KISS

233 18 0
                                    

Special Theme : Kekuatan Supernatutal (Fantasy)

"Adrian, pulang yuk?"

Dengan bosan gue menoleh ke Meira. Cewek itu sekarang sedang sibuk membawa beberapa buku pinjaman dari perpustakaan umum yang saat ini kami kunjungi. Walaupun malas, dengan gentle gue langsung ambil buku yang dia bawa, lalu melengkungkan senyum manis andalan gue. "Biar gue aja, Mei."

Mei mengangguk. Terlihat jelas wajahnya yang memerah. Haha, pesona gue memang susah ditolak.

Gue membiarkan Mei jalan terlebih dahulu ke arah parkiran mobil. Masih dengan tangan gue yang penuh buku, gue membukakan pintu mobil untuk Mei. Setelah cewek itu naik, gue menyerahkan buku tadi, dan berjalan memutari bagian depan mobil untuk duduk di bangku pengemudi.

Sabar Adrian, tinggal sedikit lagi.

Setelah gue duduk tenang di bangku pengemudi tanpa berniat sedikit pun menjalankan mobil, seperti biasa, suasana canggung yang selalu mendominasi saat gue sedang bersama pacar gue yang sekarang langsung datang. Perlahan, gue menoleh ke arah Mei. Cewek manis itu tampak salah tingkah lalu membenarkan letak kacamata bingkai hitamnya.

"Mei?"

"Hmm?"

"Let me kiss you." Mata Mei sedikit melebar, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Perlahan, gue memajukan badan. Refleks, gue menyentuh dagu Mei. Agar dia tidak lari. Setelah Mei memejamkan matanya, gue mengamati bibir pinknya yang selalu berhasil menerangkan rumus-rumus Fisika dengan lancar. Dan tanpa menunggu lebih lama lagi, gue langsung menempatkan bibir gue tepat pada bibir Mei.

Bisa gue rasain sesuatu yang sekarang mengalir di tubuh gue. Bukan efek sengatan listrik yang biasa didapetin ketika ciuman, tapi lebih dari itu. Semacem energi baru yang mengalir dari bibir gue yang bersentuhan dengan bibir Mei ke kepala gue terus dan terus selama gue nggak ngelepasin bibir gue. Gue suka rasanya, seperti hidup kembali.

Sampai kepala gue tiba-tiba terasa pusing, akhirnya gue ngelepasin bibir gue dari bibir Mei. Gue langsung buang muka, sementara Mei melumat bibirnya dengan salah tingkah.

Lo berhasil lagi, Adrian.

Gue nggak tahu apa namanya dan dari mana asalnya kemampuan gue, tapi setelah gue nyium bibir cewek, selain nyokap tentunya, gue langsung bisa dapetin kemampuan andalan mereka. Kemampuan yang dalam kasus Mei kali ini adalah di bidang pelajar yang paling gue benci, Fisika.

Kalian benar. Gue pernah berkali-kali nyium bibir cewek dan gue dapetin semua kemampuan mereka tanpa terkecuali. Misalnya karate, nyanyi, masak, sampai kemampuan di bidang pelajaran pun bisa dan sudah gue dapetin. Yang terakhir adalah Fisika dari Mei dan dengan itu semuanya lengkap. Ranking gue di sekolah nggak bakalan bisa kesaing lagi.

Iya, gue Adrian, playboy yang nggak cuman terkenal karena ganteng, tapi juga karena pinter. Playboy yang nggak cuman modal tampang, tapi juga modal otak.

Pertama kali gue sadar sama kemampuan gue ini ketika gue nggak sengaja nyium bibir Kinan, temen SMP gue yang terkenal jago banget futsal, waktu kita tabrakan di koridor sebelum gue pergi ke lapangan buat ngewakilin kelas gue futsal di acara class meet semester dua. Sesaat setelah ciuman yang nggak disengaja itu, kepala gue langsung terasa pusing. Nggak cuma itu, gue juga ngerasa ada yang aneh dari tubuh gue. Samacem semangat main futsal yang tiba-tiba memacu adrenalin gue. Membuat strategi-strategi meluncur begitu aja dari mulut gue dan anehnya langsung disetujui semua orang. Tanpa diduga, kelas gue menang, berkat permainan gue yang-menurut desas-desus semua orang-cukup bagus dan keren.

Yang lebih aneh lagi, waktu pertandingan futsal putri, kelas Kinan kalah begitu saja tanpa perlawanan apa-apa. Kinan yang biasanya begitu cerdik membaca permainan lawan, seperti hilang begitu aja dari pertandingan. Seperti yang bermain barusan itu bukan Kinan. Seperti Kinan yang lama telah hilang. Seperti tidak ada lagi Kinan yang jadi kebanggaan sekolah karena futsal. Seperti Kinan telah kehilangan kemampuannya.

Behind Every LaughWhere stories live. Discover now