5 | nyebur

80.2K 13K 3.1K
                                    

5 | NYEBUR

"Nggak."

Jenar malah senyum makin lebar mendengar jawaban Rei. "Enak loh."

Rei berdeham sambil melirik ke printer yang tengah berjuang mencetak tugasnya. Anjrit. Seandainya printer itu orang, dia pasti lagi sesak napas, sakaratul maut, atau apalah itu yang intinya hidup segan mati enggan. Fix, bakal lama dan Rei nggak bisa buru-buru kabur dari Jenar.

"Enak apanya ya?"

"Ya... gue suka ngajak pacar gue ngelakuin yang enak-enak.

Rei was this 👌 close to hit his face.

"—kayak misalnya, kulineran." Jenar menyambung, menyeringai dengan mata bersinar oleh kejahilan.

"Oh."

Tawa kecil Jenar pecah. "But you're quite surprising. Jarang ada cewek yang senyolot ini sama gue."

"Karena lo kira lo ganteng?" Rei jengah.

"Oh, akui aja, ungkapan don't judge book from it's cover nggak berlaku di dunia nyata. Dimana-mana, first inpression selalu ditentukan sama bagus-nggak-nya tampang lo. Tampang selalu jadi tolak ukur pertama dan sering mempengaruhi cara seseorang diperlakukan. Setengah masalah hidup lo beres kalau lo good looking, dan lo punya duit."

"Lo bukan selera gue."

"Berarti selera lo payah."

Rei pura-pura sibuk sama monitor komputer.

"Jadi nggak mau nih free trialnya?"

"Karena lo yang nawarin, nggak. Udah dibilang, gue naksirnya sama Johnny."

"Hm, yaudah." Jenar santai saja mengetik di hp-nya, terus tersenyum lebar banget, yang bikin Rei curiga.

"Yaudah apanya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaudah apanya?"

"Gue suruh Johnny kesini."

Apa Rei panik? Nggak usah ditanya.

"Hah, apaan?!" Cewek itu sampai bangun dari kursi dengan dramatis, tapi langsung duduk lagi soalnya malu dilihatin orang-orang.

"Nih." Jenar menunjukkan layar hp-nya dan betulan, memang ada chatnya bareng Johnny dan di akhir bubble chat dia bilang;

"Kesini aja kalau mau. Ada temennya Dhaka nih."

Wah.

Rei berpikir sebentar sambil berusaha meredakan panik, sedangkan Jenar ngakak puas, nggak peduli cowok-cowok lain yang ada di plotter pada kompak meoleh padanya. Tawanya keras, tampaknya nggak akan berlangsung singkat.

Akhirnya, secara impulsif Rei nge-chat Dhaka.

Ka.

Dibalas nggak pakai lama.

Teknik ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang