CHAPTER 25 : BITTERSWEET

215 24 0
                                    

                Sudah puluhan kali pintu bercat putih itu digedor oleh Yoongi namun tidak ada satupun jawaban yang menyahut dari balik pintu tersebut. Mata Yoongi semakin sembab mendapati tak ada satupun tanggapan dari putranya. Saat ini hanya berbagai kemungkinan buruk yang memenuhi fikiran hingga rasanya mau pecah.

"Sudah Min, beri Taehyung waktu untuk menenangkan diri"

"Tidak. Jika tidak sekarang maka aku... bisa kehilangan segalanya"

Dasarnya Yoongi memang keras kepala, Jimin hanya mampu menghela nafas dalam. Diletakkannya air putih yang sempat ia ambil dari dapur. Berharap wanita itu mau minum sedikit agar tidak ada tragedy pingsan nantinya.

"Tae ayo bicara! Eomma janji akan menjawab semua pertanyaanmu. Tapi eomma mohon keluarlah"

PRAANGG

Bukannya jawaban justru suara benda pecah yang Yoongi terima. Perempuan itu berjengit beberapa langkah dari pintu. Selain kaget kini kakinya juga terasa perih karna tampaknya tergores beberapa serpihan kaca yang berhasil lewat dari sela-sela pintu kamar.

Menyerah. Akhirnya perempuan itu menyerah. Jimin berusaha menahan Yoongi ketika tubuh wanita itu mulai merosot di lantai. Dibantunya duduk perempuan itu di area yang sekiranya aman dari pecahan kaca. Setelahnya Jimin pergi dari sana. Selain ingin memberi waktu laki-laki itu juga ingin mencarikan obat untuk luka di kaki Yoongi.

"Tebakan kedua Namjoon oppa benar. Kau... bukan anak kandungku"

Meski lirih namun Taehyung dapat mendengar pengakuan dari orang yang selama ini ia anggap sebagai ibu. Hatinya bagai diremat kuat. Kenyataan pahit jika ia dibohongi dengan rapi selama delapan belas tahun ini membuatnya benar-benar seperti orang tolol. 'Orang dewasa memang mengerikan'.

"Malam itu... Ayahmu memanggilku. Dia bilang ibumu ingin bertemu. Aku sahabat mereka satu-satunya, meski aku tau mereka diliputi masalah selama mengandungmu bagaimana aku tega untuk mengabaikan mereka"

Taehyung berjalan gontai mendekati pintu. Genangan air dan beberapa pecahan kaca di sekitar pintu diabaikannya sehingga beberapa bagian kakiknya ikut terluka seperti kaki Yoongi. Kini tubuhnya merosot berlahan untuk kemudian bersandar pada pintu. Ingin sekali rasanya marah tapi tenaganya entah menguap kemana. Oleh karna itu mendengarkan penuturan eomma-nya adalah pilihan terbaik saat ini.

"Cinta orang tua mu memang sudah sulit sejak awal. Tidak ada satupun yang setuju baik itu Namjoon oppa maupun kakekmu. Kau tau status sosial yang berbeda? Seperti itulah"

'Jadi seperti itu? Karna ibu putri konglomerat dan ayah hanya orang biasa' Taehyung tersenyum miris. Kisah orang tuanya persis seperti novel yang sering ia baca.

"Tapi ibumu memang orang yang sedikit nekad. Sampai akhirnya kau hadir diantara mereka"

'Ibu mengandungku sebelum ada pernikahan huh?' Laki-laki itu masih setia mendengar ocehan Yoongi

"Kakekmu sangat marah mengetahui fakta tersebut meski akhirnya menyetujui pernikahan. Baekhyun.. Ya, kau tau bukan nama ibumu Baekhyun-"

'Aku tau. Nama itu secantik parasnya'

"Dia pernah bercerita jika kakekmu sering memukulinya. Pernah suatu kejadian Seokjin eonni keguguran karna melerai pertengkaran kakekmu dan anak-anaknya"

'Apa kakek orang jahat'

"Kurasa kakekmu memang orang jahat"

Banyak bercerita membuat kerongkongan Yoongi mulai mengering. Diteguknya air putih yang sempat Jimin bawa tadi sebelum melanjutkan cerita. Yoongi yakin meski tidak ada sahutan tapi Taehyung pasti mendengarnya dari balik kamar.

[TAEKOOK] BLINDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora