BAB 27

363 58 6
                                    

***

Sarapan yang disiapkan sangat kaya. Lily bahkan tak bisa menutup mulutnya melihat banyak makanan di meja.

"Abang yang masak?" tanya Lily tak percaya.

"Ya!" jawab Sky. "Yang di piring merah jambu itu milikmu. Abang sudah buat sedikit pedas khusus untukmu!" bisik Sky.

Mendengar Abang iparnya menyebut makanan pedas membuat Lily bersemangat. Selama ini Bundanya selalu membuat makanan yang tak pedas hanya karena Ayah mereka tak suka pedas. Senang rasanya punya Abang yang sangat paham preferensinya seperti itu.

"Sayang Abang banyakbanyak!" ucap Lily lalu duduk di depan piring yang disiapkan Sky.

"Tunggu Ayah dan Bunda dulu!" ucap Sky lagi.

Lily mengangguk patuh.

"Ngomongngomong Kakak kemana? Kenapa belum turun?" tanya Lily.

"Dia agak tak enak badan. Kalau tak larat turun paling nanti Abang yang antar sarapan ini ke kamar," ucap Sky.

"Abang jangan terlalu memanjakannya!"

"Lah kenapa?"

Lily diam menunduk tak menjawab.

"Dia istri Abang, siapa lagi yang bisa Abang manjakan selain dia?" tambah Sky lagi.

"Aku hanya takut!"

"Takut?" Sky mengerutkan dahi.

"Vio sangat manja padamu sekarang!" Jika sedang sangat serius Lily memang akan menyebut nama Vio langsung, bukan Kakak. "Aku takut dia akan bergantung padamu. Jika suatu hari Abang meninggalkan Vio dia pasti akan sangat sedih kan? Maaf Abang, aku tak bermaksud mendoakan tak baik!" Lily masih menunduk.

Sky mendekati Lily dan mengusap kepalanya yang berlapik kerudung. Dia paham kekhawatiran Lily. Perceraian Vio mungkin juga menyimpan trauma untuk adiknya ini.
"Abang tak akan meninggalkan Kak Vio!" ucap Sky meyakinkan Lily.

Lily tersenyum lagi, "Lily tahu Abang memang orang baik!" katanya lega.

Sebelum keluarga yang lain datang, Sky mencuci wajan kotor yang baru saja dia gunakan. Tibatiba Vio datang mengagetkannya.

"Kenapa turun?" tanya Sky sambil melanjutkan mencuci.

"Kiss!" Vio berjinjit sambil memuncungkan mulutnya.

Sky menoleh lagi lalu menunduk memberi ciuman capung untuk istrinya itu.

"Aku juga lapar ingin makan, jadi aku turun!" ucap Vio menjawab pertanyaan Sky tadi.

"Bukannya kamu tak enak badan?" Sky memindai tubuh Vio.

Melihat pandangan suaminya membuat Vio malu.
"Aku sudah okay sekarang."

"Yasudah kamu duduk dulu dengan Lily sana!"

"Kiss dulu!"

"Vio, tangan saya kotor masih mencuci wajan."

"Kan gak perlu pakai tangan pun!"

Dengan pandangan tak berdaya Sky mencium Vio. Bukan main saat bangun tadi dia sangat pemalu. Sekarang sudah berubah tak tahu malu lagi.

"Sekarang kamu duduk dulu!" pinta Sky.

"Aku masih belum puas menganggu Abang!"

"Diganggu balik nanti nangis. Sudah cepat duduk sana! Pinggangmu katanya sakit, lututmu juga lemas, terus ta...."

"Ish stop!" potong Vio tibatiba kembali malu mendengar halhal itu.

"Hahah!" Sky mencium kepala Vio lalu kembali fokus mencuci wajan.

Bukan Salah Jodoh ✔Where stories live. Discover now