri."

Profesor Andern menujuk jendela mosaik di belakangnya, tempat dimana keempat Avolire berdiri dengan bangga dengan tongkat sihir mereka. "Para Avolire!" seru Profesor Andern. "Merekalah para pahlawan, penyelamat, pelindung, dan guru kita. Merekalah yang membawa kita kemari, memberikan perlindungan kepada kita dari kekejaman dunia luar yang menolak sihir kita. Merekalah yang mendirikan kerajaan ini, memberikan tanggung jawab kepada keluarga Ballard untuk menjadi pemimpin, dan menjadikan keluarga Regnyl sebagai rekan mereka."

The Kingdom of AleasDonde viven las historias. Descúbrelo ahora