CHAPTER 23 : WHISPER

268 22 0
                                    

Mobil audi hitam milik NamJoon memasuki pekarangan mansion keluarga Kim saat jam dinding baru menunjukkan pukul sebelas siang. Awalnya JiHoon kira itu hanya sekretaris ayahnya yang pulang lebih awal untuk mengambil berkas tertinggal, remaja itu sedikit terkejut kala melihat siluet ayahnya memasuki ruang tamu melewati dirinya yang sedang bersantai mengerjakan tugas.

"Tumben sekali sudah di rumah"

Monolog JiHoon rupanya didengar oleh NamJoon saat hendak menaiki tangga. Ayah dua anak itu berbalik dan menghampiri putranya yang masih asyik merebahkan diri bersama buku-bukunya.

"Dimana ibumu?"

JiHoon terlonjak dari acara mengerjakan tugas dan buru-buru menegakkkan diri kala ditanya oleh sang ayah.

"Eomma? Pergi ke rumah teman"

"Teman?" Satu alis NamJoon terangkat. Ini bukan pertama kalinya SeokJin menemui teman, yang jadi pertanyaan adalah siapa teman yang rutin ditemui akhir-akhir ini

"Kukira ayah tau semua teman-teman eomma"

Persetan. JiHoon tidak mau tau dan malas ikut campur dengan urusan orang tuanya. Direbahkan kembali dirinya pada karpet yang ia gelar dan kini JiHoon memilih memasang earphone pada telinganya.

Tak lama berselang Hoseok memasuki rumah. Sekilas laki-laki itu menyapa tuannya dan hendak berlalu menuju dapur sebelum akhirnya dihentikan oleh pertanyaan dari NamJoon.

"Hoseok-ah, kau tau tentang teman yang ditemui SeokJin akhir-akhir ini?"

Sejenak sekretaris itu berfikir, seingatnya istri majikannya itu tidak memiliki teman dekat. Bahkan SeokJin type orang yang malas mengunjungi teman-temannya dan hanya berkumpul ketika ada arisan. Semua teman SeokJin, Hoseok mengenalnya karna mereka satu sekolah. Namun memang aneh akhir-akhir ini ia sering melihat SeokJin pergi seorang diri padahal biasanya akan meminta dirinya untuk mengantar walaupun sedang sibuk.

"Maaf tuan, aku kurang tau. Nyonya SeokJin tidak bercerita apapun kepadaku"

NamJoon mengibaskan tangannya, memberi tanda bahwa Hoseok boleh pergi. Setelahnya laki-laki itu berinisiatif menghubungi sang istri, namun lima kali panggilan tak satupun yang dijawab oleh SeokJin. Suasana hati NamJoon menjadi sedikit buruk. Bagaimana jika terjadi sesuatu jika wanita itu pergi seorang diri? JiHoon hanya melirik sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan ayahnya yang begitu posesif pada sang ibu.

"Kim JiHoon hari ini kau ada makan malam bersama putri Tuan Ahn, jadi datanglah dan jangan buat ayah kecewa"

Bukannya menjawab JiHoon justru bergeming di tempat, menggerakkan dirinya mengikuti musik dan berpura-pura tidak mendengar.

"Cobalah temui dia. Kau boleh putuskan apakah akan menerimanya setelah bertemu putri Tuan Ahn" NamJoon masih mencoba sabar menghadapi JiHoon. Sungguh kesabarannya mulai tipis padahal hari masih beranjak siang.

"Bagaimana kalau kukenalkan putri Tuan Ahn pada WooJin? Keluarganya juga kaya raya, kurasa Tuan Ahn akan setuju"

Satu tarikan nafas dalam berhasil NamJoon ambil. Dengan langkah kaki pelan laki-laki itu mendekati putranya dan menatap tajam. JiHoon melirik sekilas.

"Baiklah, aku akan menemuinya" pasrah JiHoon

"Kurasa walaupun aku menolak ayah akan menyuruh paman Hoseok untuk menyeretku ke tempat makan malam" lanjutnya

"Bagus jika kau tau. Jaga batasanmu!"

Setelahnya NamJoon berlalu begitu saja menuju kamar, meninggalkan JiHoon yang suasana hatinya menjadi buruk. Laki-laki itupun merapikan bukunya lantas menyambar kunci motor. Dengan pakaian seadanya, alias kaos dilapisi kemeja kota-kotak dipadu ripped jeans JiHoon mengendarai motornya. DongHo si security yang menikamti es jeruk di tengah terik matahari bergegas menuju gerbang untuk membukakan pintu.

[TAEKOOK] BLINDWhere stories live. Discover now