Elephant

24K 2K 11
                                    

Setelah capek berpura-pura tidur akhirnya aku terpaksa harus bangun,  karena kami sampai dirumah dengan pagar hitam yang ditutupi tanaman yang tinggi membentang seperti pembatas dengan dunia luar.

Begitu gerbang dibuka tampak rumah besar berwarna putih, dengan taman luas yang sudah dihiasi dengan kain putih dan dekorasi-dekorasi lain yang sangat mewah.

"Astaga, indah sekali..." gumamku tanpa sadar. Taman itu sangat indah seperti apa yang kubayangkan dulu sewaktu kecil. Pesta kebun dengan hiasan aneka bunga berwarna putih, tenda dan kursi yang terbungkus kain putih yang indah seperti di dongeng-dongeng. Tanpa kusadari akupun tersenyum puas, seolah aku akan menjadi putri di dalam dongeng-dongeng itu.

"Kau menyukainya Kak Sovi?" pertanyaan Ana menarikku ke dalam dunia nyata dan itu kembali menyadarkanku akan keadaanku.

"He-?eh?i-iya..." sahutku gugup.

"Nath yang mengatur semuanya sesuai dengan petunjuk tante Amalia..." Aku memutar mataku pada Mommy, bisa-bisanya Mommy membocorkan rahasia pernikahan yang aku impikan pada pria gendut itu. Grrr...

Sesaat setelah mobil berhenti, muncul beberapa pelayan yang membantu kami. Aku keluar diiringi Ana disampingku dan Mommy sudah berpelukan dengan orang tua Ana. Yang pasti semua senang kecuali aku. Tidak ada yang peduli bagaimana perasaanku saat ini.

"Nath!!" teriak Ana keras.

Semua orang menoleh kearah orang yang dituju, termasuk aku juga. Mataku pun melayang kearah dimana Ana melambai. Disana ada orang yang berpakaian rapi yang sedang menjelaskan sesuatu pada seorang pria yang berpakaian sangat kotor, tapi sorot matanya itu sangat menarik. Aku suka tatapan tajamnya. Aku juga suka bagaimana caranya dia memamerkan tubuh sexy-nya.

Tapi kemudian pandanganku beralih pada pria yang berpakaian rapi itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tapi kemudian pandanganku beralih pada pria yang berpakaian rapi itu.

Astaga, pasti itu dia! Benar. Pria itu besar bahkan super besar dan kurasa aku bisa terjepit saat duduk dikursi pelaminan. Pemikiran aneh itu tiba-tiba membuatku terkikik pelan, jujur aku lebih senang melihat pria yang satunya. Meskipun sedikit dekil tapi senyumnya dan matanya sangat menarik. Matanya sedikit kebiruan dan menggoda. Tubuhnya tegap, tinggi dan kurasa cocok jadi model dari pada jadi tukang renovasi.

Saat menyadari pria besar itu berjalan mendekat padaku, aku jadi takut dan gugup. Aku harus segera menyingkir darinya, aku belum siap bertemu dengannya. Ini sangat-sangat menakutkan! Serius.

"Astaga... ngg... Ana. Bisa aku tau kamar mandi dimana??aku ingin..." aku meringis.

"Astaga... ayo..." ucap Ana cepat dan segera menarikku.

Aku dan Ana segera berlari sebelum orang super besar tadi datang.

Begitu masuk kamar mandi aku segera menelfon Okta, karena aku yakin Andra belum tiba ditujuannya.

"Yaa Ola... Okta here..." suara centil Okta seperti angin surga buatku.

"Ahh... astaga! apa lo tau sebarapa besarnya dia??!! dua kali ukuran gajah!!" seruku cepat dengan suara sedikit berbisik.

"Astaga?!!lo serius Sov!" pekik Okta lebih histeris.

-

Penasaran??

Next...

Ice Cream Love ( By Yui ) [OPEN PO]Where stories live. Discover now