First Day! 🌸

82 7 0
                                    




First Day! 🌸

"Pelajaran pertama hari ini apa sih?" Chesya bertanya kepada teman barunya, Millie.

Terhitung seminggu sudah mereka resmi menjadi murid AIHS. Hari ini merupakan hari pertama mereka belajar, setelah seminggu menjalankan syarat syarat untuk masuk ke AIHS seperti mengontrak mata pelajaran, mengambil organisasi atau ekstrakulikuler yang harus diikuti, dan lain lain.

"Hari ini kita olahraga bukan?" jawaban Millie membuat Chesya menepuk jidatnya pelan.

"Lah iya! Gue bawa baju ga ya? eh kita taro di loker bukan sih waktu itu?" Millie mengangguk sebagai jawaban membuat Chesya bisa bernapas lega.

"Udah ayo cepetan nanti telat! loker kita kan lumayan jauh" Millie menarik tangan Chesya menjauh menuju loker, dan mereka segara mengganti baju mereka dengan seragam olahraga setelah mengambil barang tersebut di loker masing masing.


Seperti biasa, olahraga akan diawali oleh pemanasan dan dilanjut dengan lari keliling lapangan basket. Hari ini kelas yang berolahraga adalah kelasnya Calum dan Chesya. Memang biasanya saat olahraga, dua kelas akan disatukan agar bisa berbaur.

"Key!" panggil Millie saat mereka sedang berlari.

"Hem?" jawab Chesya.

"Lo liat cowo itu ga? yang tinggi" Chesya menoleh kesamping untuk mencari orang yang Millie maksud.

"Yang mana sih?" pertanyaan itu keluar dari bibir Chesya saat dia tidak bisa menemukan orang yang Millie maksud.

"Ish! itu loh yang rambutnya dirty blonde, yang tinggi, yang bibirnya di piercing" Chesya kembali menoleh kearah kakak kelasnya dan mencari orang yang Millie maksud. Hingga akhirnya matanya menatap Luke dan menemukan semua yang Millie bilang ada pada dirinya.

"Kak Luke maksud lo?" Millie mengangguk antusias saat Chesya akhirnya menemukan orang yang dia maksud.

"Kenapa emang?" tanya Chesya kepo.

"Gapapa, ganteng aja gitu. Adem liatnya" Millie menjawab dengan wajah aneh, membuat Chesya menepuk pipinya pelan.

"Yeh! Cogan aja pikiran lu!" Millie memegang pipinya sambil menatap Chesya kesal.

"Biarin sih!" Ucapnya kesal. Chesya hanya bisa tertawa akibat tingkah teman barunya yang aneh itu.

Mereka menyudahi larinya saat coach meniup peluit, tanda mereka harus kembali kehadapannya.

"Setelah ini, kalian akan memilih grup berisi 6 orang. Bebas, campur cewe cowok. Lalu kita akan bermain basket melawan kakak kelas kalian. Bisa dipahami?" coach memberi arahan dan perintah.

"Bisa!" jawab para murid serempak. kemudian mereka mulai membentuk grup berisikan 6 orang.

"Mil! kita sama siapa?" tanya Chesya sambil menatap teman teman sekelasnya.

"Nanti juga ada yang nyamperin, kita kan cantik" jawab Millie percaya diri.

"Apa hubungannya anjrit!" desis Chesya pelan karena ada seseorang yang menghampiri mereka.

"Hai! gue Sadie, boleh gabung?" tanya orang tersebut. Millie dan Chesya otomatis mengangguk kompak.

"Boleh!" jawab mereka berbarengan. Sadie tersenyum.

"Thanks" 

"Hey! Kalian!" mereka bertiga menoleh kearah sumber suara.

"Masih kurang orang ga kelompoknya?" tanya salah satu dari mereka. Chesya, Millie, dan Sadie mengangguk berbarengan.

"Kita boleh gabung ga?" tanya mereka lagi.

"Boleh!" Millie menjawab duluan dengan semangat membuat Chesya menatapnya heran.

"Kata gue juga apa, pasti ada yang ngajak karna kita cantik" Millie berbisik kepada Chesya saat tiga orang cowo berjalan menghampiri mereka.

"Gue Noah" ucap salah seorang cowo dengan ramah.

"Gue Louis" lanjut yang lainnya dengan tersenyum.

"William" lanjut orang trakhir dengan nada dingin dan cuek.

Jujur saja, Chesya susah membedakan mereka karena muka mereka agak mirip. Rambut mereka pun berwarna gelap semua membuat mereka semakin susah untuk di bedakan.

"Kalian sodaraan?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Chesya membuat Louis dan Noah tertawa kecil. Sedangkan William terlihat tidak peduli.

"Ngga, kita temenan doang dari kecil" jawaban Louis mengundang kata 'oh' dari Chesya.

"Ketua kelompok harap maju mengambil nomer undian!" seruan dari coach memecah fokus mereka. setelah berdebat kecil, akhirnya Noah yang akan maju untuk mengambil undian.

"Dapet nomer berapa?" Tanya Millie begitu Noah kembali ke kelompok mereka.

"3. Sama grup nya kak Calum"

"Mati gue" desis Chesya pelan begitu mendengar jawaban dari Noah.

Masalahnya, dia tahu kalau kakaknya jago bermain basket. Meskipun Calum pasti mengalah kalau dirumah, tetapi pasti kalau di sekolah beda ceritanya. Belum lagi pasti Calum akan memilih teman sekelompok yang sama jagonya. Membayangkan itu semua membuat wajah Chesya pucat seketika.

"Kenapa lu jadi pucet?" Millie berbisik ke telinga Chesya.

"Kenapa lawannya harus kakak gue sih?!" Balas Chesya berbisik juga.

"Mana gue tau!"

"Ah, lo ga membantu!"



_________

"Nomer undian 3!" Chesya tambah panas dingin begitu coach mengumumkan bahwa ini gilirannya.

'Aduh ya tuhan, tolong aku' batin Chesya berteriak.

"Posisi!" Teriak coach. Noah dan Calum berhadapam di tengah lapang. Sebelum itu, Calum sempat melirik kearah Chesya dan mengedipkan sebelah matanya membuat Chesya bergidik ngeri.

"1...2..3!" Coach melempar bola bersamaan dengan peluit yang di tiupkan.

Calum menepis bolanya dan langsung mendribel kearah ring kelompok Chesya. Saat Calum ingin mengoper bolanya, William lebih dulu mengambil alih bola dari Calum, kemudian mengopernya kearah Noah yang berhasil ditangkap. Sadie sudah siap di dekat ring, saat Noah melempar bola padanya, Sadie berbalik dan memasukan bola tersebut ke ring. Mencetak goal pertama dan meninggalkan Chesya yang tercengang di dekat ring kelompok mereka.

Saat tahu bahwa kelompoknya memiliki peluang, Chesya tersenyum miring dan mulai ikut bermain. Bola babak kedua berhasil diambil oleh William, dia mengoper bola ke Louis yang langsung mendribel bolanya. Saat Louis ingin mengoper ke Sadie, sayangnya malah meleset dan diambil alih oleh Luke. Tapi Noah kembali mengambil bola dari Luke dan melemparnya pada Millie. Millie yang melihat Chesya ada di dekat ring lawan sedang meminta bola langsung mengopernya. Chesya berhasil menangkapnya secara mulus, saat dia berbalik dan melompat hendak memasukan bola kedalam ring, seseorang menabraknya. Mengakibatkan bola yang Chesya pengang menggelinding jauh, dan dirinya yang jatuh terseret di lantai lapangan.

"CHESYA!" Terdengar suara Calum dan Millie berbarengan menyebut namanya.

"Aw." sedangkan Chesya hanya berseru pasrah memandangi lututnya yang berdarah. Namun detik berikutnya, dia menoleh kebelakang dengan tatapan tajam.

"Siapa yang dorong gue?!" Serunya marah. Tatapannya dia tujukan kepada kakak kelasnya tampa takut sedikitpun. Tampa diduga, Luke berjalan kearahnya.

"Sorry" ucap Luke setelah berada di hadapan Chesya yang menatapnya nyalang. Luke mengulurkan tangannya berniat membantu.

"Gabutuh" balas Chesya ketus sambil menepis tangan Luke kasar.

Dia berdiri, meninggalkan Luke dengan rasa bersalahnya dan berjalan kearah Calum dengan tertatih. Calum yang tahu bahwa adiknya susah jalan, langsung datang menghampiri dan menggendongnya di punggung untuk dibawa ke uks. Yang lagi lagi malah meninggalkan desas desus orang orang yang melihat mereka.





























-Key✨

Sisters?Where stories live. Discover now