extra: rossa | badai

38.8K 6.2K 1.5K
                                    

warning: kayanya kalian udah tau apaan. 




***

jella:lo kelas gak ntar?mampir di indomaret depan departemen lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jella:
lo kelas gak ntar?
mampir di indomaret depan departemen lo.
mau titip sesuatu buat si mipan

Gara-gara satu chat dari Jella tadi pagi, Jaka nggak langsung ke kampus melainkan mampir dulu di minimarket seberang pintu masuk gedung departemennya sesuai instruksi cewek itu. Sebenarnya, Jaka nggak dekat-dekat amat sama Jella. Dia hanya sebatas tahu Jella karena bisa dibilang, mereka satu circle, berhubung teman-temannya Jella kebanyakan juga teman-temannya Jaka. Tapi, sejak Jaka terlibat dalam masalah dengan Rossa dan jadi cukup sering bolak-balik ke kosan Sadewo akhir-akhir, mereka jadi cukup akrab.

Begitu tiba di depan minimarket, Jaka tidak melihat Jella di mana pun. Dia sibuk clingak-clinguk, kali saja Jella menunggunya di tempat tersembunyi. Tapi hasilnya tetap nihil, jadi Jaka mengeluarkan ponsel dan kirim chat ke cewek itu.

jaka:
gue di indomaret.

jella:
masuk, gue lagi ngadem.

jaka:
ngerepotin aja lo.

jella:
sudah tugas gue ngerepotin cowok-cowok brengsek.

jaka:
takut ada tukang parkir.

jella:
takut sama Tuhan, bukan sama tukang parkir.

jaka:
nanti dimintain dua rebu.

jella:
dimintain dua rebu aja minder. miskin ya?

Jaka membuang napas. Akhirnya dia mengalah, memutuskan melepas helm, sempat ngaca sebentar di kaca spion, terus acak-acak rambut sedikit sebelum mencantolkan helmnya di kaca spion tersebut. Cowok itu melangkah masuk ke minimarket, disambut Jella yang sedang mengantre di kasir buat membayar belanjaan dalam keranjang merahnya.

Jaka mengernyit, melirik isi keranjang Jella yang didominasi oleh produk-produk biskuit dan cokelat. "Udah kelar cosplay jadi kambingnya?"

"Hah?"

"Akhir-akhir ini lo diet kata si Milan. Kerjaannya makan daun doang."

"Bukan buat gue. Buat si Rossa."

"Loh, dia doyan ginian?"

"Anaknya lagi sering mual akhir-akhir ini. Lebih sering dari awal-awal... lo tau lah. Mungkin efek stress juga kali ya perkara Wirya. Mereka nggak pernah kontak-kontakan lagi, setahu gue. Rossa-nya nggak mau balas chat Wirya, apalagi angkat teleponnya." Jella mengeluh dengan suara rendah. "Tapi nggak mungkin juga Rossa nggak makan. Makanya, gue sama anak-anak kosan inisiatif ngasih dia biskuit sama teh manis. Lagian, kalau sering nggak diisi secara teratur, bisa-bisa kena magh."

Teknik ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang