Aku Ingin Bicara!

23.6K 2K 13
                                    

"Saat emosi, kita terlihat seperti orang bodoh" kata bijak ABG labil

-

Sovia Pov

Aku berhenti saat kulihat bunga tulip yang indah begitu banyak ditaman ini. Bunga khas dinegeri Belanda ini adalah bunga favoritku.

Aku menoleh saat kudengar suara seseorang sedang berbicara ditelfon tidak jauh dari tempatku berdiri yang memberitahukan untuk mengirimkan gaun pesta malam ini juga. Aku menggigit bibirku dan mengaggumi makhluk ciptaan Tuhan yang super ganteng dan sexy itu. Saat kurasakan kembali denyut nyeri dikepalaku, aku menyadari sesuatu. Dia yang menolongku dan aku belum mengucapkan terima kasih padanya.

"Oke..." ucapnya sambil tersenyum. Sangat manis.

Aku menghembuskan napas panjang dan menatapnya.

"Dia paling sibuk diantara kita semua.." suara yang tiba-tiba terdengar ini spontan membuatku kaget dan terlonjak.

Aku menoleh pada pemilik suara yang baru saja berbicara dan aku malas untuk menolehkan wajahku padanya, menyesal? Hu-um, buang-buang energi saja.

"Kurasa dia pekerja keras." sahutku seasalnya, malas mengeluarkan energi untuk bicara padanya. Meskipun besok kami menikah.

"Apa kau baik-baik saja?!" tanyanya lagi seraya menatapku dengan wajah kawatir.

Aku menoleh kembali dengan kesal dan melotot padanya.

"Apa menurutmu aku baik-baik saja?!" sahutku semakin kesal dan tentu dengan nada yang semakin tinggi. Amarahku siap meledak dan siap ku tumpahkan padanya.

"Sov-" belum sempat pria gendut itu bicara aku kembali melotot kesal memberinya peringatan supaya tidak bersuara lagi. Suaranya itu terdengar seperti mesin pabrik yang menyala disamping kita, BERISIK!

"Mana ada orang yang tidak kesal kalau zaman sekarang masih ada namanya perjodohan?! apalagi aku baru lulus sekolah!!" protesku dengan semangat 45.

"Aku ingin membuat perjajian denganmu setelah kita menikah nanti!" tegasku padanya dengan berapi-api. Mungkin kalau aku hidup di dunia kartun pasti tubuhku sudah menyala atau keluar asap dari telinga, hidung, mulut dan kepalaku.

"A-apa?!ta-tapi Sovia?.." pria itu kaget.

Dasar bermuka dua!

Sok baik!

Sok polos!

Sok tidak tahu apa-apa!

Argghhhh!!!!

"Pokoknya kamu harus dengerin gue kalo' elo masih mau nikah sama gue!!" tegasku sedikit berteriak dengan bahasa semau-gue. Wajar, aku kan ABG yang punya sifat meledak-ledak.

Pria gendut dihadapanku inibengong dengan mulut terbuka dan terlihat bingung. Dia ini pintar berakting ya.

Aku mengepalkan tanganku menahan kesal. Kulipatkan tanganku di dada dan menatapnya tajam, berharap dia takut dengan ancamanku. Biasanya di film-film begitu kan.

Saat aku membuat pandanganku kearah lain, pria yang tadi kulihat di depan kamar mandi sudah selesai berbicara ditelefon dan menatapku tajam. Kenapa dia?

"Dengar Sov... a-aku tidak-"

Aku menoleh cepat menatap pria gendut calon suamiku ini "Kalau kamu tidak mau menuruti perjanjian yang ku ajukan ya sudah!kita tidak usah menikah!!" sahutku galak dengan nada sedikit rendah.

Pria gendut itu bingung dan gugup. Akupun tersenyum dalam hati,huhh... rasain tuh gendut!

Hatikupun bersorak riang karena aku merasa pernikahan ini bisa segera dibatalkan dan aku bebas. Hhh... selamat datang kebebasan.

"Ada apa Billy?" aku menoleh pada pria bermata biru tadi yang kini mendekati kami.

"Ngg... sepertinya Sovia ingin bicara denganmu..." pria gendut di hadapanku ini terlihat lega saat pria bermata biru yang sexy itu ikut bergabung dalam diskusi kami. Dasar pria tidak punya tanggung jawab! Berani-beraninya dia melamarku lalu menyerahkan masalahnya pada orang lain untuk diselesaikan.

Saat pria itu berdiri tepat disamping calon suamiku itu dia menatapku tajam, rahang terlihat mengeras. Mata birunya terlihat lelah seolah sudah tidak tidur untuk waktu yang lama. Pasti semua karena pria gendut yang kebetulan calon suamiku ini tidak bisa apa-apa. Aku mendongak saat pria bermata biru iti berdiri tepat dihadapanku, aku merasa sangat kecil sekali dibandingkan dengan dua pria yang kini berdiri dihadapanku.

"Bagaimana kepalamu? Apa masih sakit??" tanyanya lembut dengan nada kawatir. Astaga, meleleh rasanya diperhatikan pria tampan. Aku melirik pria gendut disebelahnya dan seketika itu juga perasaan kesal kembali menyelimuti kepalaku.

"Begitulah..." sahutku seasalnya.

"Dengar ​yaa..." kataku yang memandang kembali pria gendut bermuka dua yang menyebalkan itu.

"Sovia..." pria gendut tadi bersuara pelan berusaha meredam amarahku.

"Jangan berpura-pura baik di depanku!!" geramku menahan marah.

"Dengar! Aku mau berbicara denganmu sebagai calon suamiku!! Jadi jangan lari!!" seruku dengan penuh ancaman.

"Kamu ingin bicara denganku??" tanya pria bermata biru tadi dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Spontan aku menoleh dengan cepat sampai leherku terasa sakit, aku mengerjapkan mataku tak percaya kearah sumber suara yang baru saja berbicara.

Dia?!

"Dia-" aku menunjuk pada pria bermata biru itu.

Ice Cream Love ( By Yui ) [OPEN PO]Where stories live. Discover now