Happy

21.7K 1.6K 2
                                    

Makasih guy masih setia baca coretan-coretan ini...

Billy berjalan keluar kamar bersama Nathan dan duduk diruang kerja Nathan dengan senyum ceria.

"Akhirnya kau mendapatkan hatinya bukan?"kata Billy seraya mehirup harumnya aroma kopi buatan keluarga Dirk.

Nathan tersenyum kecut dan menutup buku yang baru saja dia buka. Dia menoleh menatap sahabatnya itu dan geleng kepala.

"Apa maksudmu?kau bilang.."

"Semua hanya karena syarat..dia akan benar-benar menjalankan kewajibannya sebagai istri karena Steven.."sahut Nathan menjelaskan.

"Steven? maksudmu Sovia menyukai Steven?"tanya Billy tak percaya.

"Bukan...dia berjanji padaku bahwa dia akan jadi istriku kalau aku membiarkan Ana berhubungan dengan Steven..hhhhh..."

Nathan menarik nafas dalam-dalam dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Benarkah?jadi kau mengizinkannya?"tanya Billy riang dan merasa lega.

"Aku tak tahu kenapa kalian mendukung Ana..hhhmmm..dia masih anak-anak dan..."

"Artinya kau lebih kejam dari Steven.."potong Billy.

"Apa maksudmu?"tanya Nathan bingung.

"Kau lebih tua dua tahun dari Steven tapi istrimu lebih muda dua tahun dari Ana.."kata Billy seraya tersenyum.

"Tapi..."

Billy mengangkat tangannya sehingga Nathan berhenti berbicara.

"Dan semalam kau..."

"Baiklah...baiklah...aku mengakuinya..."gumam Nathan pasrah.

"Apa dia akan baik-baik saja?kenapa dia bisa demam?"tanya Nathan yang mulai panik.

Billy tersenyum melihat sahabatnya itu yang panik.

"Karena itu pertama untuknya...dan mungkin karena kau terlalu bernafsu padanya...hahaha"kali ini Billy tertawa keras melihat sahabatnya itu yang kawatir sekali.

"Kau ini...semalam aku sedikit mabuk...dan kau tahukan..."

"Yahhh...kurasa kau sudah mabuk sejak mendapat kabar papamu menjodohkanmu dengannya..."sahut Billy yang kemudian menyeduh kopinya. Dia menatap sahabatnya yang sudah terlihat lebih baik itu dan tersenyum kecil.

"Kurasa kau lebih bahagia saat kau menerima kabar itu...benarkah tebakanku?"tanya Billy.

Nathan tersenyum kecil dan terlihat bahagia sekali.

"Bagaimana dengan Soffie?"sesaat Nathan terdiam dan menatap Billy.

"Aku sungguh tak ingat padanya billy...sejak menikah dengan Sovia apa kau tahu fikiranku hanya fokus padanya...setiap malam aku hanya bisa memandangnya saja tapi semalam....aku tak pernah membayangkan malam pertamaku dengannya akan secepat ini terjadi...bahkan ku kira aku tak akan pernah mengalaminya..."Nathan tertawa kecil.

Ada segurat garis kebahagiaan diwajahnya. Billypun tersenyum bahagia melihat sahabatnya itu tersenyum ceria.

"Well apa kau akan kerja hari ini?"tanya Billy.

"Sebenarnya aku tak ingin meninggalkan Sovia tapi ada rapat sore nanti...ada apa?apa Sovia perlu perawatan khusus gara-gara semalam?"tanya Nathan yang kembali cemas.

Billy terkikik mendengar pertanyaan Nathan yang seperti anak kecil.

"Tidak....dia akan baik-baik saja...kalau semalam kau bermain kasar kurasa seminggu ini dia akan takut padamu..."

Nathan menaikkan kedua alisnya karena tidak mengerti maksud Billy.

"Dia masih muda dan ini pertama kali baginya. Orang-orang timur menjunjung tinggi harkat dan martabat mereka..aku bukannya menakutimu, tapi wanita bisa takut berhubungan jika si pria terlalu agresif..hehhehe..."

"Jadi maksudmu..."

"Aku tak bermaksud apa-apa...bagaimana reaksinya saat bangun tadi?"tanya Billy.

"Dia...hanya meringkuk saja tadi...."

"Yahhh...mungkin karena ini pertama kali buatnya..."sahut Billy yang tak ingin membuat sahabatnya itu cemas.

"Baiklah...aku harus kembali ke rumah sakit..."kata Billy seraya berdiri dan merapikan jas nya.

"Baiklah...terima kasih banyak Billy.."kata Nathan seraya menepuk bahu Billy.

"Oh ya..akhir minggu ini kau bisa datang kerumah?Freya mengadakan acara bakar ikan dirumah..ajaklah Sovia.."

"Akhir minggu ini?ahhh..kurasa aku tak bisa hadir...tapi Ana dan Sovia bisa datang.."sahut Nathan ringan.

"Baiklah...dia perlu teman juga.."kata Billy mengingatkan.

Nathan mengangguk setuju.

Ice Cream Love ( By Yui ) [OPEN PO]Where stories live. Discover now