15 | perfume

76.3K 10.7K 3K
                                    

Jenar bete banget, niatnya dia yang pamer dan songong, kok malah Johnny yang justru terkesan lagi menyombongkan diri.

"Jalan berdua?!" Jenar bertanya, berusaha menyembunyikan nada tidak suka dalam suaranya, tapi tetap saja dia kedengaran dongkol luar biasa.

"Yoi." Johnny nyengir, terus menepuk bahu Jenar sebelum berjalan menjauh. "Duluan ya."

"Kemana?"

Johnny nggak menjawab, cuma bersiul santai. Jenar kesal, tapi nggak mungkin juga kan dia menahan kepergian Johnny dan memaksa cowok itu menjawab pertanyaannya. Lagipula, kalau ekspresi wajahnya Johnny sudah kayak gitu, berarti dia sedang betul-betul menikmati mengejek Jenar. Kekesalan Jenar yang ditunjukkan terlalu terang-terangan hanya akan membuat Johnny makin puas.

Jenar terdiam di tengah-tengah koridor, sedang menimbang. Apa sebaiknya dia tanya Rei saja langsung? Cowok itu masih terjebak dalam kebimbangan waktu hp-nya bergetar. Ada dm baru yang masuk dan ternyata itu dari Rei.

DARI REI—sengaja pakai huruf kapital semua, soalnya bisa dibilang, Rei yang menghubungi Jenar duluan sama langkanya dengan tahun kabisat.

regina_ar: gue sama johnny mau pergi berdua hari ini.
regina_ar: ngurusin seragam bridesmaid-nya sierra.
regina_ar: in case lo mau marah-marah lagi.
regina_ar: ngga sanggup gue kalau ada yg ngotot mau jd mermed lagi.

Lho, kok kayak prajurit lagi laporan ke ketua resimen gini sih? Kira-kira Jenar boleh ge-er nggak kalau sudah macam ini? Tetap, boleh saja Jenar senyam-senyum saat mengetikkan balasannya, tapi kata-katanya terkesan sangat jual mahal.

jenardigs: ngga nanya.
regina_ar: emang.
regina_ar: gue ngga mau aja saat gue pulang, ada yg nungguin
regina_ar: trs marah-marah, bilang gue cewe ga bener.
jenardigs: sori.
regina_ar: udah dimaafin.
jenardigs: rei
regina_ar: apa?
jenardigs: perginya lama apa sebentar?
regina_ar: emang kenapa?

jenardigs: malem ini, gue mau ke dignity.
jenardigs: mau ikut ngga?

regina_ar: ngga.
regina_ar: mending gue tidur.

Jenar manyun, lalu membuang napas perlahan dari hidung. Kecewa sih, tapi namanya juga iseng-iseng berhadiah. Siapa tau Rei mau. Tapi ternyata nggak.

Jenar meneguk saliva, merasakan ada sesuatu yang mengganjal perasaannya. Dari semua orang, kenapa sih Alfa harus minta tolong sama Johnny? Kenapa nggak sama Jenar saja? Sial. Kalau tahu bakal begini, pasti sejak dulu Jenar bakal membina hubungan yang baik dengan Alfa.

Be patient, hatinya Jenar berbisik lagi.

Kalau dipikir-pikir, harusnya ini sudah jadi sebuah kemajuan kan? Selama lebih dari dua tahun, Jenar hanya bisa melihat Rei dari jauh. Berkali-kali coba duduk di dekatnya, atau nyamperin dia saat dia sendirian, tapi Rei nggak pernah nyadar. Jenar nggak bisa memikirkan cara lain buat ngobrol sama cewek itu tanpa bikin dia kelihatan seperti cowok jamet yang lagi nyari teman bobo sesaat.

Hingga hari itu tiba, saat Rei duduk di bawah pohon bareng temennya dan membicarakan tentang zodiak.

Dari awal, Jenar sudah tahu kok kalau bukan dia J yang Rei maksud.

Tapi ya balik lagi... nggak ada salahnya usaha kan?

*

*

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Teknik ✅Where stories live. Discover now