28

3.1K 535 22
                                    

Selamat membaca 😊

.
.

Cerita Sasi menjadi beban pikiran baru untuk Via. Keesokan harinya, gadis itu memilih diam  di kamar seharian, mengabaikan semua pesan yang sejak pagi membombardir ponselnya sampai Via mematikan notifikasi semua aplikasi obrolan. 

Salah satu yang menghubunginya adalah Rafi. Mantan bawahannya itu bahkan sampai menghampiri Via karena gadis itu tidak kunjung menjawab pesan maupun mengangkat teleponnya.

"Mbak! Mbak! Mbak Via seriusan baik-baik aja kan?" Rafi berulang kali menanyakan hal yang sama dari balik pintunya sambil mengetuk. "Mbak, buka pintunya!"

Gusar, Via akhirnya membuka pintunya. Rafi sudah terlihat rapi dengan seragam Oasis. Dia sendiri masih lusuh dengan kaus belel dan celana training. "Apa sih, Fi?"

Rafi sampai menatapnya khawatir begitu melihat penampilannya. "Mbak, serius nggak apa-apa?"

Via mengangguk. "Gue baik-baik aja, Fi."

"Tapi Mbak...." Rafi hendak menyela, tetapi urung dilakukan usai Via menatapnya tajam. "Sa-saya," Rafi meneguk ludahnya, gugup. 

"Gue baik-baik aja, Fi. Jadi, lo jangan ganggu gue."

Begitu Rafi undur diri, Via kembali mencari berita daring mengenai SmallHelp yang selalu dilihatnya setiap pagi.

Dan headline berita-berita itu mengarah ke arah yang sama.

Fujie Group (FG) Lepas Saham SmallHelp, Ada Apa?


Diakuisisi Putera Group, SmallHelp Alami Perombakan Struktur


SelfKeep, Fitur Terbaru SmallHelp Apps. Apa itu?


Launching Fitur Baru, SmallHelp Gaet Kaum Gen-Z dan Millenial

Semua berita itu mengisyaratkan perubahan yang sangat mencolok. SmallHelp bukan lagi perusahaan rintisan yang dulu ia kelola bersama Dimas dan Aries. Apalagi melihat satu judul artikel yang baru saja ditulis pagi ini.


Era Baru SmallHelp: Disokong Perusahaan Baru, Visi-Misi Ikut Baru?


Dimas mulai mengubah SmallHelp menjadi perusahaan yang tidak lagi dikenalinya. Dengan cara kerjanya, Via bisa menebak rencana Dimas berikutnya: menghilangkan core business SmallHelp, yaitu menolong bisnis kecil-menengah yang mengalami krisis dengan menawarkan solusi.

Ah, sudahlah. Kenapa pula repot-repot memikirkan perusahaan yang telah ia tinggalkan?

Lama di Jogja, Via pun memiliki pekerjaan baru. Berhubung Bian tidak pernah menerima uang bulanan, Via bersedia meminjamkan tenaganya untuk membantu Oasis cabang Jogja yang kian naik daun tanpa dibayar tunai. Di luar itu, Via menerima jasa konsultasi bisnis. Semacam bengkel konsul, untuk bisnis yang telah berjalan maupun yang baru dirintis. Rafi juga ikut membantunya, meski bayarannya tidak sepadan dengan pekerjaannya di Oasis. 

Tok! Tok!

Via menggeram sebal. "Fi, gue udah bilang jangan ganggu--" Via terpaku saat menyadari siapa yang mengetuk pintunya. Bian.

Bian terlihat salah tingkah. "Er, sori kalau gue ganggu," Bian menggaruk leher belakangnya. "Gue cuman mau ngecek, lo udah bangun apa belum. Soalnya pesan gue nggak dibales-bales."

Via langsung mengecek ponselnya. Dari sekian notifikasi yang membuatnya gusar, salah satu notifikasi itu rupanya datang dari Bian. Pemuda itu menanyakan jadwalnya hari ini. "Gue mau istirahat seharian di kamar, Bi."

FLAW(LESS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang