Part 38

3.3K 172 29
                                    

Happy Reading
...

Saga berlari-lari kecil di dalam rumah, Kebetulan saat ini Saga tengah berada di fase yang sangat aktif, Saga sangat suka berlarian kesana kemari.

Saga sangat lincah dan sangat cekatan, selain itu kemampuan bicara Saga mulai berkembang, sedikit-sedikit pelafalannya mulai mudah dipahami, Saga juga mulai mencoba mengucapkan dua kata sekaligus secara bersamaan.

Saga berhenti berlari ketika melihat Biru yang tengah duduk menghadap jendela.Seperti biasa, Saga selalu tampak ketakutan jika berjumpa dengan Biru.

Biru menoleh, menatap Saga dengan sorot matanya yang kosong. Saga dan Biru saling beradu pandang.

Entah dorongan dari mana, secara spontan bibir mungil Saga bersuara begitu saja,"Papa."

Untuk pertama kalinya Saga memanggil Biru debgan sebutan Papa.

"Papa,"ucap Saga lagi.

Biru merasakan sesuatu yang aneh ketika mendengar anak kecil di hadapannya ini memanggilnya dengan panggilan Papa, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, Biru merasakan desiran hebat di hatinya.

Berbagai potongan-potongan kisah yang telah hilang dari memori Biru, seolah memaksa kembali, mereka datang secara bersamaan, seketika kepala Biru terasa begitu berat.

"Mendekatlah,"ucap Biru lirih.

Saga tidak bergerak dari tempatnya, Saga hanya berdiri dan memperhatikan Biru dengan tatapan polosnya.

Melihat Saga yang tidak bereaksi, Biru pun mendekat. Biru jongkok menyetarakan tubuhnya dengan Saga. Lalu, Biru merentangkan tangannya.

"Kemarilah,"ucap Biru.

Saga melangkah perlahan, Begitu posisi Saga semakin dekat, Biru langsung mendekap tubuh mungil Saga.

"Maafin Papa,"bisik Biru dengan suara lembut.

Sementara itu Rubi yang baru keluar dari dapur, saat melihat Biru dan Saga yang tengah berpelukan langsung berdiri mematung, antara syok dan terharu.

Sampai-sampai nampan yang berisi sarapan untuk Biru jatuh dari tangannya. Menimbulkan suara bising yang membuat Biru dan Saga menoleh secara bersamaan.

"Mama..."Saga langsung melepas pelukannya dan berlari menuju Mamanya.

Biru bangkit, kembali berdiri seperti semula.

"Mas, kamu..."ucap Rubi menggantung.

Biru dan Rubi saling beradu pandang dari kejauhan.

"Terimakasih udah bertahan sejauh ini, Sayang,"ucap Biru lirih.
...

28 Januari 2026

Rubi menghela nafas berat, bagaimana tidak di hari libur seperti ini yang dilakukan oleh suami dan anaknya dari pagi sampai menjelang siang hanya bergelung di dalam selimut.

Selesai sholat shubuh dan sarapan, Biru dan Saga langsung kembali tidur. Membiarkan Rubi berjibaku seorang diri, mengerjakan semua pekerjaan rumah. Dari Rubi mulai mencuci baju, bersih-bersih, sampai Rubi selesai memasak, Bapak dan Anak itu masih tidur pulas.

Rubi menyingkap gorden kamar, membiarkan sinar matahari memasuki kamar mereka, tujuannya adalah untuk membuat anak dan suaminya itu merasa terusik, karena kalau hanya dibangunkan dengan cara baik-baik tidak akan menghasilkan apapun.

Saga mulai merasa terusik, Saga membuka matanya perlahan sambil menguap lebar.

"Kalau nguap mulutnya ditutup dong Saga,  Nanti setannya masuk loh,"omel Rubi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BI-RU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang