Permission 👀

38 5 4
                                    




Permission 👀

"Willy" panggilan dari Chesya membuat William menoleh kearahnya.

"Apaa sayang" balas William lembut.

"Ih! Gausah sok romantis gituuu" rengek Chesya. William tertawa senang.

"Kenapa kenapaa?" Kali ini William menjawab dengan benar.

"Kamu... cerita soal aku ke tante Shannon?" Tanya Chesya ragu ragu. William tersenyum, kemudian mengangguk.

"Iyaa" ucapnya mantap.

"Kenapa?" Tanya Chesya lagi.

"Ya emang ga boleh cerita pacar ke Mom?" Balasan dari William mengundang wajah cemberut Chesya.

"Iyaa boleh, tapi bukan itu pertanyaan aku" Willam tertawa.

"Karna kamu satu satunya" hanya satu kalimat yang keluar dari bibir William, tapi mampu meluluhlantahkan hati Chesya dalam sekejap.

"Cie salting" goda William saat melihat Chesya hanya diam dengan pipi semerah tomat.

"Nyebelin kamu ya! Cepet sehat lah biar ga ngeselin kek gini" Ucap Chesya kesal. William kembali tertawa.

"Seneng juga jadi kamu ya, kerjanya jailin orang" Chesya tersenyum bangga karena kata kata William.

"Iya dong! Tapi aku juga seneng kamu jadi banyak ketawa Will" William tersenyum. Dia mengambil tangan Chesya dan menggenggamnya erat.

"Alesan aku ketawa kan kamu"

Kenapa kata kata yang keluar dari bibir William saat ini sangat amat manis?

"Willy...." ucap Chesya terharu.

"Jangan kemana mana, aku gamau kehilangan kamu" seketika air mata Chesya turun. Dia berhamburan kedalam pelukan William.

"Always and Forever" bisik Chesya pelan.

Namun tampa Chesya tahu, William malah tersenyum masam mendengar bisikan dari kekasihnya itu.


________

"Mikel!" Panggil Chesya begitu dia melihat Michael sedang bersantai di ruang tv. Oh fyi, Chesya baru saja sampai rumah semenit yang lalu.

"Ape de ah ganggu ae lo" jawab Michael sambil melempar bantal kearah Chesya.

"Anjim!" Teriak Chesya begitu bantal tersebut mengenai wajahnya.

"Sialan lu ye!" Chesya kembali melemparkan bantal kearah Michael.

"Anjir! Kenapa lu lempar balik ni bantal?" Michael berseru kesal saat bantal tersebut berhasil mendarat di kepalanya. Chesya tertawa puas.

"Suruh siapa lempar gue duluan!" Ucap Chesya sambil berjalan kearah sofa, tempat Michael berada.

"Lagian lo ga jelas dateng dateng ngajak berantem" balas Michael tak mau kalah.

"Yeu. Gue cuma mau bilang, kayaknya gue gabisa ikut ke Bali" seketika Michael menatap adiknya dengan raut bingung.

"Kenapa ga jadi ego? Semua udah siap tinggal berangkat! Ah lu mah gaasik" Michael melipat tangannya di depan dada dengan bibir yang di majukan tanda kesal. Chesya memutar bola matanya malas.

"Dengerin gue dulu anjir! Mukalu udah kayak anak kecil ga dikasih permen" Michael melirik sinis kearah Chesya.

"Apa?!" Serunya galak.

"Woila galak amat. Gue gabisa ikut karna pacar gue masuk RS tadi" jelas Chesya. Michael menatapnya kaget.

"Serius lu?!" Tanyanya mengguncang bahu Chesya pelan.

Sisters?Where stories live. Discover now