#8 One Day to Remember

217 25 10
                                    

#30DaysWritingChallenge Day 8: 5 things from your bucket list.

"Are you ready?" Aku melemparkan tatapan sengit pada Nathan. Cowok itu seperti tidak mendengarkan kata-kataku. "WOI NATH!" Dia baru menatapku ingin tahu. "Are you ready?"

"Are you ready apaan?" Katanya datar lalu menguap lebar. Untuk tidak ada laler yang masuk. "Ngantuk gue."

Aku mendengus kesal melihat Nathan yang sekarang sudah memejamkan mata sambil bersandar di pohon palem di taman komplek.  Bisa-bisanya dia bilang ngantuk? Iya sih, memang ini masih pagi. Masih sangat pagi sebenarnya. Matahari saja belum mau muncul. Tapi, biarlah. Kita tidak boleh menyia-nyikan waktu.

"Lo mah nyebelin." Aku berkata dengan nada ngambek. "Nggak ngehargain usaha gue banget udah bikin ginian susah-susah juga." Aku mengacungkan kocokan undian yang lebih mirip kocokan arisan. 

"Siapa yang suruh bikin gituan sih?" Dia berkata masih dengan mata terpejam. "Lagian itu apaan coba?"

"Ya, inikan hari terakhir kita mau main bareng sebelum besok lo mau pindah gara-gara bokap lo yang dipindah tugasin. Masa lo mau kita main yang kayak hari-hari biasanya? Bosen!" Aku berkata kelewat semangat. "Ini kocokan isinya berbagai macam hal gila menurut survey di internet yang bakal kita lakuin. Cukup lima aja dari total tiga puluh yang ada."

Nathan membuka matanya lalu bergidik ngeri. "Harus banget, Nad?"

"Harus."

"Terus sekarang kita ngapain?"

Aku menyerahkan kocokan itu padanya. Dia menerima dengan tampang aneh. "Kocok gih. Kayak ngocok arisan gitu lho. Ntar yang keluar, itu yang kita lakuin."

Nathan mengocoknya asal-asalan lalu mengeluarkan satu kertas yang sudah digulung dari bolongan yang ada di ujung kocokan. Aku mengambil gulungan itu, membukanya lalu membacanya keras-keras.

"Gangguin anjingnya Brandon."

Aku menganga lebar sementara Nathan menatap kertas itu tidak percaya.

"Gila! Nggak. Nggak mau gue." Dia menatapku ngeri. "Anjing galak banget gitu. Ampe di depan rumahnya dipasangin plang 'awas anjing lebih galak daripada pemilik rumah' gitu. Ogah gue."

"Yaelah cemen banget." Aku berkata meremahkan. "Inikan lo yang ngocok."

Nathan lalu mengusap wajahnya frustasi. "Dasar stres lo, Nada!"

☆☆☆

Aku mendorong-dorong Nathan agar lebih dekat lagi dengan pagar rumah Brandon yang sedikit terbuka. "Majuan."

"Berisik lo." Dia tidak mengalihkan pandangannya. "Gila Nad! Anjingnya nggak diiket!"

"Lanjut Bro!"

Aku hanya bisa menahan senyum melihat Nathan yang sekarang sudah menyalakan korek lalu mendekatkan api dari korek ke arah sumbu petasan kretek. Dia melirikku terlebih dahulu. Aku mengacungkan jempol lalu dengan cepat Nathan melemparkan petasan itu melewati pagar dan masuk ke dalam rumah Brandon.

"Kretek kretek kretek kretek kretek."

"GUK!"

Mampus!

Nathan mundur satu langkah. Mau tak mau aku jadi ikutan mundur.

"GUK!"

"Nad, kalo gue bilang kabur, kabur ya." Aku mengangguk mengerti.

"GUK!"

"KABUUUUUR!" Nathan langsung berteriak melihat anjing Brandon keluar dari pagar dan saat ini sibuk mengejar kami yang sudah lari kalang kabut.

Behind Every LaughWhere stories live. Discover now