Pasangan Ideal

25.4K 2.1K 11
                                    

Juni!

Saat ini negara Belanda sudah memasuki musim panas tapi tidak sepanas musim panas di Indonesia, terutama Jakarta.

"Gimana kalau bendungannya jebol tuh yaa??" celetuk Yoga seraya nyengir dan spontan aku menjitak kepalanya dengan keras.

"Gue masih ingin hidup!!" sahutku kesal dan berterika keras ditelinga Yoga.

"Lo-"

"Ehhhhh...sudah-sudah...jangan ribut saja...malu tuh dilihat Ana.." kata Mommy menengahi perdebatanku dengan Yoga, adikku tersayang yang paling resek sedunia.

Gadis cantik berambut pirang dengan manik mata biru yang memiliki nama Ana itu terkikik melihatku dan Yoga yang masih saling melotot. Aku rasa dia seumuran denganku dan sialnya dia adalah adik bungsu dari Van Dirck alias mobil Van.

"Kamu sangat cantik kak Sovia..." ucapnya sambil tersenyum dan menyentuh punggung tanganku.

"Huekkkkk... tukang tidur dan makan dibilang cantik!!" protes Yoga lagi sambil berekspresi seolah muntah.

PLAK!

Aku melotot dan menjitaknya lagi diiringi omelan seribu bahasa tanpa suara.

"Ehh...Sovia...Yogaaaa..." ucap Mommy seraya melotot. Spontan kalau sudah begitu pasti kami balik saling melotot dan berhenti berkelahi meskipun kami masih saling mengumpat tanpa suara.

"Soviaaa..." Mommy memperingatkanku.

Aku menghembuskan napas kesal dan membuang pandanganku keluar jendela mobil yang melaju dengan kecepatan rata-rata, tatapanku tertuju kearah taman yang kami lewati.

Ini, sangat indah sekali.

Jalannya sangat bersih dan rapi, berbeda dengan Jakarta yang macet dan lalu lintasnya yang sering kacau balau.

"Kalian berdua pasti akan sangat cocok..." ucap Ana yang membuatku menoleh kearahnya.

Cocok?

Apanya? Kami bahkan bisa dipastikan akan seperti pasangan aneh dan jika berjalan akan seperti angka sepuluh. Orang-orang yang melihatku pasti akan merasa kasihan karena tubuhku yang sangat kurus ini.

"Kau cantik dan dia tampan..."

Oh, yeahh. Aku rasa Ana adalah adik yang sangat baik tapi juga berlebihan. Bagaimana bisa dia menyebut kakaknya yang gendut itu dengan istilah tampan?

Astaga, aku rasa aku lebih percaya Yoga daripada Ana.

Yoga memang usil dan dia selalu mengolokku jelek. Kurasa itu kejujuran yang menyakitkan, tapi itu lebih baik daripada seseorang mengatakan cantik atau tampan padahal tidak sama sekali. Bahkan jika kebenarannya hanya mendekati tiga puluh persen.

"Kalian akan jadi pasangan ideal dan akan membuat iri banyak orang..." ucapan Ana membuatku keluar dari percakapan monolog di dalam otakku.

Pasangan ideal?

Astaga...

Aku merapatkan bibirku menahan kesal dan berharap aku tidak berteriak karena kesabaranku sudah mendekati batas maximum.

Aku kembali melempar pandanganku keluar jendela, berharap itu bisa menenangkanku kembali.

"Kau tahu kak Sovia, aku sangat senang saat mendengar Mom mengatakan kalian berdua akan menikah... aku jadi tidak perlu mengawarirkan kakakku akan melajang sampai tua..."

Yachhh! Mommy tega banget sih menjodohkanku dengan pria tidak laku begitu?!

Pasti Papi dan Mommy kena pelet!

Iya bener, pasti merek kena pelet mobil Van itu.

"Hhhmmm..." aku mengangguk-angguk dan menoleh pada Ana yang terlihat senang.

"Aku tahu, kalian memang serasi. Apalagi kalian berdua saling mencintai... terima kasih kak Sovia..." Ana tiba-tiba memelukku.

Eh, tunggu dulu. Tadi dia bilang apa memangnya saat aku mengangguk-angguk?

Aku memutar kembali fokusku dan mengingat apa yang Ana tadi tanyakan, karena kurasa baru saja terjadi kesalah pahaman.

Apa kamu juga mencintainya?

Deg.

Kurasa itu tadi pertanyaannya.

Sial! Kenapa juga aku tadi mengangguk-anggukkan kepala??!

Arghhhhh!!!

Okta...

Andra...

Sepertinya aku menarik ucapanku soal balas dendam dan bersedia menikah dengan mobil Van.

Bagaimana ini???

"Kau pasti akan setuju denganku..."

"So-soal apa?" tanyaku gugup.

"Kalau kalian adalah pasangan ideal..."

Spontan aku menggertakkan gigiku dan tanganku segera mencubit Yoga yang sedang asik bermain game di handphone-nya.

"Sovia! Sakit bego'! Lo kira-kira dong kalau cubit orang!!" pekik Yoga keras sambil menggosok lengannya yang tadi aku cubit tiba-tiba karena aku harus segera menyalurkan kekesalanku atau aku akan menjerit histeris di dalam mobil ini.

"Bodo' amat!" sahutku ketus.

"Hahaha... aku iri dengan interaksi kalian berdua..." kembali Ana tertawa riang sambil memegang perutnya karena tertawa terus.

Aku rasa dia sedikit gila dan gangguan, oleh sebab itu dia menganggapku cantik dan menganggap kakaknya yang jelek dan gendut itu tampan.

Ishhh!!!

Ini benar-benar menyebalkan!!

-

Hai... sampai juga di part 4.

Mana nih pendukung Sovia??

Apakah ada yang penasaran dengan mobil Van??

Hmmm...

Ya, udah deh. Lanjut yuk...

Selamat membaca... sebelum dihapus... 😬😬😂😂😘😘😍

Ice Cream Love ( By Yui ) [OPEN PO]Where stories live. Discover now