33 | jadi begitu

58.6K 8.3K 2.5K
                                    

Gue akan jagain Rossa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue akan jagain Rossa.

Jawaban Jaka membuat Wirya merasa sesak sekaligus lega. Dia nggak tau apakah itu mungkin, tapi memang begitulah adanya. Bukan berarti dia berniat untuk mangkir dari janjinya. Bukan itu. Tadinya, Wirya sudah berniat bicara pada kedua orang tuanya soal Rossa—jelas, segalanya akan lebih mudah kalau Wirya mengaku dia barusan menghamili anak orang. Namun, Jaka nggak akan membiarkannya melakukan itu, jadi mau nggak mau, Wirya mesti berterus-terang soal situasi sebenarnya. Masalahnya, Wirya belum sempat menyinggung tentang Rossa ketika ibunya tau-tau mengatakan sesuatu terkait Kalya.

"Kalya cantik nggak, Koh?"

"Cantik." Wirya menjawab pendek sambil memainkan garpu di tangan kanannya. Makan malamnya sudah selesai dan usai mengobrol sejenak, Kalya beserta orang tuanya berpamitan meninggalkan rumah keluarganya Wirya.

"Kamu naksir nggak?"

Refleks, Wirya menatap heran pada ibunya. "Naksir?"

"Iya." Ibunya Wirya mengangguk. "Mami sama mamanya Kalya kan temenan deket ya. Terus, kebetulan banget, mamanya Kalya punya anak cewek dan Mami punya anak cowok. Menurut kamu, mungkin nggak kalau kamu coba dekat sama Kalya?"

"..."

"Kalya anaknya baik loh, Koh. Mami suka dia."

"... aku masih kuliah, Mi." Wirya mencoba menolak halus.

"Mami ngomong gini tuh bukan berarti Mami suruh kamu sama Kalya nikah besok. Semuanya kan butuh tahap, nggak bisa ujug-ujug langsung nikah. Kamu sama Kalya butuh pendekatan, saling kenal dulu. Mumpung kalian masih kuliah, kenapa nggak dicoba aja?"

"Mi..."

"Kalya tuh perfect banget loh, Koh. Cantik. Pintar. Pergaulannya baik. Rajin ke gereja juga. Terus perhatiin deh, ketika dia ngomong tadi gimana. Alus banget. Jaman sekarang, pergaulannya udah bebas, jarang banget kayaknya ada cewek yang kayak Kalya."

Wirya menghela napas. "Aku... nggak tahu."

"Nggak tahunya karena nggak yakin atau nggak mau?"

"Nggak yakin kalau aku mau."

"Kalah kamu sama Kalya."

"Maksud Mami?"

"Kayaknya, Kalya juga naksir kamu, Koh. Mamanya Kalya bilang, Kalya yang paling semangat waktu dikasih tau bakal dinner di rumah kita dan kamu bakal ikutan."

Oke, kata-kata maminya yang berikutnya berhasil bikin Wirya puyeng kepala.

Jadilah, Wirya hanya mampu memaksakan senyum seraya mengalihkan pembicaraan ke topik yang lain, supaya seenggaknya, mereka tidak dulu berdiskusi terlalu jauh soal Kalya dan kemungkinan Wirya dekat sama dia lebih dari hubungan pertemanan biasa. Wirya paham, kata-kata ibunya mengarah kemana. Bagaimana pun juga, perjodohan bukan sesuatu yang tak lazim di keluarga mereka. Terutama keluarga keturunan Tionghoa kayak keluarganya Wirya yang tergolong minoritas. Biasanya, mereka lebih gampang percaya dan mudah merasa nyaman dengan orang-orang dari komunitas mereka sendiri.

Teknik ✅Where stories live. Discover now