18 | 7 mins in heaven

81.1K 10.1K 4.4K
                                    

Rei malas banget ngurusin Jenar kalau sudah luar biasa manja seperti sekarang, tapi di saat yang sama, dia juga merasa bersalah. Soalnya Jenar jadi seperti sekarang kan gara-gara mau jemput dia. Makanya, begitu sampai di unitnya Jenar, Rei langsung bantuin cowok itu duduk dan mengecek kakinya.

"Masih sakit?"

"Masih..."

"Telepon dokter lo aja deh." Rei mengusulkan.

"Sakit, tapi nggak sampai sakit yang harus telepon dokter." Jenar berujar, nadanya manja seperti anak kecil yang lagi mengadu ke ibunya.

"Mana ada!!"

"Beneran!"

Rei berdecak. "Terus sekarang maunya apa?"

"Bikinin kopi."

"APA HUBUNGANNYA KAKI SAMA KOPI, BAMBANG?!"

"Lagi shock karena sakit, siapa tau kalau minum kopi, nantinya rada santai terus nggak shock terus nggak sakit lagi." Jenar malah melakukan cocoklogi.

Tapi ya sudah, sebagai yang waras, Rei memutuskan mengalah. Dia bikinin Jenar kopi, bawa cangkirnya dan diletakkan di depan Jenar. Saat itulah Rei menyadari kalau hp-nya ketinggalan di unit Johnny. Dia kesal banget. Malas juga balik ke unitnya Johnny yang berbeda lantai hanya untuk ambil hp doang. Tapi nggak mungkin juga kalau hp-nya nggak diambil.

"LO SIH AH BIKIN GUE KE-DISTRAKSI!!" Rei menyalahkan Jenar. "Yaudah. Gue ambil dulu."

"Nggak usah juga nggak apa-apa. Nanti gue beliin lagi."

"Congormu kayak nggak pernah disekolahin."

"Asik, dipanggil kamu."

"Bodo. Gue pergi."

"Ikut!!"

"Diem di sini!!"

Jenar: 🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺🥺

"Gue cuma ambil hp doang!! Jangan ngeyel!!"

"Janji loh ya balik kesini lagi?!"

"Iya."

Tergesa-gesa, Rei keluar dari unit Jenar. Dia berjalan menuju lift, perlu turun ke unitnya Johnny. Begitu tiba di depan pintunya, Rei mengetuk. Rada nggak enak, berharap kalau Johnny belum tidur. Dia lega banget ketika pintu terbuka, namun saat tahu yang membuka bukan Johnny, senyumnya lenyap detik itu juga.

Ada sesosok cewek, tinggi, cantik, jelas bukan Johnny. Itu cewek yang Rei lihat jalan sama Johnny di parkiran McDonald's tempo hari. Cewek yang berhasil bikin hati Rei retak sedikit. Dan sekarang... dia ada di tempat Johnny... di jam-jam yang nggak wajar seperti ini?

Cewek itu terkejut, jadi mana mungkin Rei nggak. Dia nggak tahu harus ngomong apa. Hening menyeruak, sampai suara Johnny terdengar sesaat kemudian.

"Siapa?"

Cewek itu mengerjap, memandang Rei yang sekarang menyentuh lehernya dengan rikuh, lalu dia tersenyum. Rei tahu, cewek itu berusaha tampak ramah, pasti karena tidak nyaman bercanggung-ria dengannya. "Cari siapa?"

"Hng... mau ambil—" ucapan Rei terputus sewaktu Johnny muncul di belakang cewek itu. Hanya pakai tanktop berkerah tinggi yang menampilkan lengannya. Muscular, tapi nggak too much. Pada situasi normal, Rei pasti bakal sibuk fangirling. Tapi nggak sekarang, saat benaknya bertanya-tanya, kenapa busana Johnny dan cewek ini... nggak seperti normalnya busana sepasang teman biasa.

Apa Rei baru saja menginterupsi sebuah sesi intim?

Rei menelan saliva, nggak mau membayangkannya sebab walau dia bukan siapa-siapa Johnny—dan dia nggak merasa dia punya perasaan serius pada cowok itu—tetap saja rasanya sakit.

Teknik ✅Where stories live. Discover now