CHAPTER 24 : THE DAY HAS COME

257 20 5
                                    

Setiap hari rasanya bagai sebuah kedipan mata.Baru kemarin rasanya merenggangkan punggung untuk menikmati libur akhir pekan, namun tanpa dirasa matahari sudah menyingsing beberapa kali sehingga berjumpa dengan Senin kembali. Hiruk pikuk di awal minggu sudah menjadi santapan rutin bagi Namjoon.Segala urusan seperti rapat di awal minggu dapat laki-laki itu lakukan dengan mata tertutup. Seperti saat ini, dirinya sudah duduk di ujung meja memimpin rapat guna membahas rencana pemasaran produk seminggu ke depan. Salah seorang pegawai dengan semangat menjabarkan segala ide yang telah disusun dalam sebuah slide presentasi, namun tampaknya apa yang dijabarkan pegawai tersebut tidak cukup mencuri atensi sang pimpinan selama rapat. Lihat laki-laki beranak dua itu justru termenung menatap layar ponsel dengan sesekali mengerutkan dahi.

"Tuan Namjoon?"

"Hmmm" tampaknya pimpinan itu belum menyadari akan situasi hening yang terjadi

"Presentasi dari Nona Cho sudah selesai"

Linglung. Begitulah gambaran Namjoon saat ini. Begitu atensinya beralih ke depan seluruh pegawai yang ikut rapat justru menatapnya dengan tatapan khawatir.

"Apa ada yang salah? Kenapa menatapku?" Oh, Namjoon sungguh tak suka situasi ini

Buru-buru seluruh pegawai yang tadi berfokus pada Namjoon berusaha mengalihkan pandangan. Ada yang berlagak mengecek berkas, tertunduk lesu, bahkan ada pula yang langsung ijin ke toilet. Pengecut.

"Bagaimana tuan? Apakah anda ada pertanyaan untuk presentasi yang disampaikan Nona Cho?" Mari berterimakasih pada Hoseok yang selalu siaga menyelamatkan situasi genting seperti saat ini.

"Cukup. Kalian bisa tutup presentasinya dan kembali bekerja"

Seluruh pegawai segera undur diri ketika presentasi ditutup oleh salah seorang dari pegawai. Para pegawai tampak segera undur diri dari ruang rapat, tapi tidak dengan Namjoon yang masih betah duduk di kursinya dan kembali menatap ponsel.Hoseok yang tadinya berniat meninggalkan ruangan jadi menahan langkah dan memberanikan diri untuk bertanya.

"Kuperhatikan tuan hari ini tidak fokus"

Teguran Hoseok menyadarkan Namjoon dari lamunan. Jika hanya berdua merekaakan bersikap lebih santai seperti saat ini. Ingat bahwa mereka adalah senior dan junior selama sekolah dan selalu bersama kemanapun.

"Tidakkah kau merasa curiga dengan perilaku Seokjin akhir-akhir ini Hoseok-ah?" Namjoon meletakkan ponsel di genggaman dan memutar kursi agar dapat berhadapan dengan sekretarisnya. Dirasa pembicaraan akan memakan waktu yang lama, Hoseok memutuskan duduk kembali di salah satu kursi kosong.

"Nyonya sering keluar sendirian akhir-akhir ini tanpa minta diantar olehku atau Taehyung. Aku fikir Nyonya Seokjin hanya butuh waktu sendiri" Bagaimanapun posisi Hoseok harus tetap netral sebelum adanya bukti. Ia tidak mau berspekulasi macam-macam.

"Setiap kali kutanya orang-orang kemana ia pergi selalu ke rumah teman. Tapi tak satupun temannya yang mengaku di datangi oleh Seokjin" Namjoon benar-benar curiga berat kali ini

"Tuan menyelidikinya?"

"Ya tentu saja, dia istriku dan aku harus tau kemana dia pergi"

Untuk kali ini Hoseok setuju terhadap pemikiran Namjoon. Istri tuannya memang terlalu mencurigakan jika hanya sekedar pergi ke rumah teman.

"Lihat apa yang kutemukan!"

Namjoon menyerahkan ponselnya pada sang sekretaris. Dengan seksama Hoseok mengamati apa yang coba ditunjukkan oleh tuannya. Sepanjang dia tau apa yang ada pada ponsel Namjoon adalah tampilan dari aplikasi pelacak.

[TAEKOOK] BLINDWhere stories live. Discover now