Back to Reality 🙂

28 5 0
                                    




Back to Reality 🙂

"Selamat pagi pasangan bucin!" Millie menyapa Chesya dan William yang sedang asik mendengarkan musik melalui satu earphone dengan kepala Chesya yang diletakan di bahu William.

"Pagi pasangan suram" balas Chesya sarkas. Millie mencibir pelan.

"Gue ga suram ya! Lo aja terlalu bucin" Millie melakukan pembelaan.

"Biarin lah. Pacaran ga bucin tuh aneh" balas Chesya tak mau kalah.

"Dih justru bagus, daripada nanti terjadi yang ngga ngga" Chesya melotot kearah Millie yang menunjukan wajah polos tampa dosa.

"Lo doain gue yang ngga ngga?!" Tanya Chesya marah. Millie meringis pelan.

"Ya ga gitu anjir" Millie terlihat menyesal telah berbicara seperti itu kepada sahabatnya.

"Ya terus?! Tadi lo bilang kalau bucin nanti terjadi yang ngga ngga! Lo ga percaya gitu sama gue sama Will?! Parah banget si!" Kilatan amarah terlihat di mata Chesya. Millie menatapnya bingung.

"Kantin yu" William menengahi perdebatan keduanya. Dia menarik tangan Chesya pelan, mengajaknya menuju kantin.

"Pms" bisik William saat melewati Millie.

"Pantes" gumam Millie pelan. Chesya masih memasang wajah kesalnya, tapi ikut berjalan dengan William kearah kantin.

Kalau Chesya sedang pms begini, jangan harap bisa hidup tenang. Mengusiknya sedikit saja, dia akan meledak marah seperti tadi. Hanya William yang bisa mengubah mood Chesya kembali baik. Maka dari itu, William langsung mengajak Chesya ke kantin untuk menenangkan hati kekasihnya.

"Nih minum biar dingin" William memberikan sebotol minuman dingin ke hadapan Chesya. Chesya menerimanya masih dengan wajah kesalnya.

"Thanks" balas Chesya singkat.

"Mau bahas kenapa marah tadi?" William bertanya lembut. Chesya menatap kearahnya. Seketika pandangan Chesya ikut melembut.

"Gatauuu" Chesya menenggelamkan kepalanya di dada William. William yang mengerti langsung memeluk Chesya, mengusap bahunya lembut.

"Kenapaa" bujuk William sambil mengusap kepala Chesya pelan. Chesya menggeleng tak tahu.

"Willy... aku merasa bersalah sama Millie" gumam Chesya pelan. William tersenyum tipis.

"Terus mau gimana?" Tanya William.

"Minta maaf?" Balas Chesya lebih kearah pertanyaan.

"Tapi maluuu" ujarnya kemudian, semakin menenggelamkan kepalanya di dada William.

"Gabole gengsian" William mengecup puncak kepala Chesya lembut, membuat rona di pipi Chesya terlihat.

"Aku anter, yu" lanjut William membujuk Chesya lembut. Tetapi tidak ada balasan dari kekasihnya itu.

"Key..." panggilnya. Chesya mendongak dengan air mata di pipinya.

"Loh ko malah nangis?" Seru William panik.

"Takut" cicit Chesya pelan. William tersenyum tipis.

"Kan aku temenin" William kembali membujuk. Chesya terdiam.

"Yaudah ayo" putus Chesya sambil mengusap air matanya pelan. William tersenyum penuh kemenangan. Dia lantas menggiring Chesya kembali ke kelas, untuk menemui Millie.

"Mil" panggil William begitu mereka memasuki kelas. Millie menoleh. Dibelakang William, Chesya mengekor takut takut.

"Oit" jawab Millie. Dia bangkit berdiri menghampiri William. Louis, Sadie dan Noah menatap mereka heran.

Sisters?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang