BAB 25

391 67 10
                                    

(17+ Bocah bubu aja yak 😘😘😘😅 *becanda 😆 )

***

Mukena yang baru saja dipakai sudah Vio gantung kembali. Aneh, biasanya dia mengantuk setelah sholat subuh. Tapi hari ini dia sama sekali tak merasa ingin tidur lagi setelah sholat. Apa karena ada Sky bersamanya?

Sky mengulurkan ponselnya pada Vio.

"Apa ini?" tanya Vio. Apa Sky ingin Vio mengecek ponsel untuk melihat pesan masuk dan keluar? Tapi mereka baru menikah, bukankah yang Sky lakukan ini terlalu cepat?

"Saya belum punya nomor ponsel kamu," kata Sky.

Baru sadar, ternyata selama ini mereka tak punya nomor ponsel masingmasing. Kalau ada sesuatu biasanya Sky akan datang ke rumah atau langsung bicara pada Setyadi. Mereka tak pernah saling berkirim pesan sendiri.

Vio segera menyimpan nomornya di ponsel Sky. Ngomongngomong, tak ada sandi saat membuka ponsel. Sky benarbenar tak memiliki rasa privasi kah?

"Rekam sidik jarimu di ponsel saya!" ucap Sky lagi.

"Kenapa?" tanya Vio bingung.

"Biar kamu bisa membuka ponsel saya dengan mudah nanti. Kebetulan sekarang di ponsel sudah bisa merekam dua sidik jari," jelas Sky.

"Tapi, ini barang pribadimu. Abang, kenapa kau begitu percaya padaku?"

Sky tersenyum, "Kamu istri saya. Tentu saja saya percaya kamu."

Karena Vio masih terlihat bingung, Sky menarik tangan Vio dan dengan cepat merekam sidik jari istrinya itu.
"Kamu tak harus melakukan hal yang sama. Maksud saya jika kamu merasa ponsel kamu adalah sesuatu yang pribadi, kamu tetap bisa menjadikan itu sebagai milikmu sendiri. Saya tak keberatan. Jangan merasa terbebani karena saya melakukan ini."

Entah kenapa Vio merasakan sesuatu yang aneh di hatinya. Sky sangat baik padanya. Dari awal mereka bertemu, Sky tak pernah melakukan hal yang mengecewakan. Dia selalu dimanjakan oleh pria yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Kenapa Sku begitu berbeda dengan Haidar?
'Ish kenapa aku selalu membandingkan mereka terus?!'
Vio mengetap bibir, merasa kesal dengan diri sendiri.

Tangan Vio meraih ponsel miliknya dan menyerahkannya pada Sky, "Kata sandinya jan...." Vio mengambil kembali ponselnya. Dia lupa kalau kata sandinya adalah 'JandaLuchu'. Tak mungkin dia memberitahu hal memalukan seperti itu pada Sky. Seolah dia sangat bangga dengan statusnya. Dengan cepat Vio mengganti sandi ponsel.

"Kenapa diganti? Apa sandi sebelumnya?" tanya Sky.

Vio enggan menjawab.
"Itu hal memalukan. Lupakan saja. Kata sandinya sekarang 'langitnyaVio'. Abang harus ingat ini ya!"

"LangitnyaVio?" Sky menaikkan satu alis. Yaa Tuhan, kenapa istrinya luchu sekali? Sky tak bisa tak terkekeh mendengar itu.

"Ish jangan tertawa. Itu sekaligus untuk mengingatkan Abang kalau Abang itu sudah jadi suamiku sekarang, milikku. Karena kita sudah menikah, aku akan berusaha menumbuhkan perasaanku untuk Abang. Dilihat dari wajah dan sikap sepertinya tak akan sulit aku jatuh cinta pada Abang, ya meskipun yang pertama itu tak terlalu penting juga sebenarnya. Dan ya aku tahu perasaan Abang padaku mungkin belum dalam karena kita baru kenal. Aku juga akan buat Abang jatuh cinta padaku sejatuhjatuhnya pokoknya. Btw,  aku tak bisa terlalu percaya diri. Aku masih butuh bantuan Abang, aku ingin Abang mengajariku cara untuk membuat Abang jatuh cinta padaku. Boleh?"

"Nghhh?"

"Bukan rahasia bahwa cinta pertamaku tak terbalas. Aku tak punya keahlian membuat orang jatuh cinta padaku. Jadi ajari aku!" ucap Vio lagi.

Bukan Salah Jodoh ✔Where stories live. Discover now