Kantor!

23.8K 1.6K 8
                                    

Bangunan megah ini sangat tinggi entah sampai lantai berapa dan dia ada dilantai paling atas. Setiap bertemu seseorang semuanya memberi hormat dan terlihat ramah meskipun dengan orang yang lebih muda atau mungkin karena ini Ana yang datang? Karena dia adalah pemilik gedung ini juga.

"Kau bawa apa itu Sovia?"Tanya Ana saat lift menuju lantai paling atas.

"Baju Nathan. Tak mungkin kita pergi menonton dengan baju kerja bukan??"Tanyaku.

Ana tersenyum geli melihatku yang perhatian. Aihhh,jangan salah faham,aku tak perhatian. Aku perhatian karena ada maksudnya!

Tapi toh jeritan hatiku itu tidak pernah tersuarakan,hanya hatiku dan fikiranku yang mendengarnya.

"Apa kabar nona Ana.."Sapa seorang gadis cantik berpostur semampai yang menyambut kami saat keluar dari lift dengan senyum menggoda. Dia begitu terlihat sangat elegan dan berkelas. Cara dia mengucapkan setiap katanya sangat merdu, bahkan aku yang tidak tahu apa yang dia ucapkan seolah mengerti. Seolah bahasa belanda itu sangat keren jika dia yang mengucapkannya.

"Hallo Soffie..apa kabar??kabarku baik..sudah lama kau tak main kerumah.."Kata Ana. Mereka berdua terlihat sangat akrab sekali kurasa begitu yang terlihat.

"Oh ​yaa apa Nathan ada diruangannya??"Tanya Ana.

Aku mengamati kesekeliling ruangan ini. Ruangan yang luas dan terlihat elegan dan maskulin. Diruangan ini hanya ada nona ini dan dua orang lainnya dan ada satu pintu lagi mungkin itu ruangan Nathan.

"Oh,dia sedang meeting. Apa sudah ada janji??"Tanya gadis itu yang kurasa sekretaris Nathan.

"Dia menyuruku dan Sovia kesini.."ucap Ana seraya menoleh kearahku.

"Oh iya aku hampir lupa..Sovia kenalkan ini Soffie sekretaris Nathan.. Dan Soffie..kenalkan dia Sovia,istri Nathan"kata Ana memperkenalkan kami.

Aku tersenyum sambil mengulurkan tanganku tapi berbeda dengan nona cantik didepanku ini, wajah Soffie yang semula ramah terlihat jadi kaku dan entahlah seperti kaget atau mungkin tak menyangka?

"Senang bertemu anda nyonya Dirck.."Kata Soffie tanpa menerima uluran tanganku tapi dia hanya membungkuk sebentar.

"Senang bertemu denganmu juga Soffie.."Kataku ragu seraya menarik tanganku yang tadi terulur.

Sesaat aku tertegun bagaimana mungkin gadis ini bisa berbahasa Indonesia?

"Dia pengajar bahasa Indonesia dirumah.."Kata Ana mengerti keherananku.

"Aku dan Nathan berteman sejak kuliah.."Tambah gadis itu seolah ingin menunjukkan seberapa mereka berdua dekat.
Entah kenapa aku merasa dia tersaingi olehku karena nada bicaranya seperti seorang yang cemburu.

Apakah Nathan dan gadis ini mempunyai hubungan lebih?

Sesaat pintu diruangan Nathan terbuka dan muncul dia dengan wajah serius dan capek namun begitu melihatku berdiri disini dia tersenyum hangat.

"Hallo Ana..."Sapa orang yang bersama Nathan itu. Dia seorang pria tua yang gendut dan sudah beruban. Hampir dipastikan rambutnya sudah putih semua.

"Hallo mr. Jhony. Nice to meet you again.."Kata Ana seraya menjabat tangan pria itu dan mencium pipi kiri dan kanan.

"So long not see you..are you finished your school?"Tanyanya dan spontan aku tak ingin tahu karena pasti pertanyaannya tak akan kumengerti dan tak akan bisa ku jawab.

Akupun bergeser pelan-pelan mundur, merasa serba tak enak karena kurangnya kemampuan bahasaku dan jujur ini selalu membuatku minder dan merasa kecil.

"Kau baik-baik saja?"Tanya Nathan yang tiba-tiba sudah berada disampingku.

Aku nyengir bercampur kaget. Sejak kapan dia ada disini??

"I-iya.."Kataku gugup.

"Nathan.."Suara orang itu memanggil namanya. Nathanpun berbalik dan melihat orang tadi sudah berjalan mendekati kami.

"She's your wife?"Tanyanya.

"Yes,she..."Nathan terdiam.

"Very beautyfull..very young...Nathan..Nathan...i like your choice!"Katanya seraya tertawa riang.

"Okk,i must go.nice weekend.."Katanya riang seraya memeluk Nathan dan menjabat tanganku. Aku tak terbiasa harus cium pipi dengan pria. Apalagi dengan pria yang tidak aku kenal. Dengan suamiku saja...aku terdiam dan jadi serba salah dan itu membuatku kepanasan mengingat bagaimana ciuman pertamaku didepan altar satu bulan yang lalu.

Saat tiba-tiba tangan Nathan melingkar dipinggangku aku terkejut dan kupandang Nathan yang acuh dan tersenyum kearah pria tadi.

Setelah semua berlalu Nathan mengajakku memasuki ruangannya sedang Ana dia masih sibuk dengan Soffie.

"Kau mau sesuatu? maaf harus memintamu kesini.."Katanya ragu tanpa melepaskan tangannya dari pinggangku. Kami berdiri saling berhadapan dan terdiam.

Nathan mengangkat daguku karena aku tertunduk memandang kekakiku.

"A-aku.."aku terdiam.

Mata kami saling bertemu pandang dan kurasakan hembusan nafas Nathan membelai wajahku.

"Nath..apa ka...li.an..."Ana yang masuk dengan Soffie langsung terdiam.

"Upss..."

Ana meringis melihat kami berdua dan segera menutup kembali pintunya.

"Ana tu-tunggu.."Nathan segera menarik tanganku yang hendak mengejar Ana yang buru-buru menutup pintu lagi karena tadi dia melihat kakaknya yang hendak menciumku.

"Dewi penyelamatku!"Panggilku dalam hati.

"Ng..ng..se-sebaiknya kau segera ganti baju...ini.."Kataku yang menyerahkan bungkusan baju Nathan dan segera berlari keluar. Nafasku memburu dan mukaku merah.

Saat kulihat Ana duduk disofa ditemani Soffie aku pun jadi malu. Jantungku masih berdetak cepat seperti aku ikut lomba lari marathon.

"Mana Nathan?"Tanya Soffie.

"Se-sebentar lagi akan keluar...dia masih ganti baju"Gumamku gugup.

Kurasa suaraku terdengar bergetar pelan.

"Nah..itu dia.."Kata Ana. Kamipun segera berangkat ke bioskop dan ternyata Soffie juga ikut dengan kami.

Pasangan yang serasi... Gumamku dalam hati saat berjalan dibelakang Nathan dan Soffie.

"Jangan cemburu...mereka hanya teman dekat saja..."bisik Ana.

"a...aku??tidak!aku tidak..."

"sudahlah...ayo..." Ana menarik tanganku dan mendahului Nathan dan Soffie.

Ice Cream Love ( By Yui ) [OPEN PO]Where stories live. Discover now