Syarat!

24.3K 1.9K 10
                                    

"Saat putus asa, jangan pernah mengajukan syarat apapun!" ABG yang lagi galau.

-

Sovia Pov

"Kamu ingin bicara denganku??" tanya pria bermata biru tadi dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Spontan aku menoleh dengan cepat sampai leherku terasa sakit, aku mengerjapkan mataku tak percaya kearah sumber suara yang baru saja berbicara.

Dia?!

"Dia-" aku menunjuk pada pria bermata biru itu.

Aku kembali menoleh kearah pria gendut tadi dan dia nyengir dengan wajah merona merah.

"Di-dia Nathaniel..." kata pria gendut tadi gugup dan itu rasanya seperti seorang dokter mengatakan pada pasiennya bahwa umurmu tinggal besok.

"K-kamu..."aku tak melanjutkan kata-kataku karena tiba-tiba kurasakan sekitarku menggelap dan hilang.

Mati?

Mungkinkah aku mati?

-

Nathaniel Pov

"K-kamu..." jantungku berdesir setiap kali kudengar suaranya. Dia menoleh pada Billy dan detik selanjutnya tubuhnya seperti kehilangan berat dan roboh.

"Astaga,Sovia..." pekikku kaget dan refleks maju menangkap tubuhnya yang tiba-tiba lunglai.

Kulitnya terasa dingin sekali seperti tadi di depan kamar mandi.

"Astaga... apa aku buruk sekali sampai gadis ini pingsan kedua kalinya saat melihatku??" gumamku sambil tersenyum kecut lalu menggendongnya dan merebahkannya di rumah kecil disamping taman bunga tulip.

"Kurasa dia hanya syok..." ucap Billy menenangkanku.

"Kamu tahu Nath, dia masih... umm... muda?"

"Sangat muda..." ucapku meralat apa yang Billy baru ucapkan.

"Sebaiknya kuambilkan minum..." ucap Billy lagi yang segera bergegas pergi.

"Sovia... Sovia... sadarlah..." gumamku sambil menepuk halus pipinya. Ku genggam tangan mungilnya yang terasa dingin sekali.

Entah berapa lama aku mengurut celah di ibu jarinya supaya dia siuman, ini sangat membuatku kawatir dan merasa bersalah. Aku menoleh saat Billy datang dengan sedikit berlari dan membawa segelas air hangat, terlihat dari kepulan asap yang menguar dari gelas yang dibawanya.

"Sovia..." aku kembali menepuk halus pipinya. Matanya bergerak berat seolah enggan untuk terbuka.

"Sovia..." panggilku lagi.

"Hei..." sapaku saat dia benar-benar membuka matanya. Dia masih terlihat bingung dan sedikit linglung. Mungkin efek pingsan.

"Ini... minumlah..." dia menatapku yang menyodorkan segelas teh hangat. Aku tersenyum saat dengan patuh dia meminum teh itu sedikit demi sedikit.

"Apa sudah lebih baik??" tanyaku ragu karena melihatnya masih diam tidak bergerak.

"I-iya.." sahutnya pelan dengan anggukan.

Ice Cream Love ( By Yui ) [OPEN PO]Where stories live. Discover now