11 | jealousy

78.1K 12.1K 5.2K
                                    

Saat mereka berdua tiba di parkiran, ternyata sudah sepi banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat mereka berdua tiba di parkiran, ternyata sudah sepi banget. Kayaknya, orang-orang yang tadi nonton midnight satu studio sama mereka juga sudah pada pulang. Melihat itu, Rei jadi terdorong buat bertanya.

"Gue ketiduran berapa lama sih?"

"Cukup lama."

"Kenapa nggak bangunin?" Rei bertanya dengan muka merah, terbayang sememalukan apa ketiduran di pundak orang. Mana muka ketika tidur tuh biasanya adalah level terdahsyat dari segala bentuk muka aib.

"Seru liatin lo tidur."

"Ck."

"Mau langsung pulang nih?"

"Mau kemana lagi?"

"Main dulu kek ke tempat gue. Mau nggak?"

"Nggak."

"Kenapa?"

"Takut diapa-apain."

Jenar tertawa kecil, tapi dia menuruti keinginan Rei dan mengantarcewek itu pulang ke kosannya.

Kalau menjelang tengah malam gini, jalanan jadi cukup sepi. Kesannya berasa jalan punya nenek-moyang sendiri.

"Je," Rei memanggil habis menyerahkan helmnya pada Jenar setelah mereka berdua berada di depan pagar kosan.

"Hm?"

"Hati-hati ya."

Jenar mengerjap tidak percaya, memandang kaget selama sepersekian detik sebelum tawanya meledak lagi. "Pengen balik bilang bobo yang nyenyak terus mimpiin gue ya, tapi udah tau bakal ditolak."

"Kalau mimpiin lo, jadinya malah mimpi buruk." Rei berujar, setengah bercanda. "Tapi serius, makasih dan maaf banget karena gue malah ketiduran."

"No problem. Btw, janji kita tadi jangan lupa."

"Janji apa?"

"Nonton Hannibal bareng." Jenar berkata seraya menyangkutkan helm yang tadi Rei pakai ke bagian depan motor.

Rei nggak mengiakan, nggak juga menolak. Tanpa menjawab ucapan Jenar, dia langsung bergerak menuju pagar. Tapi hanya dalam hitungan detik, cewek itu berhenti melangkah dan berbalik karena merasa aneh sebab tak kunjung mendengar suara mesin motor Jenar dihidupkan.

"Kenapa?" Jenar bertanya, masih duduk santai di atas motornya.

"Kok belum jalan?"

"Ngusir?"

"Gue nanya serius."

"Nggak apa-apa, nungguin lo beneran masuk dulu."

Rei mengedikkan bahu, berusaha nggak terlalu memikirkan apa makna di balik tindakan Jenar dan langsung masuk. Lantai satu sudah sepi. Dia naik ke lantai dua, langsung disambut suara Yumna dari balkon. Lantai dua juga punya balkon, walau nggak sebesar lantai tiga. Balkonnya menghadap ke sebuah waduk besar, tampak mirip danau. Bagian dindingnya didominasi oleh kaca. Tempat itu punya pemandangan yang bagus saat senja.

Teknik ✅Where stories live. Discover now