Part 9

1.1K 165 30
                                    

Happy Reading
...

Rubi menyilangkan tangannya di atas dada, terlihat jelas kalau Rubi sedikit kurang nyaman dengan bentuk atasan yang ia pakai, terlalu membentuk.

"Lu kenapa Rub? kayak orang kedinginan gitu, lu sakit?"tanya Biru.

"Ini Mas, lengan gaunnya terlalu pendek, terus agak ngebentuk atasannya. Rubi jadi itu...."

"Kenapa gak bilang sih tadi Rub, kan bisa diganti sama Mbak Ida."

"Ini yang lebih mendingan dari semua pilihan yang ada Mas,"jawab Rubi jujur.

Biru menepikan mobilnya di tepi jalan, lalu dia mengambil jaket jeansnya dari dalam tas.

Biru menyampirkan jaket tersebut ke punggung Rubi

"Lu pakai jaket gue nih, cocok juga kok dipadu sama gaun yang lu pake."

"Tapi Mas, ini kan jaket kesayangannya Mas. Gak papa kalau Rubi Pakai?

"Iya gak papa. Entar kalau udah kelar makenya, cuci yang bersih, kalau perlu pakai Detergen satu botol."Biru tersenyum jahil.

"Masa sampe satu botol sih. Emangnya Rubi kuman apa!"Rubi berdecak kesal.

"Ya becanda kali Rub. Lu mah gak bisa banget ya diajak becanda."

"Oh iya Mas, nanti di sana Rubi harus ngapain aja?"tanya Rubi dengan ekspresi polosnya.

"Pura-pura jadi pacar yang manis."

"Pacar yang manis? Contohnya gimana Mas?"

"Lu gak pernah pacaran?"tanya Biru memastikan. Rubi menggeleng.

"Serius? Di usia lu ini, lu belum pernah pacaran?Buset, yang bener aja."

"Iya Mas serius.Jadi Rubi nanti harus gimana?"

"Kalau Mama tanya kapan kita mulai pacaran, bilang aja sekitar 2 bulan yang lalu. Terus kalau Mama tanya kenapa mau jadi pacar gue, jawabnya karena Mas Biru ganteng, Rubi gak mungkin nolak."Biru menaik turunkan alisnya.

"Masa gitu sih alasannya. Narsis banget Mas."

"Loh itu alasan paling masuk akal Rub, karena kegantengan gue gak bisa diraguin lagi emang."

"Astaghfirullah."

Rubi mengelus dada. Jika saja Biru bukan Bosnya, ingin rasanya Rubi menggetok kepala Biru berkali-kali.

"Terus apa lagi Mas?"

"Kalau Mama tanya kenal dari mana? Bilang aja lu kerja sama gue jadi Asisten, gak usah bohong. Mama orangnya gak itu kok sama profesi orang lain. Mama sangat terbuka dengan profesi apapun itu."

"Serius Mas? Gak masalah kalau Rubi ngaku sebagai Asisten Mas?"

"Iya gak masalah. Pokoknya lu bersikap senatural mungkin aja. Oke?"

"Oke deh Mas."
...

Rubi berdiri di belakang Biru, walaupun ini hanya sekadar sandiwara Rubi tetap saja merasa gugup.

"Assalamualaikum Ma."Biru membuka pintu.

"Waalaikumsalam,"jawab Bu Hartini.

"Mama gimana udah mendingan Ma?"Biru mendekat, Rubi ikut mengekori Biru dari belakang.

"Itu yang ngumpet-ngumpet di belakang kamu siapa Nak?"perhatian Bu Hartini teralih kepada Rubi yang mengekori Biru dari belakang.

"Pacar Biru Ma,"jawab Biru sedikit gugup, pasalnya baru kali ini Biru berbohong tentang sesuatu yang sifatnya serius, kebohangan yang pernah Biru lakukan biasanya hanya soal alasan pulang lama, atau dulu masa-masa sekolah bilangnya pergi sekolah tapi malah bolos ke warnet.

BI-RU Where stories live. Discover now